Nenjrag Bumi merupakan salah satu ritual upacara adat khas Sunda yang dilakukan kepada anak bayi dengan tujuan agar kedepannya sang anak tidak gampang ketakutan dan gampang kaget. Nenjrag Bumi dilakukan dengan cara meletakkan sang bayi di pelupuh (lantai yang terbuat dari bambu yang di belah-belah) kemudian indung atau ibu menghentakkan kaki nya ke pelupuh tersebut. Cara lain yaitu memukulkan alu sebanyak tujuh kali ke bumi di dekat bayi, Dengan melakukan upacara tersebut diharapkan agar bayi kelak menjadi anak yang tidak gampang terkejut dan penakut. #OSKMITB2018
Mipit par é merupakan tradisi masyarakat sunda yang dipersembahkan kepada Dewi Sri (Dewi Padi). Hingga kini mipit paré kerap dilakukan oleh sebagian masyarakat Jawa Barat salah satunya di Kabupaten Subang. Pelaksanaan mipit paré di setiap daerah tentu berbeda-beda. Di Kabupaten Subang sendiri mipit paré biasa dilakukan oleh para petani di sekitar pesawahan yang hidup di desa/kampung yang masih kental dengan budaya leluhur. Di Subang mipit paré sering disebut juga dengan mitembeyan . Mipit paré dalam pelaksanaannya memiliki dua sesi, sesi pertama dilakukan setelah menanam padi yang bertujuan untuk meminta izin kepada Dewi Sri agar dijauhi dari gangguan apapun hingga masa panen. Sesi kedua biasanya dilakukan sehari sebelum padi dipanen yang bertujuan untuk meminta izin bahwa padi akan dipanen. Dalam pelaksanaan mipit paré itu sendiri para petani harus mengelilingi sawah terlebih dahulu...
Sebuah ritual dihelat untuk melanggengkan warisan leluhur suku sunda, suatu prosesi yang dipersembahkan sebagai perwujudan penyerahan diri orang sunda terhadap sang maha pencipta. Para orang sunda wiwitan biasanya menyelenggarakan upacara sakral yang mereka sebut seren taun. Upacara seren taun adalah sebuah upacara sebagai wujud ungkapan syukur masyarakat sunda wiwitan atas limpahan hasil bumi terutama di bidang pertanian yang diekspresikan dengan berbagai hal seperti kesenian dan mensyukuri apa yang telah mereka miliki. Upacara seren taun ini merupakan agenda tahunan komunitas masyarakat Cigugur Kuningan. Masyarakat adat sunda wiwitan biasanya menggelar acara puncak upacara adat seren taun ini di Gedung Paseban Tri Panca Tunggal, Kelurahan/Kecamatan Cigugur, Kabupaten Kuningan. Di tiap daerah upacara seren taun dilakukan dengan cara dan waktu yang berbeda, di Cigugur Kuningan Jawa Barat upacara seren taun dilakukan selama 7 hari pada bulan ke-12 ata...
Upacara seren taun adalah ungkapan syukur masyarakat sunda terutama orang kuningan atas suka duka yang mereka alami terutama di bidang pertanian selama setahun yang telah berlalu dan tahun yang akan datang. Seren taun dilaksanakan setiap tanggal 22 Bulan Rayagung sebagai bulan terakhir dalam perhitungan kalender sunda. Selain ritual-ritual yang bersifat sakral, digelar juga kesenian dan hiburan. Dengan kata lain kegiatan ini merupakan hubungan antara manusia dengan tuhan, dan juga dengan sesama mahluk atau alam baik lewat kegiatan kesenian, pendidikan, dan sosial budaya. Upacara Seren Taun diawali dengan upacara ngajayak ( Menjemput Padi ), pada tanggal 18 Rayagung yang dilanjutkan dengan upacara penumbukan padi dan sebagai puncak acaranya pada tanggal 22 Rayagung. Ngajayak dalam bahasa sunda berarti menerima dan menyambut, sedangkan bilangan 18 yang dalam bahasa sunda diucapkan “dalapan welas” berkonotasi welas asih yang artinya cinta kasih serta kemurahan Tuhan...
“Apa salah dan dosaku sayang Cinta suciku kau buang-buang Lihat jurus yang kan ku berikan Jaran goyang jaran goyang." Cinta ditolak, pelet pun bertindak . Ajian Jaran Goyang merupakan salah satu mantra kuno yang sudah melegenda di kalangan nenek moyang terdahulu. Keampuhannya dalam urusan percintaan, khususnya cinta yang bertepuk sebelah tangan, membuat kaum adam maupun kaum hawa melakukan salah satu ilmu pengasihan tingkat tinggi ini. Ajian Jaran Goyang sendiri diciptakan oleh seorang Mpu Sakti bernama Ki Buyut Mangun Tapa, dimana Ki Buyut Mangun Tapa banyak menciptakan ajian-ajian spiritual yang termasuk dalam ilmu pelet. Ki Buyut Mangun Tapa menyusun berbagai macam mantra pelet dan rahasia ilmu percintaan menjadi sebuah kitab yang diberi nama Mantra Asmara. Menurut legenda, Mantra...
Lebaran Cakung Kranggan “Budaya merupakan suatu keseluruhan yang bersifat kompleks. Keseluruhan tersebut meliputi kepercayaan, kesusilaan, adat istiadat, hukum, seni, kesanggupan dan juga semua kebiasaan yang dipelajari oleh manusia yang merupakan bagian dari suatu masyarakat.” – E.B. Taylor Seperti apa yang dikemukakan oleh E.B. Taylor , budaya bersifat kompleks yang mencakup beberapa aspek dalam kehidupan suatu masyarakat. Beda kelompok masyarakat, beda juga kebudayaannya. Setiap kelompok masyarakat mempunyai ciri khas budayanya masing-masing. Begitu pula halnya dengan negara kita tercinta, Negara Kesatuan Republik Indonesia. NKRI merupakan negara kepulauan yang penuh dengan kekayaan dan keragaman budaya. Memiliki 34 provinsi menjadikan Indonesia mempunyai ribuan kebudayaan di setiap daerahnya. Salah satu provinsi dengan kekayaan budaya yang melimpah adalah Jawa Barat. Provinsi Jawa Barat yang memiliki 18 kabupaten dan 9 kota tentu mempuny...
Tradisi Nyiramkeun merupakan sebuah tradisi yang berada di Kecamatan Talaga Kabupaten Majalengka. Tradisi Nyiramkeun merupakan tradisi berupa mencucikan benda-benda pusaka peninggalan Kerajaan Talaga Manggung. Kata Nyiramkeun berasal dari kata Sunda yaitu Siram yaitu mencuci dengan menggunakan air. Tradisi ini berguna untuk melestarikan benda-benda penginggalan kerajaan Talaga tersebut. Tradisi Nyiramkeun dilaksanakan secara turun temurun oleh yayasan Talaga Manggung yang merupakan keluarga keturunan Kerajaan Talaga Manggung pada hari senin pada tanggal belasan Bulan Safar. Benda-benda yang dicuci dalam upacara ini adalah patung simbarkencana, patung raden panglurah, genta, uang koin kuno, gamelan, senjata keris, golok dan pedang, meriam, senjata, dan baju zirah (perang). Air untuk penyucian benda-benda pusaka tersebut berasal dari 9 sumber mata air ( Ci Nyusu ) yang diambil oleh kuncen menggunakan tempat penyimpanan y...
Desa Gudangkahuripan, Kabupaten Bandung Barat, Propinsi Jawa Barat adalah suatu tempat dimana budaya sunda masih banyak dipertahankan dan dikembangkan. Ruwatan atau biasa disebut ngaruwat menjadi salah satu contoh yang dilaksanakan secara rutin satu tahun sekali. Ruwatan dilaksanakan bertepatan dengan ulang tahun Desa Gudangkahuripan yaitu di bulan Februari. Maksud dan tujuan utama dari ruwatan di Desa Gudangkahuripan yaitu sebagai wujud rasa syukur kepada Allah SWT atas diberikannya rizki dan keselamatan kepada semua masyarakat. Syukuran dilaksanakan dengan berdoa bersama serta makan bersama. Setiap rukun warga akan memasak tumpeng dan semua masyarakatnya akan memakan bersama tumpeng tersebut. Selain tujuan utama tersebut ruwatan juga bisa menjadi wadah dikembangkannya kesenian dan kebudayaan sunda dan juga sebagai hiburan bagi masyarakat yang menyaksikan. Kesenian sunda yang biasa ditampilkan yaitu bermacam-macam. Acara biasa dimulai dengan pawai atau iring-iringan d...
Jaroh merupakan kegiatan berziarah ke makam Syekh Abdul Azis di Kampung Dukuh. Dalam kegiatan jaroh berlaku larangan seperti tidak diperkenankan memakai perhiasan, celana dalam, dan baju bercorak untuk menandakan kesederhanaan. Perempuan yang sedang haid dilarang melakukan jaroh. OSKMITB2018