“Apa salah dan dosaku sayang
Cinta suciku kau buang-buang
Lihat jurus yang kan ku berikan
Jaran goyang jaran goyang."
Cinta ditolak, pelet pun bertindak. Ajian Jaran Goyang merupakan salah satu mantra kuno yang sudah melegenda di kalangan nenek moyang terdahulu. Keampuhannya dalam urusan percintaan, khususnya cinta yang bertepuk sebelah tangan, membuat kaum adam maupun kaum hawa melakukan salah satu ilmu pengasihan tingkat tinggi ini. Ajian Jaran Goyang sendiri diciptakan oleh seorang Mpu Sakti bernama Ki Buyut Mangun Tapa, dimana Ki Buyut Mangun Tapa banyak menciptakan ajian-ajian spiritual yang termasuk dalam ilmu pelet. Ki Buyut Mangun Tapa menyusun berbagai macam mantra pelet dan rahasia ilmu percintaan menjadi sebuah kitab yang diberi nama Mantra Asmara.
Menurut legenda, Mantra Asmara berhasil direbut oleh Nini Pelet dari Gunung Ciremai untuk menundukkan dan menaklukkan para lelaki maupun Raja-Raja Jawa pada zamannya. Tidak hanya Nini Pelet, dalam cerita rakyat Baridin dan Ratminah, ditampilkan Kemat Jaran Goyang. Cinta Baridin yang dipatahkan oleh kesombongan dan keangkuhan Ratminah maupun keluarganya, membuat cinta itu menjadi kebencian penuh dendam. Akhirnya Baridin bersemedi di salah satu gua guna melafalkan mantra tersebut, diikuti dengan puasa ngebleng (tanpa buka sahur) selama 40 hari 40 malam. Namun, pada akhirnya Kemat Jaran Goyang berujung pada kematian Baridin dan Ratminah.
“Niyat ingsun amatek ajiku sijaran goyang. Tak goyang ing tengah latar, cemetiku sodo lanang upet upet ku lewe benang. Tak sabetake gunung jugrug watu gempur, tak sabetake segoro asat, tak sabetake ombak gedhe sirep, tak sabetake atine si [nama orang yang dituju] pet sidho edan ora edan sidho gendeng ora gendeng. Ora mari-mari yen ora ingsun sing nambani.”
Tulisan di atas merupakan mantra yang harus dilafalkan guna melakukan Ajian Jaran Goyang. Selain membaca mantra tersebut, jika ingin melakukan ritual ini, maka harus melakukan puasa mutih selama tujuh hari berturut-turut dan hanya berbuka dengan tiga kepal nasi dan segelas air putih. Selama berpuasa pun seseorang yang menjalankan ritual ini harus menjaga panca indera dari hal-hal yang tidak baik dan diharuskan membaca mantra Ajian Jaran Goyang sebanyak 111 kali saat tengah malam, 33 kali saat fajar, dan sebanyak 44 kali saat senja, sambil membayangkan wajah wanita atau pria yang disukai. Setelah semua persyaratan dilakukan dengan benar, maka orang yang disukai akan datang di hari kedelapan atau lebih, dan akan takluk serta menuruti semua keinginan maupun perkataan orang yang melakukan ritual ini alias akan menjadi BUCIN.
Pesona Ajian Jaran Goyang seakan tak memudar, masih banyak kalangan masyarakat yang mempercayai keampuhan ilmu pelet ini. Namun, seharusnya ritual ilmu pelet seperti ajian ini tidak lagi dilakukan. Jodoh di tangan Allah, jemputlah jodoh kita dengan kebaikan agar hidup pun terasa menyejukkan. Cinta tak bisa dipaksakan, walaupun cinta dapat dipikat dengan pelet, cinta yang kita dapat bukanlah cinta yang tulus, melainkan hanya sekedar cinta yang semu. Carilah jodoh yang menerima kita apa adanya, bukan ada apanya.
Pict : http://kahaba.net/wp-content/uploads/2014/11/Ilustrasi-Dukun-Santet.jpg
#OSKMITB2018
Prajurit pemanah dari komunitas pemanah berkuda indonesia (KPBI) mengikuti Festival Keraton Nusantara 2017. mewakili kasultanan kasepuhan cirebon. PAKAIAN : terdiri dari ikat kepala/ totopong khas sunda jenis mahkuta wangsa. lalu baju & celana pangsi sunda berwarna hitam. dengan baju corak ukiran batik khas sunda di bagian dada. kain sembong berwarna ungu di ikat di pinggang bersamaan dengan senjata tajam berupa golok dan pisau. untuk alas kaki sebagian besar memakai sendal gunung, namun juga ada yang memakai sepatu berkuda. BUSUR : sebagian besar memakai busur dengan model bentuk turkis namun ada juga yang memakai busur model bentuk korea. ANAK PANAH : Semua nya memakai anak panah bahan natural seperti bambu tonkin, kayu mapple & kayu spruce. QUIVER ( TEMPAT ANAK PANAH ): Semua pemanah menggunakan quiver jenis backside quiver atau hip quiver . yaitu quiver yang anak panah di pasang di pinggang dan apabila anak panah di pasang di dalam quiver , noc...
Pasukan pemanah dari komunitas pemanah berkuda indonesia (KPBI chapter dki jaya) mengikuti Festival Keraton Nusantara 2017. mewakili kesultanan kasepuhan cirebon. PAKAIAN: terdiri dari ikat kepala/ totopong khas sunda jenis mahkuta wangsa. lalu baju & celana pangsi sunda. dengan baju corak ukiran batik khas sunda di bagian dada. untuk alas kaki sebagian besar memakai sendal gunung, namun juga ada yang memakai sepatu berkuda. BUSUR: sebagian besar memakai busur dengan model bentuk turkis dan ada juga memakai busur model bentuk korea. ANAK PANAH: Semua nya memakai anak panah bahan natural seperti bambu tonkin, kayu mapple & kayu spruce QUIVER (TEMPAT ANAK PANAH): Semua pemanah menggunakan quiver jenis backside quiver atau hip quiver . yaitu quiver yang anak panah di pasang di pinggang dan apabila anak panah di pasang di dalam quiver , nock anak panah menghadap ke belakang.
aksi pertunjukan pusaka dan pasukan kesultanan kacirebonan dari balaikota cirebon sampai ke keraton kacirebonan
Para pasukan penjaga keraton Sumedang larang