Ritual
Ritual
Ritual Sumatera Utara Tapanuli Selatan
Upacara Adat Upah Upah
Upah-upah adalah upacara adat Mandailing yang bertujuan untuk mengembalikan tondi ke badan. Tondi tersebut diyakini sebagai aspek kejiwaan manusia yang mempengaruhi semangat dan kematangan psikologis individu.
 
Istilah tondi berasal dari bahasa Mandailing (daerah Tapanuli Selatan, Sumatera Utara), berpadanan dengan beberapa istilah dalam bahasa Indonesia yang mencakup kata semangat, tenaga, dan kekuatan yang bersifat psikologis. Seiring dengan itu, beberapa pakar memiliki kesamaan pendapat tentang pembahasan makna tondi ini. Bangun (dalam Koentjaraningrat, 2002) mengatakan tondi itu merupakan kekuatan, tenaga, semangat jiwa yang memelihara ketegaran jasmani dan rohani agar tetap seimbang, kukuh, keras, dan menjaga harmoni kehidupan setiap individu. Menurut masyarakat Mandailing tondi dapat mengembara sesukanya dan bahkan boleh jadi bertemu dan bergabung dengan roh jahat. Dalam keadaan ketakutan mendadak, misalnya diserang harimau di hutan, tondi bisa juga meninggalkan badan (Parsadaan Marga Dohot Anak Boruna, 1993)
 
Upacara mengupa/upah-upah merupakan salah satu upacara adat yang berasal dari Tapanuli Selatan, Sumatera Utara. Upacara upah-upah bertujuan untuk mengembalikan tondi ke badan dan memohon berkah dari tuhan yang maha esa agar selalu selamat, sehat, dan murah rezeki dalam kehidupan. Upaya memanggil tondi ke badan dilakukan dengan cara menghidangkan seperangkat bahan (perangkat pangupa) dan nasehat pangupa (hata pangupa : hata upah-upah dalam bahasa Mandailing) yang disusun secara sistematis dan dilakukan oleh berbagai pihak yang terdiri dari orangtua, raja-raja, dan pihak-pihak adat lainnya.
 
Menurut Effendi et al. (2008) upacara adat upah-upah biasanya diiringi dengan kenduri kecil maupun besar yang diiringi dengan do’a selamat. Kegiatan upah-upah ini diadakan di seluruh wilayah yang masyarakatnya suku Mandailing. Suku Mandailing adalah suku bangsa yang mendiami Kabupaten Mandailing Natal, Kabupaten Padang Lawas, Kabupaten Padang Lawas Utara, Kabupaten Tapanuli Selatan, Kabupaten Labuhanbatu, Kabupaten Labuhanbatu Utara, Kabupaten Labuhanbatu Selatan, Kabupaten Asahan, dan Kabupaten Batubara di Provinsi Sumatera Utara. Beserta Sebagian masyarakat di Kabupaten Pasaman dan Kabupaten Pasaman Barat di Provinsi Sumatera Barat, dan Kabupaten Rokan Hulu di Provinsi Riau.
 
Berdasarkan fungsi dan tujuannya, Upah-upah dapat dibagi menjadi empat jenis, yaitu sebagai berikut.
  1. Mangupa Hajat Tercapai, dilaksanakan sebagai bentuk rasa syukur karena cita-cita, hajat, harapan, atau pun permintaan tercapai. Misalnya, mangupa bagi anak yang sudah meraih kesuksesan dalam bekerja, berhasil dan lulus dari sekolah, atau berhasil dalam usaha lainnya.
  2. Mangupa Sembuh Sakit, yang dilaksanakan sebagai bentuk rasa syukur karena harapan sembuh dari sakit telah tercapai. Mangupa jenis ini umumnya dilaksanakan seseorang yang sembuh dari penyakit kronis tertentu.
  3. Mangupa Selamat, dilaksanakan sebagai bentuk rasa syukur karena selamat dari suatu musibah alam atau gangguan orang. Misalnya, Mangupa bagi seseorang yang selamat dari bencana hanyut di suatu sungai pada waktu banjir.
  4. Upah-upah Khusus, yang dilaksanakan saat seseorang melalui fase kehidupan tertentu. Misalnya, Mangupa bagi seseorang yang dikhitan, menabalkan nama, dinikahkan, atau dilantik memangku suatu jabatan.

http://andriisaputra.blogspot.com/2016/11/kebudayaan-adalah-segala-sesuatu-yang.html

 

#OSKMITB2018

Diskusi

Silahkan masuk untuk berdiskusi.

Daftar Diskusi

Rekomendasi Entri

Gambar Entri
Konsep Ikan Keramat Sebagai Konservasi Lokal Air Bersih Kawasan Goa Ngerong Tuban
Cerita Rakyat Cerita Rakyat
Jawa Timur

Sumber daya air merupakan sebuah unsur esensial dalam mendukung keberlangsungan kehidupan di bumi. Ketersediaan air dengan kualitas baik dan jumlah yang cukup menjadi faktor utama keseimbangan ekosistem serta kesejahteraan manusia. Namun, pada era modern saat ini, dunia menghadapi krisis air yang semakin mengkhawatirkan (Sari et al., 2024). Berkurangnya ketersediaan air disebabkan oleh berbagai faktor global seperti pemanasan, degradasi lingkungan, dan pertumbuhan penduduk yang pesat. Kondisi tersebut menuntut adanya langkah-langkah strategis dalam pengelolaan air dengan memperhatikan berbagai faktor yang tidak hanya teknis, tetapi juga memperhatikan sosial dan budaya masyarakat. Salah satu langkah yang relevan adalah konservasi air berbasis kearifan lokal. Langkah strategis ini memprioritaskan nilai-nilai budaya masyarakat sebagai dasar dalam menjaga sumber daya air. Salah satu wilayah yang mengimplementasikan konservasi berbasis kearifan lokal yaitu Goa Ngerong di kecamatan Rengel,...

avatar
Muhammad Rofiul Alim
Gambar Entri
Upacara Kelahiran di Nias
Ritual Ritual
Sumatera Utara

Kelahiran seorang anak yang dinantikan tentu membuat seorang ibu serta keluarga menjadi bahagia karena dapat bertemu dengan buah hatinya, terutama bagi ibu (melahirkan anak pertama). Tetapi tidak sedikit pula ibu yang mengalami stress yang bersamaan dengan rasa bahagia itu. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan tentang makna dari pra-kelahiran seseorang dalam adat Nias khusunya di Nias Barat, Kecamatan Lahomi Desa Tigaserangkai, dan menjelaskan tentang proses kelahiran anak mulai dari memberikan nama famanoro ono khora sibaya. Metode pelaksanaan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode observasi dan metode wawancara dengan pendekatan deskriptif. pendekatan deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan fakta sosial dan memberikan keterangan yang jelas mengenai Pra-Kelahiran dalam adat Nias. Adapun hasil dalam pembahasan ini adalah pra-kelahiran, pada waktu melahirkan anak,Pemberian Nama (Famatorõ Tõi), acara famangõrõ ono khõ zibaya (Mengantar anak ke rumah paman),...

avatar
Admin Budaya
Gambar Entri
Prajurit Pemanah Kasultanan Kasepuhan Cirebon Di Festival Keraton Nusantara
Seni Pertunjukan Seni Pertunjukan
Jawa Barat

Prajurit pemanah dari komunitas pemanah berkuda indonesia (KPBI) mengikuti Festival Keraton Nusantara 2017. mewakili kesultanan kasepuhan cirebon. PAKAIAN: terdiri dari ikat kepala/ totopong khas sunda jenis mahkuta wangsa. kain sembongb berwarnaungu di ikat di pinggang bersamaan dengan senjata tajam seperti golok dan pisau lalu baju & celana pangsi sunda. dengan baju corak ukiran batik khas sunda di bagian dada. untuk alas kaki sebagian besar memakai sendal gunung, namun juga ada yang memakai sepatu berkuda. BUSUR: sebagian besar memakai busur dengan model bentuk turkis dan ada juga memakai busur model bentuk korea. ANAK PANAH: Semua nya memakai anak panah bahan natural seperti bambu tonkin, kayu mapple & kayu spruce QUIVER (TEMPAT ANAK PANAH): Semua pemanah menggunakan quiver jenis backside quiver atau hip quiver . yaitu quiver yang anak panah di pasang di pinggang dan apabila anak panah di pasang di dalam quiver , nock anak panah menghadap ke belaka...

avatar
ASEP NU KASEP TEA ATUH PIRAKU
Gambar Entri
Kirab agung milad ke 215 kesultanan kacirebonan
Seni Pertunjukan Seni Pertunjukan
Jawa Barat

aksi pertunjukan pusaka dan pasukan kesultanan kacirebonan dari balaikota cirebon sampai ke keraton kacirebonan

avatar
ASEP NU KASEP TEA ATUH PIRAKU
Gambar Entri
PANURUNG: Pasukan Pengawal Keraton Sumedang Larang
Senjata dan Alat Perang Senjata dan Alat Perang
Jawa Barat

Para pasukan penjaga keraton Sumedang larang

avatar
ASEP NU KASEP TEA ATUH PIRAKU