Pemberian tuhor adalah tradisi yang dilakukan pada acara pernikahan suku Batak. Pemberian tuhor kadang dapat diartikan seperti pihak lelaki “membeli” pihak perempuan saat menikah. Tuhor sendiri adalah berupa uang yang diberikan oleh mempelai lelaki kepada keluarga dari mempelai perempuan saat proses pernikahan. Besarnya uang yang diberikan oleh mempelai lelaki tergantung dengan negosiasi dan tawar menawar dari kedua belah pihak, yang biasanya didiskusikan pada saar acara lamaran (marhusip). Beberapa hal dipertimbangkan dalam negosiasi jumlah tuhor ini, seperti keadaan sosial keluarga mempelai wanita, keadaan ekonomi keluarga, dan beberapa hal lainnya. Sejumlah uang itu biasanya digunakan untuk kepentingan pernikahan dan juga untuk orang tua serta kakak-adik dari sang mempelai perempuan. Pemberian tuhor biasanya dilakukan sebagian sebelum menikah dan sisanya pada saat pesta batak, tapi dapat juga dilakukan sesuai kesepakatan kedua keluarga. Pemberi...
Dalihan Na Tolu Dalihan Na Tolu adalah sebuah tradisi yang sudah ada sejak zaman dahulu yang telah dipegang dan menjadi pedoman orang-orang Batak. Prinsip ini sangat diperlukan dan dijunjung tinggi dalam adat Batak ini. Nama lainnya adalah partuturon, atau dalam bahasa awam adalah silsilah tingkatan dalam keluarga adat Batak. Banyak peraturan kebanyakan secara tidak tertulis atau pada umumnya hanya bersifat normatif dalam adat Batak yang berpegangan pada tingkatan-tingkatan atau posisi satu orang terhadap yang lain dalam keluarga. Dalam adat Batak, keluarga yang dimaksud bukanlah hanya keluarga dekat atau kandung melainkan lebih luas daripada itu yang bisa dilihat dari marga atau boru satu orang atau keluarga tertentu. Dalihan Na Tolu adaah prinsip yang harus dipegang dalam berkehidupan bermasyarakat dalam adat Batak. Dalam Dalihan Na Tolu ada tiga prinsip atau dalihan (tungku dalam bahasa Batak) yang secara umum dipegang :...
Suku karo merupakan salah satu bagian dari suku batak. Suku karo terdiri dari banyak marga(nama keluarga untuk laki-laki) dan beru(nama keluarga untuk perempuan). Adapun 5 kelompok besar marga atau beru pada suku karo, yaitu Karo-Karo, Ginting, Tarigan, Sembiring, dan Perangin-angin. Suku karo memilki ritual pernikahan yang sedikit berbeda dari suku batak lainnya. Ketika lelaki bersuku karo ingin menikah dengan wanita yang bersuku karo juga, pihak lelaki harus datang kerumah pihak perempuan terlebih dahulu dengan membawa anak beru (perwakilan pengambil perempuan atau penerima perempuan) begitu juga pihak perempuan diwakili oleh anak beru (perwakilan penerima pihak lelaki) dari pihak perempuan tersendiri. Saat itu juga seluruh keluarga dari kedua belah pihak dikumpulkan yang bertujuan untuk membicarakan waktu untuk mengadakan upacara pernikahan dan mahar. Pertemuan ini disebut dengan "Mbaba Belo Selambar". Dimana, pihak lelaki membawa ayam kampung yang masih hidup sebagai simbol pinan...
Suku Batak, merupakan salah satu suku di Indonesia yang masih terkenal kental akan budayanya yang khas dan juga marganya. Salah satu budaya yang akan saya angkat dari suku terkenal ini adalah budaya Ulos Tintin Marangkup. Ulos sendiri merupakan budaya diadakannya pemberian simbolis sebagai penyalur berkat terhadap pengantin baru dan keluarganya. Namun tidak semua orang berhak memberi Ulos. Sebenarnya terdapat beberapa macam kategori pemberi dan penerima Ulos, tapi kali ini saya akan membawa kita lebih fokus kepada Ulos Tintin Marungkup. Kondisi Ulos Tintin Marungkup bisa terjadi jika orang tua dari keponakan sang paman tidak mampu menikahkan anaknya dengan anak dari pamannya (atau dalam bahasa batak yaitu tulangnya) sehingga sang anak menikah dengan anak dari tulang yang lain. Maka agar anak tersebut diakui sebagai anak sendiri bagi sang tulang atau pamannya, maka ulos pun diberikan pada kedua pengantin sebagai bentuk restu dar...
Adat mangkaroan itu adalah salah satu dari sekian banyak adat dari budaya Batak. Mangkaroan atau yang biasa dikenal sebagai Melek-melekan adalah salah satu adat batak untuk menyambut kelahiran seorang bayi yg baru lahir. Adat mangkaroan atau melek-melekan dilaksanakan pada saat bayi berumur 1-4 minggu. Pada saat acara tersebut, orangtua ibu dari si bayi datang dengan membawa dekke (ikan mas arsik), ulos dan beras di tandok. Sementara dari pihak keluarga suami (ayah dari si bayi) menyediakan menu makanan utama. Kakek dan nenek dari si bayi akan memberikan ulos ke bayi tersebut yang dinamakan ulos holong atau selendang kasih sayang. Ulos ini diberikan sebagai simbol memohon berkat dan panjang umur untuk si bayi. Lalu dilanjutkan dengan keluarga dari pihak Ibu akan menyuapi si Ibu dengan nasi, dekke (ikan mas arsik), dan air. Nasi atau dalam adat Mangkaroan disebut beras sipirni ni tondi melambangkan agar selalu teguh imannya. Dekke menjadi alas dalam menyampaikan harapan, doa dan mim...
Pesta Gotilon Oleh: Adelina Pakpahan Biasa di penghujung tahun ini, di kalangan komunitas Batak, banyak terdengar istilah "Pesta Gotilon". Dalam pesta yang kini digelar di gereja tersebut, mereka memberikan persembahan kepada Tuhan. Apa sebenarnya Pesta Gotilon? Gotilon berarti panen, yang berasal dari kata "gotil" (mencubit). Di masa lalu, saat musim panen tiba, masyarakat Batak belum mempunyai alat "anai-anai" atau alat pengetam padi seperti yang kita kenal sekarang. Para petani memanen padi ketika itu persis seperti orang sedang mencubit atau "manggotil". Dalam Pesta Gotilon (panen) ini, masyarakat Batak memberikan persembahan kepada Yang Maha Esa sebagai bentuk ucapan syukur atas hasil panen mereka. Dalam perkembangannya tradisi yang dikenal sebagai Pesta Gotilon itu dilembagakan dan dilaksanakan setahun sekali di gereja. Dalam pesta tersebut, satu per satu jemaat datang ke altar untuk menyampaikan persembahan dengan diiringi gondang dan tortor,...
Mangarambas Deke adalah sebuah ritual rutin serta tradisi mencari ikan di sawah setelah panen. Awalnya dua atau tiga orang membuat semacam kolam penampungan bagi ikan (Bahasa Batak : Tambok) yang akan ditangkap dan terbuat dari bekas-bekas batang padi yang dicabut beserta tanah yang menempel di akar-akarnya,lalu ditimbun kira-kira 20 cm dari permukaan air dengan ukuran kolamnya kira-kira 2x2 meter dan membuat tempat masuk di salah satu sisi dengan ukuran kira-kira 0.5 meter dan untuk memulai mangarambas deke diperlukan sebatang ranting pohon yang berukuran 1.5 m beserta daunnya,dan dimulai dengan cara memukul-mukul air sembari menakut-nakuti ikannya dan mengarahkannya ke tempat yang telah di sediakan tadi yang berbentuk kolam segi empat. Setelah kira-kira mendekati lubang masuk yang telah dipersiapkan,2-3 orang tersebut semakin mempercepat gerakan memukul-mukul air dengan maksud agar ikan mencari tempat perlindungan dan masuk melalui lubang yang...
Sikap bakti/hormat berlangsung setiap hari kepada mereka yang masih hidup. Dan setelah meninggal dilakukan dengan cara yang berbeda. Adapun cara – cara penghormatan kepada keluarga yang sudah meninggal salah satunya adalah tradisi kong tek Ritual kong tek merupakan salah satu tradisi dalam ritual kematian masyarakat Tionghoa yang di dalamnya terdapat kepercayaan tradisional yang terkenal dengan tradisi bakar-bakarannya sebagai bentuk bakti kepada orangtua yang telah meninggal. #OSKMITB2018
Upah-upah adalah upacara adat Mandailing yang bertujuan untuk mengembalikan tondi ke badan. Tondi tersebut diyakini sebagai aspek kejiwaan manusia yang mempengaruhi semangat dan kematangan psikologis individu. Istilah tondi berasal dari bahasa Mandailing (daerah Tapanuli Selatan, Sumatera Utara), berpadanan dengan beberapa istilah dalam bahasa Indonesia yang mencakup kata semangat, tenaga, dan kekuatan yang bersifat psikologis. Seiring dengan itu, beberapa pakar memiliki kesamaan pendapat tentang pembahasan makna tondi ini. Bangun (dalam Koentjaraningrat, 2002) mengatakan tondi itu merupakan kekuatan, tenaga, semangat jiwa yang memelihara ketegaran jasmani dan rohani agar tetap seimbang, kukuh, keras, dan menjaga harmoni kehidupan setiap individu. Menurut masyarakat Mandailing tondi dapat mengembara sesukanya dan bahkan boleh jadi bertemu dan bergabung dengan roh jahat. Dalam keadaan ketaku...