×

Akun anda bermasalah?
Klik tombol dibawah
Atau
×

DATA


Provinsi

Jawa Tengah

Asal Daerah

Jawa (Secara Umum)

Upacara Selapanan Bayi dan Tradisi Bancakan yang Mengiringinya

Tanggal 14 Aug 2018 oleh OSKM18_16718148_Fatih Hasan.

Upacara selapanan yang diiringi tradisi bancakan/nasi bancakan adalah tradisi yang dikenal luas dan dilakukan secara turun-temurun oleh masyarakat Jawa sebagai salah satu bentuk upacara slametan. Upacara selapanan ini dilakukan tepat saat sang bayi berusia 35 hari (selapan). Perhitungan ini dilakukan berdasarkan kalender Jawa, dimana masyarakat Jawa menghitung hari dalam hitungan sepekan sebanyak 7 hari (Senin – Minggu) dan hitungan pasaran dimana satu pasaran berjumlah 5 hari (Pahing, Pon, Wage, Kliwon, dan Legi). Perhitungan selapan berasal dari perkalian antara 7 dan 5 yang menghasilkan 35 hari.                           

Tujuan dihelatnya upacara selapanan adalah dalam rangka menunjukan rasa syukur atas berkah dan keselamatan yang dilimpahkan Tuhan Yang Maha Esa kepada bayi dan ibunya.  Rangkaian selapanan memuat beberapa sesi upacara yang ditujukan pada bayi dimana si bayi akan dicukur rambutnya, dan dipotong kukunya, yang kemudian sesuai dengan yang diyakini masyarakat Jawa rambut dan kuku tersebut akan disimpan dan dikubur bersama dengan tali pusar karena dipercaya dapat dimanfaatkan untuk tujuan tertentu.                                                             

Tak lengkap rasanya jika suatu perhelatan tradisi tidak dibarengi dengan santap kuliner, pun juga selapanan, santap kuliner khas masyarakat Jawa yang nantinya dibagi-bagikan kepada masyarakat sekitar juga merupakan bagian dari perhelatan secara inklusif. Kuliner sebagai salah satu sub-budaya dalam upacara selapanan disebut dengan bancakan, yang pada penyajiannya harus memerhatikan apa saja menu/bahan makanan yang harus dipenuhi secara mendetail, berikut adalah daftar bahan makanan/menu yang harus dipenuhi :

·         Tumpeng weton

·         7 jenis sayuran, yaitu kacang panjang, kangkung dan 5 jenis sayuran bebas. Semua sayuran ini akan direbus dan dipotong-potong, kecuali kacang panjang dan kangkung. Jenis sayur yang dipilih memiliki makna dan simbol tersendiri, sebagai contoh kacang panjang sebagai simbol harapan agar sang bayi panjang umur dan sayur bayam agar hidup sang bayi akan tentram.

·         Telur ayam yang telah direbus dan dikupas kulitnya berjumlah 7, 11 atau 17 buah

·         Bumbu urap atau gudangan yang dibuat tidak pedas, untuk membedakan antara acara bancakan weton untuk anak bayi dan orang dewasa

·         7 jenis buah-buahan dimana salah satu diantaranya adalah pisang raja

·         Cabai dan bawang merah yang nantinya akan dipasang di puncak tumpeng weton

·         7 jenis bubur, dimana 6 diantaranya merupakan bubur kombinasi berupa bubur gurih (putih) dan bubur manis (merah) serta satu bubur baro-baro yang merupakan bubur gurih yang ditaburi kelapa parut dan potongan gula kelapa

·         Saringan santan yang terbuat dari bambu

·         Kembang setaman yang terdiri dari mawar merah dan putih, melati, kanthil, dan bunga kenanga       

Nasi bancakan selain dimakan selepas upacara selapanan berakhir, juga dibagikan ke masyarakat sekitar dalam wujud kenduri atau semacam keranjang yang berisi beberapa jenis makanan. Selain itu, bancakan juga mengandung makna filosofis yang kental dengan elemen-elemen religi yang dicocok-cocokkan dengan elemen kejawen itu sendiri. Seperti semisal Angka 7 (pitu) merupakan harapan agar mendapatkan pertolongan (pitulungan) dari Tuhan Yang Maha Esa, sementara angka 11 (sewelas) merupakan harapan agar mendapatkan belas kasih (kawelasan) dari Tuhan Yang Maha Esa dan seterusnya. Semua hal tersebut merupakan salah satu nilai budaya Jawa yang harus tetap dikawal, dijaga, dan dilestarikan agar tidak luntur dan tergerus oleh pengadopsian atau asimilasi budaya yang sejatinya merusak dan merongrong budaya asli, karena selapanan dan bancakan adalah salah satu cagar budaya berbasis upacara ritual yang sampai sekarang masih tetap lestari, meski hanya segelintir segmen masyarakat Jawa yang sudi untuk melakukan selapanan sebagai salah satu bentuk upacara slametan.

 

#OSKMITB2018

DISKUSI


TERBARU


Bakso Titoti Wo...

Oleh Deni Andrian | 10 Jan 2025.
Makanan

Bakso titoti wonogiri gitu gaes ya hahahahhahahahahah

Tempong khas Te...

Oleh Deni Andrian | 10 Jan 2025.
Makanan

Bahan-bahan 12 porsi 1 papan tempe besar 1 genggam daun kemangi Bumbu Halus: 3 siung bawang putih 5 buah bawang merah 5 buah cabai rawit merah (op...

Mpaa Sere (Tari...

Oleh Aji_permana | 07 Jan 2025.
Tradisi

Mpaa Sere adalah tarian tradisional yang bertujuan untuk menyambut tamu penting sebagai bentuk penghormatan, sambil sesekali memperlihat ketangkasan...

Mpa'a Oro Gata

Oleh Aji_permana | 29 Dec 2024.
Tradisi

Mpa'a Oro Gata adalah salah satu permainan tradisional dari Bima, Nusa Tenggara Barat, yang diwariskan dari generasi ke generasi. Secara harfiah, ist...

Mpaa Kabanca (T...

Oleh Aji_permana | 28 Dec 2024.
Tradisi

Mpaa Kabanca adalah tradisi unik di Bima yang melibatkan atraksi di atas kuda. Dalam tradisi ini, peserta saling mengejek dan memperlihatkan kemampua...

FITUR


Gambus

Oleh agus deden | 21 Jun 2012.
Alat Musik

Gambus Melayu Riau adalah salah satu jenis instrumental musik tradisional yang terdapat hampir di seluruh kawasan Melayu.Pergeseran nilai spiritual...

Hukum Adat Suku...

Oleh Riduwan Philly | 23 Jan 2015.
Aturan Adat

Dalam upaya penyelamatan sumber daya alam di kabupaten Aceh Tenggara, Suku Alas memeliki beberapa aturan adat . Aturan-aturan tersebut terbagi dal...

Fuu

Oleh Sobat Budaya | 25 Jun 2014.
Alat Musik

Alat musik ini terbuat dari bambu. Fuu adalah alat musik tiup dari bahan kayu dan bambu yang digunakan sebagai alat bunyi untuk memanggil pend...

Ukiran Gorga Si...

Oleh hokky saavedra | 09 Apr 2012.
Ornamen Arsitektural

Ukiran gorga "singa" sebagai ornamentasi tradisi kuno Batak merupakan penggambaran kepala singa yang terkait dengan mitologi batak sebagai...