Tradisi Ingkung di Masjid Banyumudal
Kebumen merupakan salah satu kota kecil di Jawa Tengah. Sekalipun kecil, kota tempat saya tinggal ini mempunyai beberapa keunikan tradisi yang beragam di setiap desanya. Salah satunya yaitu tradisi ingkung di Masjid Banyumudal Kuwarisan, Desa Panjer, Kecamatan Kebumen. Tradisi ini diadakan setahun sekali saat tahun baru hijriyah bulan Muharram/Syura. Tradisi ini diadakan untuk memperingati dan mendoakan sesepuh dan ulama yang membawa masuk agama Islam ke daerah Kebumen, khususnya di daerah Kuwarisan.
Acara ini di dilaksanaka hari Jum'at Kliwon bulan Muharam. Apabila pada bulan tersebut tidak ada hari Jum'at Kliwon, maka acara ini diadakan di hari Jum'at Pon. Peserta acara ini adalah warga Muslim daerah Kuwarisan asli dan warga daerah lain yang sudah mempunyai hubungan keluarga dengan warga kuwarisan (misal melalui pernikahan). Setiap keluarga membuat ingkung (ayam yang dimasak utuh) dan tumpeng untuk dikumpulkan. Jumlah ingkung yang terkumpul setiap tahun bertambah karena adanya penambahan jumlah penduduk disitu. Jumlah Ingkung yang terkumpul pada tahun 2015 mencapai sekitar 5500 ingkung. Jumlah ini sudah dibukukan di Museum Rekor Indonesia sebagai Jumlah Ingkung terbanyak se-Indonesia.
Acara ini dimulai Jum'at pagi ketika para sesepuh desa menyembeli ayam jago atau ayam jengger, atau ayam betina yang belum pernah bertelur. Ayam ayam yang sudah disembelih dimasak para ibu-ibu dengan menggunakan bumbu gulai. Selama memasak, masakan tersebut tidak boleh dicicipi sampai dibacakan doa seusainya solat jum'at di Masjid. Larangan ini mempunyai maksud untuk mempertahankan unggah ungguh, yaitu sebelum makan harus berdoa terlebih dahulu. FIlosofi Ingkung ini terletak pada sikap ayam tersebut yang terlihat seperti orang melakukan sujud dalam solat dengan tenang dan khusyuk. Lalu untu melengkapi ingkung tersebut, ibu-ibu juga memasak lauk, sayur, dan makanan pelengkap lain. Ingkung tersebut diarak dari balai desa menuju Masjid Banyumudal dengan diiringi pula tetabuhan. Sesampainya di masjid, Ingkung akan dibacakan doa doa Thoyibah oleh para ulama setempat. Setelah dibacakan doa barulah ingkung tersebut dibagi-bagikan ke seluruh warga setempat. Selain diikuti oleh warga Kuwarisan, biasanya diundang pula Bupati Kabupaten Kebumen dan para pejabat setempat.
Menurut sejarahnya, tradisi ini dimulai oleh Ulama Agung Syekh Ibrohim Asrama Qondi yang menyebarkan agama Islam di tanah Jawa dan membangun masjid Banyumudalyang merupakan masjid pertama di Kebumen. Syekh Ibrohim Asrama Qondi lahir di Kota Samarakan, Rusia. beliau sampai di tanah Jawa saat masa pemerintahan Raja Champa pada abad ke-15 di daerah Demak. Syekh Ibrohim waktu itu mengajak Raja Champa dan para rakyatnya nutuk memeluk agama Islam, lalu dia terus melakukan perjalannya dalam rangka menyebarkan agama Islam. Ketika sampai di Kebumen khususnya Kuwarisan, selain membangun Masjid, beliau juga memeberitahu tentang tradisi ingkung yang mempunyai filosofi yaitu solat dengan tenang dan khusyuk seperti sikap ayam ingkung tersebut.
Tradisi yang sudah turun temurun di laksanakan oleh warga Kuwarisan ini pastilah mempunyai tujuan dan manfaat tersendiri, antara lain untuk memperingati Khaul (acara untuk memperingati dan memdoakan sesepuh sesepuh dan para ulama setempat. Selain itu, acara ini juga dapat mempererat tali persaudaraan dan ukhuwah islamiyah antar warga. Acara ini bisa juga sebagai ajang berbagi kepada sesama dan mengingatkan kita untuk selalu bersyukur atas segala karunia yang telah Tuhan berikan.
#OSKMITB2018
MAKA merupakan salah satu tradisi sakral dalam budaya Bima. Tradisi ini berupa ikrar kesetiaan kepada raja/sultan atau pemimpin, sebagai wujud bahwa ia bersumpah akan melindungi, mengharumkan dan menjaga kehormatan Dou Labo Dana Mbojo (bangsa dan tanah air). Gerakan utamanya adalah mengacungkan keris yang terhunus ke udara sambil mengucapkan sumpah kesetiaan. Berikut adalah teks inti sumpah prajurit Bima: "Tas Rumae… Wadu si ma tapa, wadu di mambi’a. Sura wa’ura londo parenta Sara." "Yang mulia tuanku...Jika batu yang menghadang, batu yang akan pecah, jika perintah pemerintah (atasan) telah dikeluarkan (diturunkan)." Tradisi MAKA dalam Budaya Bima dilakukan dalam dua momen: Saat seorang anak laki-laki selesai menjalani upacara Compo Sampari (ritual upacara kedewasaan anak laki-laki Bima), sebagai simbol bahwa ia siap membela tanah air di berbagai bidang yang digelutinya. Seharusnya dilakukan sendiri oleh si anak, namun tingkat kedewasaan anak zaman dulu dan...
Wisma Muhammadiyah Ngloji adalah sebuah bangunan milik organisasi Muhammadiyah yang terletak di Desa Sendangagung, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Wisma ini menjadi pusat aktivitas warga Muhammadiyah di kawasan barat Sleman. Keberadaannya mencerminkan peran aktif Muhammadiyah dalam pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan dakwah dan pendidikan berbasis lokal.
SMP Negeri 1 Berbah terletak di Tanjung Tirto, Kelurahan Kalitirto, Kecamatan Berbah, Sleman. Gedung ini awalnya merupakan rumah dinas Administratuur Pabrik Gula Tanjung Tirto yang dibangun pada tahun 1923. Selama pendudukan Jepang, bangunan ini digunakan sebagai rumah dinas mandor tebu. Setelah Indonesia merdeka, bangunan tersebut sempat kosong dan dikuasai oleh pasukan TNI pada Serangan Umum 1 Maret 1949, tanpa ada yang menempatinya hingga tahun 1951. Sejak tahun 1951, bangunan ini digunakan untuk kegiatan sekolah, dimulai sebagai Sekolah Teknik Negeri Kalasan (STNK) dari tahun 1951 hingga 1952, kemudian berfungsi sebagai STN Kalasan dari tahun 1952 hingga 1969, sebelum akhirnya menjadi SMP Negeri 1 Berbah hingga sekarang. Bangunan SMP N I Berbah menghadap ke arah selatan dan terdiri dari dua bagian utama. Bagian depan bangunan asli, yang sekarang dijadikan kantor, memiliki denah segi enam, sementara bagian belakangnya berbentuk persegi panjang dengan atap limasan. Bangunan asli dib...
Pabrik Gula Randugunting menyisakan jejak kejayaan berupa klinik kesehatan. Eks klinik Pabrik Gula Randugunting ini bahkan telah ditetapkan sebagai cagar budaya di Kabupaten Sleman melalui SK Bupati Nomor Nomor 79.21/Kep.KDH/A/2021 tentang Status Cagar Budaya Kabupaten Sleman Tahun 2021 Tahap XXI. Berlokasi di Jalan Tamanmartani-Manisrenggo, Kalurahan Tamanmartani, Kapanewon Kalasan, Kabupaten Sleman, pabrik ini didirikan oleh K. A. Erven Klaring pada tahun 1870. Pabrik Gula Randugunting berawal dari perkebunan tanaman nila (indigo), namun, pada akhir abad ke-19, harga indigo jatuh karena kalah dengan pewarna kain sintesis. Hal ini menyebabkan perkebunan Randugunting beralih menjadi perkebunan tebu dan menjadi pabrik gula. Tahun 1900, Koloniale Bank mengambil alih aset pabrik dari pemilik sebelumnya yang gagal membayar hutang kepada Koloniale Bank. Abad ke-20, kemunculan klinik atau rumah sakit di lingkungan pabrik gula menjadi fenomena baru dalam sejarah perkembangan rumah sakit...
Kompleks Panti Asih Pakem yang terletak di Padukuhan Panggeran, Desa Hargobinangun, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, merupakan kompleks bangunan bersejarah yang dulunya berfungsi sebagai sanatorium. Sanatorium adalah fasilitas kesehatan khusus untuk mengkarantina penderita penyakit paru-paru. Saat ini, kompleks ini dalam kondisi utuh namun kurang terawat dan terkesan terbengkalai. Beberapa bagian bangunan mulai berlumut, meskipun terdapat penambahan teras di bagian depan. Kompleks Panti Asih terdiri dari beberapa komponen bangunan, antara lain: Bangunan Administrasi Paviliun A Paviliun B Paviliun C Ruang Isolasi Bekas rumah dinas dokter Binatu dan dapur Gereja