|
|
|
|
Pengantin Semarangan Tanggal 05 Aug 2018 oleh OSKM18_16418169_[Bima] Satritama. |
Halo teman-teman!
Kali ini saya akan memperkenalkan budaya pernikahan yang ada di Kota Semarang atau lebih dikenal dengan nama "Pengantin Semarangan".
Bukannya budaya pernikahannya sama dengan pernikahan adat jawa lain? Emang bedanya apa?
Tentu ada perbedaanya dong, berikut akan saya jelaskan.
Semarang memiliki keunikan dalam menyebut nama pengantinnya. Pengantin wanita disebut "Model Encik Semarangan", yaitu istilah yang berasal dari perpaduan antara Bahasa Cina dan Arab. Sedangkan pengantin pria disebut "Model Pengantin Kadji".
Busana pernikanan "Pengantin Semarangan" juga memiliki kekhasan. Pengantin wanita pada "Pengantin Semarangan" menggunakan kebaya bludru hitam dilengkapi dengan perhiasan pada dahinya bernama "Pilis". Pilis yang dikenakan terdapat tiga macam yaitu pilis emas, pilis hitam, dan pilis perak. Sedangkan pengantin pria mengenakan gamis yang terbuat dari bahan berkilau. Di bagian kepala menggunakan surban yang dinamakan "Kopyah Alfiah" dengan satu buah cunduk mentul terletak di depan. Pada bagian kiri surban memakai bunga roncean dari bunga melati, mawar, cempaka kuning, dan jantil. Pengantin wanita dan pria juga mengenakan sarung tangan berwarna putih selama prosesi pernikahan.
Acara yang menarik saat prosesi pernikahan di Semarang adalah saat mengarak kedua pengantin yang disebut dengan "Ngarak Pengantin". Prosesi ini diiringi tarian khas "Terbangan" dengan rombongan paling sedikit 20 orang. Rombongan ini terbagi menjadi tiga kelompok, antara lain :
1. Sembilan orang "Sinoman Terbangan" yang terdiri dari tiga orang pembawa terbang (rebana), tiga orang berjalan mudur (mlaku mundur), tiga orang pembawa koor (jawaban).
2. Sembilan orang "Sinoman Blanten" yang terdiri dari dua orang pemikul jidur (gong/bas), satu orang pemukul jidur, satu orang pembawa dan penabuh kendang, satu orang pembawa dan penabuh kentrung, satu orang pembawa dan penabuh kenteng, dan tiga orang pembawa koor (jawaban).
3. Dua orang pembawa kembang manggar (ditambah satu pembawa payung untuk pengantin).
Kembang Manggar selain sebagai alat pelengkap "Ngarak Pengantin", ternyata punya makna tertentu.
"Kembang" memiliki arti supaya pengantin disenangi masyarakat layaknya menyukai sebuah bunga.
"Manggar" adalah bunga pada pohon kelapa. Seperti yang kita ketahui bahwa pohon kelapa disebut dengan "glugu" yang mempunyai arti bahwa pengantin diharapkan selalu memiliki sifat lugu atau jujur tidak kesana kemari layaknya pohon kelapa yang tumbuh lurus dan tidak memiliki cabang.
Sekian penjelasan dari saya tentang budaya pernikahan di Kota Semarang. Terima kasih.
#OSKMITB2018
Gambus
Oleh
agus deden
| 21 Jun 2012.
Gambus Melayu Riau adalah salah satu jenis instrumental musik tradisional yang terdapat hampir di seluruh kawasan Melayu.Pergeseran nilai spiritual... |
Hukum Adat Suku...
Oleh
Riduwan Philly
| 23 Jan 2015.
Dalam upaya penyelamatan sumber daya alam di kabupaten Aceh Tenggara, Suku Alas memeliki beberapa aturan adat . Aturan-aturan tersebut terbagi dal... |
Fuu
Oleh
Sobat Budaya
| 25 Jun 2014.
Alat musik ini terbuat dari bambu. Fuu adalah alat musik tiup dari bahan kayu dan bambu yang digunakan sebagai alat bunyi untuk memanggil pend... |
Ukiran Gorga Si...
Oleh
hokky saavedra
| 09 Apr 2012.
Ukiran gorga "singa" sebagai ornamentasi tradisi kuno Batak merupakan penggambaran kepala singa yang terkait dengan mitologi batak sebagai... |