Cowongan adalah ritual upacara untuk meminta hujan yang dilakukan oleh beberapa wanita. Ritual cowongan ini masih dilakukan oleh masyarakat Desa Plana, Kabupaten Banyumas. Menurut kepercayaan masyarakat ini, ritual cowongan diberkati atau dibantu oleh seorang bidadari yang bernama dewi sri. Dilihat dari namanya, cowongan berasal dari kata cowong yang diberi imbuhan -an yang mempunyai arti rai irus sing didandani atau dalam bahasa indonesia wajah dari irus yang dirias menyerupai manusia. Waktu dilakukanya ritual ini adalah pada musim kemarau sejak akhir bulan september pada malam jumat dengan hitungan ganjil. #OSKMITB2018
Weh-wehan adalah salah satu tradisi khas Kaliwungu yang diselenggarakan pada bulan Rabi'ul Awwal tanggal 11. Istilah weh-wehan berasal dari kata weweh (Bahasa Jawa) yang berarti memberi. Dalam weh-wehan, Masyarakat Kaliwungu menyiapkan makanan tradisional yang dihidangkan di depan rumah masing-masing. Kemudian tetangga-tetangga yang berkunjung untuk memberi makanan akan diganti oleh makanan miliknya, atau dapat juga diartikan sebagai tradisi bertukar makanan. Biasanya makanan tradisional yang dihidangkan adalah sumpil. Menurut M.Suparto Edy Yusuf, weh-wehan sudah diselenggarakan sejak ratusan tahun lalu, tradisi itu pertama kali dilakukan oleh para ulama yang menyebarkan agama islam di daerah Kaliwungu dengan tujuan untuk memperingati maulid nabi. Di Masjid Agung Al Muttaqin Kaliwungu sendiri untuk memeriahkan acara ini diadakan berbagai lomba pada tanggal 13 Rabi'ul Awwal.
Kota dan Kabupaten Kendal terletak persis di sebelah barat Kota dan Kabupaten Semarang, serta berbatasan dengan Laut Jawa di bagian utaranya. Mempunyai banyak pondok pesantren, Kendal dikenal sebagai kota santri, dengan budaya Islam terintegrasi dengan budaya daerah hampir sepenuhnya. Hal ini tercerminkan terutama pada perayaan-perayaan Islam, tidak terkecuali ketika bulan Ramadhan tiba. Setiap Ramadhan, seperti banyak daerah di Indonesia, Kendal mempunyai beberapa ciri khas dalam pelaksanaan kegiatan ibadah. Salah satunya adalah penggunaan sejenis petasan dan sirine untuk menandakan waktu berbuka puasa yang diikuti dengan adzan maghrib. Hal ini tentu berbeda dengan daerah lain di Indonesia. Pada umumnya, waktu berbuka puasa yang bertepatan dengan adzan maghrib ditandai dengan pukulan bedug. &nb...
Siraman adalah salah satu ritual dalam proses pernikahan adat Jawa. Ritual ini biasanya diadakan sehari sebelum pernikahan berlangsung. Tujuan dari ritual ini adalah untuk membersihkan diri pengantin baik secara fisik maupun batin sebelum pernikahan. Ritual ini diawali dengan sungkeman oleh kedua mempelai kepada para tetua di kedua keluarga. Apabila terdapat kakek dan nenek, maka sungkeman akan dilakukan kepada mereka terlebih dahulu, lalu kepada orang tua. Siraman dapat dilakukan berbarengan antara mempelai pria dan wanita atau terpisah dengan menggunakan air yang ditaburi bunga. Mempelai wanita biasanya akan menggunakan terusan kain batik yang hanya menutupi sampai dada dan anyaman bunga melati yang menutupi pundak sampai dada. Mempelai pria biasanya akan bertelanjang dada dengan menggunakan kain batik sebagai bawahan dan anyaman bunga melati yang akan diselempangkan di badan. Biasanya yang melakukan penyiraman adalah pihak wanita dari masing-masing keluarga. Hal ini dilakukan...
Keraton Surakarta Hadiningrat merupakan salah satu peninggalan kerajaan mataram islam yang didirikan padatahun 1744 oleh pakubuwono ii, dengan tujuan menggantikan keraton kertasura yang hancur akibat perang geger pecinan pada tahun 1743. Keraton ini terl kurang lebih 20km arah tenggara keraton kertasura, lebih tepatnya Desa Sala yang namanya diubah setelah Keraton selesai dibangun. Di Keraton Surakarta Hadiningrat, terdapat tempat yang bernama Sesana Semewa. Pada Sesana Semewa, terdapat sebuah bangsal yang letaknya paling tinggi di Keraton. di bangsal tersebut terdapat tempat penyimpanan pusaka keraton yang bernama Kanjeng Nyai Setomi. Benda pusaka ini hanya dikeluarkan 2 kali setahun yaitu pada upacara sekaten dan menjelang idul adha. Di depan tempat penyimpanan pusaka keraton tersebut terdapat lantai kotak khusus. Lantai kotak tersebut merupakan tempat dimana sri sultan berdi mengucapkan sumpah sebelum diangkat menjadi raja. Raja bersumpah di hadapan para abdi dalam. ...
Bancakan weton dilakukan tepat pada hari weton kita lahir ( Pon, Wage, Kliwon, Legi, Pahing ). Dalam tradisi Jawa, setiap orang sebaiknya dibuatkan bancakan weton minimal sekali dalam seumur hidup, namun lebih baik dilakukan setahun sekali. Menurut adat jawa setiap anak yang baru lahir, orang tuanya membuat bancakan weton pertama kali pada saat usianya menginjak hari ke 35. Anak yang sering dibuatkan bancakan weton secara rutin oleh orangtuanya, biasanya hidupnya lebih terkendali, lebih hati-hati, tidak liar, ceroboh, dan jarang sekali mengalami sial. Menurut kepercayaan orang jawa seorang anak yang sakit-sakitan, sering jatuh , dan nakal, setelah dibuatkan bancakan weton si anak tidak lagi sakit-sakitan, dan tidak nakal lagi. Bahan – bahan yang diperlukan untuk membuat bancakan weton Tujuh Sayuran Kangkung dan kacang panjang merupakan sayuran yang wajib ada dalam sebuah bancakan weton, untuk selebihnya tidak ada larangan s...
Halo teman-teman! Kali ini saya akan memperkenalkan budaya pernikahan yang ada di Kota Semarang atau lebih dikenal dengan nama "Pengantin Semarangan". Bukannya budaya pernikahannya sama dengan pernikahan adat jawa lain? Emang bedanya apa? Tentu ada perbedaanya dong, berikut akan saya jelaskan. Semarang memiliki keunikan dalam menyebut nama pengantinnya. Pengantin wanita disebut "Model Encik Semarangan", yaitu istilah yang berasal dari perpaduan antara Bahasa Cina dan Arab. Sedangkan pengantin pria disebut "Model Pengantin Kadji". Busana pernikanan "Pengantin Semarangan" juga memiliki kekhasan. Pengantin wanita pada "Pengantin Semarangan" menggunakan kebaya bludru hitam dilengkapi dengan perhiasan pada dahinya bernama "Pilis". Pilis yang dikenakan terdapat tiga macam yaitu pilis emas, pilis hitam, dan pilis perak. Sedangkan pengantin pria mengenakan gamis yang terbuat dari bahan berkilau. Di bagian kepala menggunakan surban yang dinamakan "Ko...
Tidak semua lokasi di Gunung Slamet berbahaya bagi pendakinya. Gunung Slamet juga memiliki lokasi yang indah sebagai tempat wisata. Namanya Guci . Di sini terdapat air terjun yang sangat indah. Bukan hanya itu, Airnya juga berkhasiat menyembuhkan berbagai macam sakit kulit. Bahkan amat dipercaya bisa meningkatkan daya tarik seksual wanita. Cukup dengan berendam, maka organ sex wanita bisa kembali muda. Maka jangan heran bila Iebih banyak pengunjung wanita ketimbang pria. Guci juga menjadi tempat mencari pesugihan. Di balik gemuruhnya air terjun Guci, dipercaya sebagai sarang siluman naga bernama Naga Cerek. Meski royal memberi pesugihan, tapi berat permintaan Naga Cerek . Sebab yang diminta nyawa salah satu anggota keluarga. Boleh nyawa orang lain, tapi kalau meleset tetap harus diganti keluarga sendiri. Biasanya para pencari pesugihan ini membawa sesajen lengkap, seperti wewangian, kembang, dan tumpeng, untuk memancing siluman naga ini keluar. Tapi, ada ritual hitam yang di...
Tradisi Ingkung di Masjid Banyumudal Kebumen merupakan salah satu kota kecil di Jawa Tengah. Sekalipun kecil, kota tempat saya tinggal ini mempunyai beberapa keunikan tradisi yang beragam di setiap desanya. Salah satunya yaitu tradisi ingkung di Masjid Banyumudal Kuwarisan, Desa Panjer, Kecamatan Kebumen. Tradisi ini diadakan setahun sekali saat tahun baru hijriyah bulan Muharram/Syura. Tradisi ini diadakan untuk memperingati dan mendoakan sesepuh dan ulama yang membawa masuk agama Islam ke daerah Kebumen, khususnya di daerah Kuwarisan. Acara ini di dilaksanaka hari Jum'at Kliwon bulan Muharam. Apabila pada bulan tersebut tidak ada hari Jum'at Kliwon, maka acara ini diadakan di hari Jum'at Pon. Peserta acara ini adalah warga Muslim daerah Kuwarisan asli dan warga daerah lain yang sudah mempunyai hubungan keluarga dengan warga kuwarisan (misal melalui pernikahan). Setiap keluarga membuat ingkung (ayam yang dimasak utuh) dan tumpeng untuk dikumpulkan. Jumlah ingk...