×

Akun anda bermasalah?
Klik tombol dibawah
Atau
×

DATA


Kategori

Ritual

Provinsi

Jawa Barat

Ajian Jaran Goyang #OSKMITB2018

Tanggal 08 Aug 2018 oleh OSKM18_19918008_[ AULIA ] RESKY.

http://kahaba.net/wp-content/uploads/2014/11/Ilustrasi-Dukun-Santet.jpg

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

  “Apa salah dan dosaku sayang

Cinta suciku kau buang-buang

Lihat jurus yang kan ku berikan

Jaran goyang jaran goyang."

 

Cinta ditolak, pelet pun bertindak. Ajian Jaran Goyang merupakan salah satu mantra kuno yang sudah melegenda di kalangan nenek moyang terdahulu. Keampuhannya dalam urusan percintaan, khususnya cinta yang bertepuk sebelah tangan, membuat kaum adam maupun kaum hawa melakukan salah satu ilmu pengasihan tingkat tinggi ini. Ajian Jaran Goyang sendiri diciptakan oleh seorang Mpu Sakti bernama Ki Buyut Mangun Tapa, dimana Ki Buyut Mangun Tapa banyak menciptakan ajian-ajian spiritual yang termasuk dalam ilmu pelet. Ki Buyut Mangun Tapa menyusun berbagai macam mantra pelet dan rahasia ilmu percintaan menjadi sebuah kitab yang diberi nama Mantra Asmara.

 

Menurut legenda, Mantra Asmara berhasil direbut oleh Nini Pelet dari Gunung Ciremai untuk menundukkan dan menaklukkan para lelaki maupun Raja-Raja Jawa pada zamannya. Tidak hanya Nini Pelet, dalam cerita rakyat Baridin dan Ratminah, ditampilkan Kemat Jaran Goyang. Cinta Baridin yang dipatahkan oleh kesombongan dan keangkuhan Ratminah maupun keluarganya, membuat cinta itu menjadi kebencian penuh dendam. Akhirnya Baridin bersemedi di salah satu gua guna melafalkan mantra tersebut, diikuti dengan puasa ngebleng (tanpa buka sahur) selama 40 hari 40 malam. Namun, pada akhirnya Kemat Jaran Goyang berujung pada kematian Baridin dan Ratminah.

 

“Niyat ingsun amatek ajiku sijaran goyang.  Tak goyang ing tengah latar,  cemetiku sodo lanang upet upet ku lewe benang.  Tak sabetake gunung jugrug watu gempur, tak sabetake segoro asat, tak sabetake ombak gedhe sirep, tak sabetake atine si [nama orang yang dituju] pet sidho edan ora edan sidho gendeng ora gendeng. Ora mari-mari yen ora ingsun sing nambani.”

 

Tulisan di atas merupakan mantra yang harus dilafalkan guna melakukan Ajian Jaran Goyang. Selain membaca mantra tersebut, jika ingin melakukan ritual ini, maka harus melakukan puasa mutih selama tujuh hari berturut-turut dan hanya berbuka dengan tiga kepal nasi dan segelas air putih. Selama berpuasa pun seseorang yang menjalankan ritual ini harus menjaga panca indera dari hal-hal yang tidak baik dan diharuskan membaca mantra Ajian Jaran Goyang sebanyak 111 kali saat tengah malam, 33 kali saat fajar, dan sebanyak 44 kali saat senja, sambil membayangkan wajah wanita atau pria yang disukai. Setelah semua persyaratan dilakukan dengan benar, maka orang yang disukai akan datang di hari kedelapan atau lebih, dan akan takluk serta menuruti semua keinginan maupun perkataan orang yang melakukan ritual ini alias akan menjadi BUCIN.

 

Pesona Ajian Jaran Goyang seakan tak memudar, masih banyak kalangan masyarakat yang mempercayai keampuhan ilmu pelet ini. Namun, seharusnya ritual ilmu pelet seperti ajian ini tidak lagi dilakukan. Jodoh di tangan Allah, jemputlah jodoh kita dengan kebaikan agar hidup pun terasa menyejukkan. Cinta tak bisa dipaksakan, walaupun cinta dapat dipikat dengan pelet, cinta yang kita dapat bukanlah cinta yang tulus, melainkan hanya sekedar cinta yang semu. Carilah jodoh yang menerima kita apa adanya, bukan ada apanya.

 

Pict : http://kahaba.net/wp-content/uploads/2014/11/Ilustrasi-Dukun-Santet.jpg

 

#OSKMITB2018

DISKUSI



  • Jarang goyang

    Kitap lawas

    Diskusi oleh Ipur1234 . 11 May 2024, 02:44:59.


  • TERBARU


    Pertunjukan Man...

    Oleh Bukantokohpublik24 | 15 Sep 2024.
    Seni Budaya

    Debus merupakan salah satu kesenian tradisional yang terdapat di Provinsi Banten. Pada awalnya, debus berfungsi sebagai sarana untuk menyebarkan aj...

    Budaya Begalan...

    Oleh Aniasalsabila | 12 Sep 2024.
    Budaya Begalan

    Budaya Begalan merupakan salah satu tradisi adat yang masih dijaga dan dilestarikan oleh masyarakat di wilayah Banyumas, termasuk di Kabupaten Cilaca...

    Seni Pertunjuka...

    Oleh Radhityamahdy | 02 Sep 2024.
    budaya

    Seni pertunjukan wayang kulit merupakan salah satu bentuk teater tradisional yang kaya akan nilai budaya dan artistik. Berakar dari kebudayaan Jawa,...

    Ting-Ting Tempe

    Oleh Deni Andrian | 29 Aug 2024.
    Camilan

    Bahan-bahan : 250 gram Tempe 150 gram gula pasir 1 sdt margarin 1 sdt sprinkles untuk topping (optional) Cara Membuat: Potong2 tempe dgn ukur...

    Bebantan laman

    Oleh . | 24 Aug 2024.
    Ritual adat

    Bebantan Laman adalah upacara memberi sesajian untuk pelindung kampung yaitu Tuhan Sang Hyang Duwata beserta para manifestasinya. Upacara Bebantan da...

    FITUR


    Gambus

    Oleh agus deden | 21 Jun 2012.
    Alat Musik

    Gambus Melayu Riau adalah salah satu jenis instrumental musik tradisional yang terdapat hampir di seluruh kawasan Melayu.Pergeseran nilai spiritual...

    Hukum Adat Suku...

    Oleh Riduwan Philly | 23 Jan 2015.
    Aturan Adat

    Dalam upaya penyelamatan sumber daya alam di kabupaten Aceh Tenggara, Suku Alas memeliki beberapa aturan adat . Aturan-aturan tersebut terbagi dala...

    Fuu

    Oleh Sobat Budaya | 25 Jun 2014.
    Alat Musik

    Alat musik ini terbuat dari bambu. Fuu adalah alat musik tiup dari bahan kayu dan bambu yang digunakan sebagai alat bunyi untuk memanggil pend...

    Ukiran Gorga Si...

    Oleh hokky saavedra | 09 Apr 2012.
    Ornamen Arsitektural

    Ukiran gorga "singa" sebagai ornamentasi tradisi kuno Batak merupakan penggambaran kepala singa yang terkait dengan mitologi batak sebagai...