|
|
|
|
Mangarambas Deke Tanggal 07 Aug 2018 oleh OSKM18_19818063_Malvin Yulius Christian Pakpahan. |
Mangarambas Deke adalah sebuah ritual rutin serta tradisi mencari ikan di sawah setelah panen.
Awalnya dua atau tiga orang membuat semacam kolam penampungan bagi ikan (Bahasa Batak : Tambok) yang akan ditangkap dan terbuat dari bekas-bekas batang padi yang dicabut beserta tanah yang menempel di akar-akarnya,lalu ditimbun kira-kira 20 cm dari permukaan air dengan ukuran kolamnya kira-kira 2x2 meter dan membuat tempat masuk di salah satu sisi dengan ukuran kira-kira 0.5 meter dan untuk memulai mangarambas deke diperlukan sebatang ranting pohon yang berukuran 1.5 m beserta daunnya,dan dimulai dengan cara memukul-mukul air sembari menakut-nakuti ikannya dan mengarahkannya ke tempat yang telah di sediakan tadi yang berbentuk kolam segi empat.
Setelah kira-kira mendekati lubang masuk yang telah dipersiapkan,2-3 orang tersebut semakin mempercepat gerakan memukul-mukul air dengan maksud agar ikan mencari tempat perlindungan dan masuk melalui lubang yang telah disediakan khusus di salah satu sisi kolam dan peserta semakin mempersempit ruang gerak ikan. Setelah ikan masuk ke dalam kolam yang disediakan,secepatnya lubang masuk atau perangkap tersebut segera ditutup dengan batang padi yang dicabut dan langsung menutup pintu masuk ikan.
Sesudah ditutup,air yang terdapat dalam kolam ikan harus segera ditimba memakai piring atau semacam hirang kecil ( Wadah ikan khas masyarakat setempat yang terbuat dari bahan rotan) dan setelah air mulai kering barulah ikan diambil dan dimasukkan ke sebuah wadah,dan ikan yang dirambas pun biasanya hanya ikan tertentu yang di kampung saya disebut ikan palatina (Poecilioides reticulatus) dan biasanya setelah selesai menangkap ikan tersebut,biasanya kolam/tambok dibongkar kembali dengan tujuan memudahkan penggarapan kembali sawah.
Biasanya ikan tersebut disajikan dan dimakan bersama-sama di rumah bersama muda-mudi sambil bernyanyi dan bersenda gurau serta berdoa kepada Yang Mahakuasa untuk kemudahan siklus panen berikutnya. Setiap kampung memiliki sedikit perbedaan dalam nama dan teknik menangkap ikan tersebut.
Demikianlah ritual di kampung saya pasca panen sawah.
Sumber : Wawancara orang tua
#OSKMITB2018
Gambus
Oleh
agus deden
| 21 Jun 2012.
Gambus Melayu Riau adalah salah satu jenis instrumental musik tradisional yang terdapat hampir di seluruh kawasan Melayu.Pergeseran nilai spiritual... |
Hukum Adat Suku...
Oleh
Riduwan Philly
| 23 Jan 2015.
Dalam upaya penyelamatan sumber daya alam di kabupaten Aceh Tenggara, Suku Alas memeliki beberapa aturan adat . Aturan-aturan tersebut terbagi dal... |
Fuu
Oleh
Sobat Budaya
| 25 Jun 2014.
Alat musik ini terbuat dari bambu. Fuu adalah alat musik tiup dari bahan kayu dan bambu yang digunakan sebagai alat bunyi untuk memanggil pend... |
Ukiran Gorga Si...
Oleh
hokky saavedra
| 09 Apr 2012.
Ukiran gorga "singa" sebagai ornamentasi tradisi kuno Batak merupakan penggambaran kepala singa yang terkait dengan mitologi batak sebagai... |