×

Akun anda bermasalah?
Klik tombol dibawah
Atau
×

DATA


Kategori

Ritual

Provinsi

Jawa Tengah

Asal Daerah

Wonosobo

Ruwat Rambut Gimbal

Tanggal 16 Mar 2020 oleh Yohana Kristi Purwadi. Revisi 5 oleh Yohana Kristi Purwadi pada 19 Apr 2020.

Wonosobo merupakan salah satu kota kecil yang berada di Provinsi Jawa Tengah. Kata Wonosobo sendiri merupakan kata yang diambil dari bahasa jawa, yaitu Wanasaba, yang memiliki arti “tempat berkumpul di hutan”. Memang benar, sejauh mata memandang, kota Wonosobo ini menampilkan pemandangan yang hijau. Kota yang memang sudah terkenal sebagai kota wisata dan tempat warga kota besar menghilangkan penat dari hiruk pikuk kota mereka. Sebagian besar wilayah kota Wonosobo merupakan dataran pegunungan, sehingga tak heran banyak potensi alam dan tradisional yang menjadi potensi wisata daerah ini. Salah satu potensi wisata terkenal yang dimiliki kota dingin ini adalah Pegunungan Tinggi Dieng. Pegunungan tinggi Dieng yang sering disebut dengan Negeri Diatas Awan ini sudah menjadi incaran bagi wisatawan dalam negeri hingga luar negeri. Bukan hanya keindahan alam saja yang disajikan, melainkan ritual-ritual dan tradisi yang masih melekat di daerah ini menjadi agenda tahunan para wisatawan.

Salah satu ritus atau ritual yang paling banyak diminati adalah ritual ruwat rambut gimbal. Ritual ini merupakan upacara pemotongan (cukur) rambut pada anak-anak berambut gimbal (gembel) yang dilakukakn oleh masyarakat setempat. Ritual ini dilaksanakan pada tanggal jawa yaitu satu suro, konon hal ini bertujuan untuk membersihkan atau membebaskan anak-anak berambut gimbal dari kesialan atau malapetaka. Masyarakat setempat memiliki kepercayaan bahwa anak-anak berambut gimbal merupakan keturunan Kiai Kolodete atau titipan Kanjeng Ratu Kidul. Mereka juga percaya bahwa rambut gimbal hanya boleh dipotong bila anak yang bersangkutan sudah menghendaki/memintanya dan harus dilakukan melalui ritual ruwat atau ruwatan yang dipimpin tetua adat setempat. Uniknya, ruwatan ini hanya dapat dilakukan setelah orang tua memenuhi permintaan yang diajukan oleh sang anak. Konon jika pemotongan rambut gimbal tidak dilakukan melalui ritual sakral, rambut gimbal akan kembali tumbuh dan si anak cenderung sakit-sakitan. 

Dibalik ritual ini, banyak permintaan lucu yang dibuat oleh para anak-anak kecil yang masih polos ini. Ada yang hanya meminta hal kecil seperti jajanan pasar, sebotol minuman kemasan, namun juga tidak jarang ada yang meminta emas hingga kerbau. Hal ini menjadi satu hal yang menggelitik para wisatawan yang memang sengaja datang untuk melihat ritual dan mengetahui apa saja permintaan-permintaan anak-anak tersebut. 

Prosesi ruwat rambut gimbal ini dimulai dengan dikumpulkannya anak-anak yang akan diruwat serta segala sesuatu yang mereka minta di rumah tetua adat setempat. Kemudian anak-anak tersebut di arak keliling kampung pegunungan tinggi Dieng. Setelah itu mereka dibawa menuju Kompleks Dharmasala untuk melangsungkan ritual jamasan. Jamasan sendiri berasal dari kata jamas yang berarti cuci, mandi, atau membersihkan. Air yang digunakan untuk ritual ini diambil khusus dari Sendang Sedayu. Setelah anak-anak tersebut dimandikan, anak-anak dibawa menuju Kompleks Candi Arjuna untuk melakukan pemotongan rambut gimbal. Pemotongan rambut baru dapat dilakukan setelah tembang _Dandang Gula_ selesai dilantunkan. Biasanya orang yang memotong rambut adalah para sesepuh serta pejabat sekitar. 

Seiring berjalanannya waktu, ritual ini sudah menjadi pertunjukan budaya yang sudah terkenal hingga manca negara. Sehingga tak heran, ritual ini menjadi salah satu agenda peting dalam Festival Budaya Dieng atau yang sering didengar _Dieng Culture Festival_. Festival ini merupakan agenda tahunan yang diadakan disekitar kompleks candi Dieng. Ritual ini bahkan sudah ditetapkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan pada tahun 2016 sebagai salah satu warisan budaya takbenda Indonesia.

sumber : https://www.bbc.com/indonesia/majalah/2016/08/160807_majalah_pemotongan_rambut_gimbal

DISKUSI


TERBARU


Ketipung ngroto

Oleh Levyy_pembanteng | 19 Apr 2024.
Alat musik/panjak bantengan

Ketipung Ngroto*** Adalah alat musik seperti kendang namun dimainkan oleh dua orang.Dalam satu set ketipung ngroto terdapat 2 ketipung lanang dan we...

Rek Ayo Rek

Oleh Annisatyas | 19 Apr 2024.
Seni

Lagu Rek Ayo Rek adalah salah satu lagu asli Surabaya. Lagu ini diciptakan dengan bahasa khas "Suroboyo-an" oleh Is Haryanto. Rek Ayo Rek j...

Simpa Odja

Oleh Andi Redo | 05 Apr 2024.
Ornamen

Simpa Odja adalah ornamen wajib dalam setiap upacara di Kerajaan Gowa Tallo. Ornamen ini terdiri dari dua perangkat yang disatukan yaitu "Simpa&...

Ogoh-Ogoh, Dari...

Oleh Dodik0707 | 28 Feb 2024.
tradisi

Ogoh-Ogoh, Dari Filosofi Hingga Eksistensinya Malang - Jelang Hari Raya Nyepi, warga Dusun Jengglong, Desa Sukodadi, Kecamatan Wagir, Kabupaten Mal...

Na Nialhotan (D...

Oleh Batakologi | 06 Feb 2024.
Makanan

Dali Nihorbo atau di Pulau Samosir disebut dengan Na Nialhotan. Dibuat dari susu kerbau yang dimasak dengan garam dan bahan pengental. Ada 3 pilihan...

FITUR


Gambus

Oleh agus deden | 21 Jun 2012.
Alat Musik

Gambus Melayu Riau adalah salah satu jenis instrumental musik tradisional yang terdapat hampir di seluruh kawasan Melayu.Pergeseran nilai spiritual...

Hukum Adat Suku...

Oleh Riduwan Philly | 23 Jan 2015.
Aturan Adat

Dalam upaya penyelamatan sumber daya alam di kabupaten Aceh Tenggara, Suku Alas memeliki beberapa aturan adat . Aturan-aturan tersebut terbagi dala...

Fuu

Oleh Sobat Budaya | 25 Jun 2014.
Alat Musik

Alat musik ini terbuat dari bambu. Fuu adalah alat musik tiup dari bahan kayu dan bambu yang digunakan sebagai alat bunyi untuk memanggil pend...

Ukiran Gorga Si...

Oleh hokky saavedra | 09 Apr 2012.
Ornamen Arsitektural

Ukiran gorga "singa" sebagai ornamentasi tradisi kuno Batak merupakan penggambaran kepala singa yang terkait dengan mitologi batak sebagai...