347 entri ditemukan

Entri per provinsi
Entri per provinsi

Entri Terkait

Gambar Entri
Acara 1 Suro
Ritual Ritual
Jawa Tengah

Acara 1 Suro ini diadakan di seluruh wilayah Jawa setiap tanggal 1 Suro yang juga bertepatan dengan tanggal 1 Muharram. Tanggal 1 Suro ini juga adalah hari pertama dalam kalender Jawa. Salah satu tempat diadakannya acara ini adalah di keraton Surakarta pada malam hari. Dalam acara ini, ada kirab kerbau bule (albino), kirab kereta pusaka keraton, kirab keris, dan senjata pusakak keraton. Kerbau yamg dilibatkan adalah kerbau bule, keturunan Kiai Slamet. Dalam buku babad Solo karya Raden Mas (RM) Said. Leluhur kerbau bule adalah hewan kesayangan Sultan Pakubuwono II. Dalam acara ini, kotoran kerbau menjadi rebutan petani untuk sawahnya. Petani yakin, bisa membuat sawahnya subur, jika dipupuk kotoran kerbau yang dikirab (diarak).  

avatar
OSKM_16918326_Indi Affandi
Gambar Entri
Sedekah Laut Juwana
Ritual Ritual
Jawa Tengah

Setiap tanggal 7  bulan Syawal  yang jatuh setelah perayaan Hari Raya Idul Fitri, Sedekah Laut ini digelar besar-besaran. Biasanya warga lokal menyebutnya dengan Lomban Syawalan. Tradisi ini berpusat di Kecamatan Juwana. Dimana terdapat tempat pelelangan ikan terbesar di Pati. Seolah menjadi aset budaya untuk masyarakat Pati terutama daerah pesisir. Sebelum dilaksanakan Sedekah Laut Juwana, banyak sekali kegiatan yang dilakukan oleh warga. Hal yang paling penting adalah persiapan untuk menata sesaji. Peserta sedekah laut adalah para nelayan yang biasa mencari ikan dari laut. Salah satu syarat sesaji tersebut adalah kepala kerbau atau kepala kambing beserta 4 kakinya. Ada dua  sesaji  yang disiapkan dalam ritual ini. Sesaji yang pertama akan dilarung ke laut dan sesaji yang satu akan diarak dalam kirab untuk penanda batas akhir Lomban tersebut. Sebelum kegiatan Larung Sesaji dilakukan, biasanya akan dilakukan kirab atau arak-arakan yang menampilkan ik...

avatar
Oskm18_16018097_eva silvia septiana
Gambar Entri
Ater ater
Ritual Ritual
Jawa Tengah

Ater Ater   “Ater-ater” merupakan tradisi menjelang Hari Raya Idul Fitri yang masih sering dilakukan oleh masyarakat di Jawa Tengah. Tradisi ini dilakukan dengan berkunjung ke rumah kakek nenek, saudara, dan tetangga.  Biasanya ketika berkunjung kita membawa semacam parcel sebagai ungkapan rasa syukur kepada Allah SWT. Selain itu, tradisi ini juga bertujuan untuk menyambung silahturahmi sebelum hari raya. Di dalam parcel biasanya berisi tentang SEMBAKO (Sembilan Kebutuhan Pokok) seperti gula,minyak, sayur, dll. Selain itu, roti, gelas, peralatan rumah tangga lainnya juga biasa terdapat di dalam parcel. Tradisi ini biasanya dibarengi dengan ziarah kubur ke makam para leluhur,seperti kakek, nenek, kakek buyut dan saudara kita yang telah meninggal dunia. Hal ini bertujuan untuk mendoakan arwah-arwah leluhur sebelum menyambut hari suci Idul Fitri. Ziarah kubur atau “nyekar” (dalam bahasa Jawa) dilakukan setahun dua kali. Waktu pelaksanaann...

avatar
OSKM28_16418093_Rizkiawan Fandi Luthfianto
Gambar Entri
Kirab Satu Suro
Ritual Ritual
Jawa Tengah

#OSKMITB2018 Malam pergantian tahun Jawa, diperingati oleh Keraton Surakarta dengan mengadakan upacara Kirab Satu Suro. Pada upacara tersebut, pusaka-pusaka milik Keraton Surakarta dibawa berkeliling tembok keraton. upacara adat tersebut berawal mula pada jaman Kerajaan Demak. Sunan Giri II melakukan pengubahan sistem Kalender Hijriyah dengah sistem Kalender Jawa. Beliau berkeingan untuk meyatukan Pulau Jawa. Upacara tersebut diawali dengan diadakannya pengajian pada Jumt Legi. Akibatnya, 1 Muharrom (1 Suro) yang jatuh pada hari Jumat Legi pun dianggap sakral. Bahkan,  ianggap sial kalau ada orang yang memanfaatkan hari tersebut di luar kepentingan mengaji, ziarah, dan haul.  Menurut orang Jawa, 1 Suro dianggap sebagai tanda  berubahnya sifat dan karakter kosmis, berserta dunia ghaib, yang secara langsung diyakini mempengaruhi kehidupan manusia di bumi. Hal ini disebut sebagai  siklus Cakramanggilingan.  Kehidupan diasumsikan berputar silih berg...

avatar
OSKM_19918025_Joan Emelie
Gambar Entri
Puasa Mutih/Ngayep
Ritual Ritual
Jawa Tengah

Puasa  Nganyep  cara tirakat Jawa  atau yang sering disebut Puasa Mutih adalah salah satu kebudayaan yang dilakukan oleh orang Jawa yang bertujuan untuk mendekatkan diri kepada Sang Pencipta dan dikabulkannya  do’a-do’a  kita. Keunikan dari puasa mutih ini adalah tidak mengonsumsi makanan – makanan yang bernyawa dan tidak menggunakan garam dan gula. Saat puasa mutih hanya diperbolehkan memakan nasi putih, umbi –  umbian  dan buah –  buahan . Semua bahan makanan memiliki rasa tawar atau  anyep   , kecuali manis dari buah –  buahan . Untuk menjalankan puasa ini, tidak ada waktu tertentu dan biasanya dilakukan selama 3 hari dan 3 malam.     #OSKMITB2018    

avatar
OSKM18_16818009_Grace Fajryana Widiasih Muslimah
Gambar Entri
Ritual Pemotongan Rambut Gimbal
Ritual Ritual
Jawa Tengah

Ritual pemotongan rambut gimbal diadakan dalam rangkaian acara Dieng Culture Festival 2018 yang diselenggarakan pada tanggal 3-5 Agustus 2018. Ritual tersebut bertempat di kawasan Candi Arjuna, Dieng Kulon, Banjarnegara. Pada ritual tahun ini ada 12 anak berambut gimbal dari berbagai daerah yang mengikuti prosesi ritual. Sebelum ritual pemotongan dimulai, anak berambut gimbal tersebut melakukan kirab yaitu berjalan dari rumah pemangku adat ke kawasan Candi Arjuna dan dilanjutkan dengan melakukan prosesi jamasan atau mandi menggunakan air suci. Berdasar kepercayaan masyarakat setempat, Mbah Sumanto (pemangku adat), anak berambut gimbal itu pada dasarnya adalah murid dari Roro Ronce dari Samudera Kidul, yang dititipkan kepada Kyai Agung Kolodete sebagai murid. Kepercayaan ini sudah ada sejak ratusan tahun silam. Anak berambut gimbal akan meminta hal yang harus dipenuhi sebelum rambutnya dipotong. Permintaannya beragam, ada makanan, sapi, kambing, handphone, dll. Kalau...

avatar
OSKM18_16218085_Apriliana Putri Lestari
Gambar Entri
Kirab Budaya Syukuran Banyu Desa Pluneng
Ritual Ritual
Jawa Tengah

     Pluneng merupakan sebuah desa yang terletak di Kecamatan Kebonarum, Kabupaten Klaten, Provinsi Jawa Tengah. Di Pluneng terdapat empat sumber mata air yang diberi nama Umbul Tirto Mulyono atau Umbul Gedhe, Umbul Tirto Mulyani, Umbul Dawe, dan Belik Sawahan Ngemplak. Umbul Tirto Mulyono biasa juga disebut Umbul Lanang yang artinya laki-laki. Dahulu, hanya ada satu Umbul, yaitu Umbul Tirto Mulyono yang digunakan laki-laki serta perempuan untuk berenang. Namun, atas perintah Sunan Pakubuwono X, para perempuan kemudian dipisahkan untuk berenang di Umbul Tirto Mulyani.  Untuk sejarahnya sendiri, memang belum diketahui secara lengkap asal usul umbul ini.     Kirab Budaya Syukuran Banyu Pluneng ini diawali dengan para warga yang berbondong-bondong menyerahkan tumpeng dan hasil bumi di Balai Desa Pluneng. Para warga berjajar, sementara anak-anak menggunakan kostum dan pakaian adat Jawa. Selanjutnya, acara dilanjutkan dengan arak-arakan hasil bumi dan tu...

avatar
OSKM18_16618084_Hafidh Setiawan
Gambar Entri
Upacara Selapanan Bayi dan Tradisi Bancakan yang Mengiringinya
Ritual Ritual
Jawa Tengah

Upacara selapanan yang diiringi tradisi bancakan/nasi bancakan adalah tradisi yang dikenal luas dan dilakukan secara turun-temurun oleh masyarakat Jawa sebagai salah satu bentuk upacara slametan. Upacara selapanan ini dilakukan tepat saat sang bayi berusia 35 hari (selapan). Perhitungan ini dilakukan berdasarkan kalender Jawa, dimana masyarakat Jawa menghitung hari dalam hitungan sepekan sebanyak 7 hari (Senin – Minggu) dan hitungan pasaran dimana satu pasaran berjumlah 5 hari (Pahing, Pon, Wage, Kliwon, dan Legi). Perhitungan selapan berasal dari perkalian antara 7 dan 5 yang menghasilkan 35 hari.                            Tujuan dihelatnya upacara selapanan adalah dalam rangka menunjukan rasa syukur atas berkah dan keselamatan yang dilimpahkan Tuhan Yang Maha Esa kepada bayi dan ibunya.  Rangkaian selapanan memuat beberapa sesi upacara...

avatar
OSKM18_16718148_Fatih Hasan
Gambar Entri
Munggah Molo (Menaikan Kerangka Atap) Tradisi Jawa dalam Membangun Rumah
Ritual Ritual
Jawa Tengah

Munggah Molo (Menaikan Kerangka Atap) Tradisi Jawa dalam Membangun Rumah Sekilas Mengenai Munggah Molo Di daerah Jawa Tengah sejak zaman nenek moyang terdahulu sangat terkenal dengan berbagai macam kearifan lokal yang tumbuh mengakar mebudaya dikehidupan masyarakatnya. Masyarakat Jawa tengah selain terkenal dengan kehalusan bahasa dan sopan santunya, sejak dulu juga dikenal sangat menghargai alam sekitar dan dalam setiap tindakanya selalu mengandung makna filosofis luhur yang sangat menarik untuk dijadikan bahan kajian. Salah satu kebutuhan pokok dalam kehidupan seseorang ialah kebutuhan akan tempat tinggal. Dalam konsep kehidupan masyarakat Jawa Tengah, kebutuhan akan tempat tinggal ini menjadi salah satu hal yang dipikirkan masak-masak terutama bagi setiap individu yang hendak berkeluarga. Tatanan budaya Jawa sangat detail mengatur tentang bagaimana tata cara dalam mempersiapkan tempat tinggal salah satunya dengan adanya Upacara Adat “Munggah Molo”. Upa...

avatar
OSKM18_16318243_Firman Nuruddin