Klenteng Tiao Kak Sie atau biasa dikenal dengan sebutan Klenteng Dewi Welas Asih terletak di Jl. Kantor No.2, Kampung Kamiran, Cirebon. Klenteng Dewi Welas Asih merupakan salah satu kelenteng tertua di Cirebon, selain Klenteng Talang dan Vihara Pemancar Keselamatan. Klenteng ini dibangun di atas tanah seluas 1.857 m2 dengan luas bangunan sekitar 1.600 m2. Di depan pinggir jalan terdapat penanda Benda Cagar Budaya Kelenteng Dewi Welas Asih Cirebon dengan tahun berdiri 1595. Tahun itu tertulis pada dua buah papan kecil “paai” namanya yang berisi pepatah atau peribasa pendek-pendek akan jadi kehormatan bagi dewa dewa. Semula nama Kelenteng Dewi Welas Asih adalah Tiau Kak Sie. “Sie” artinya rumah orang beribadat (tempat bertapa). “Tio” berarti air pasang (air naik), dan “Kak” berarti bangun dari tidur atau membangunkan atau membawa kepada akal yang benar. Bangunan Kelenteng Dewi Welas Asih yang simetris dengan ornamen naga dalam posi...
Pura Giri Kusuma merupakan salah satu dari beberapa pura yang ada di Bogor. Pura ini terletak di Komplek Perumahan IPB Baranangsiang IV Tanah Baru, Bogor, Jawa Barat. Pura ini mulai dibangun pada tahun 1992, dan diresmikan pada tahun 1998. Pura ini memiliki area yang cukup luas dan asri. Pura ini adalah pura umum yang digunakan untuk sembahyang/ berdoa oleh umat beragama Hindu. Biasanya umat Hindu datang dan melakukan persembahyangan bersama di pura ini pada saat upacara keagamaan, seperti Purnama, Tilem, Odalan, Galungan, dan lainnya. Di samping pura ini juga terdapat tempat bel...
Viaduct Bandung Viaduct adalah jembatan atau jalan yang melewati atau menyebrangi suatu jalan,sungai, atau lembah. Di Bandung sendiri, terdapat dua viaduct, yaitu di jalan Pasirkaliki dan sebelah timur stasiun bandung. Viaduct yang berada di jalan pasirkaliki didirikan pada tahun 1890, sedangkan viaduct di sebelah timur stasiun bandung dibangun pada tahun 1939. Viaduct ini masuk ke dalam bangungan ( arsitektur ) yang penting di kota Bandung karena didirikan pada jaman belanda dan mempunyai peran yang sangat besar dalam menjadi jembatan penyebrangan untuk kereta. Di dekat viaduct juga ada kantor pusat ka Indonesia dan gedung Indonesia menggugat yang sering kali dipakai untuk pameran seni maupun yang lain. Bila melihat jaman dulu, kawasan viaduct adalah kawasan yang rawan. Karena disana banyak pedagang dan preman yang selalu nongkrong di kawasan viaduct. Bila sudah lewat jam 19:00, tidak sedikit orang yang takut untuk melewati kawasan viaduct tersebut. Namu...
Momolo atau biasa juga disebut mastaka merupakan struktur yang berfungsi untuk mengunci atap. momolo terkadang memiliki bentuk yang unik di daerahnya masing-masing, tergantung kepercayaan dan kebudayaan yang berada di daerah tempat momolo digunakan. Dalam bahasa sunda mastaka memiliki arti Kepala. kepala merupakan bagian tubuh yang paling tinggi. oleh karena itu momolo diletakan di bagian atas sebuah bangunan yang memiliki makna maha tinggi. momolo biasanya memiliki bentuk segi empat atau bulat yang strukturnya semakin runcing ke atas. secara umum bagian momolo dapat dibagi menjadi tiga bagian sesuai proses pembuatannya, yaitu bagian bawah yang biasa disebut induk yang berbentuk besar, bagian tengah yang biasa disebut bagian anak yang berbentuk agak besar tapi lebih kecil dari induknya, dan bagian teratas yang biasa disebut bagian cucu yang digunakan seagai tempat peletakan mahkota yang menandakan puncak momolo pada masa kerajaan hindu mendominasi pemerintahan di Indonesia,...
Pesona Kerajinan Tanduk dari Sukabumi Tanduk merupakan salah satu bagian dari tubuh hewan seperti sapi, kerbau,rusa, kambing dan lain-lain yang sangat keras dan tumbuh dari kepalanya. Tanduk ini dapat diukir menjadi bentuk yang menarik seperti ikan, burung, dan masih banyak lagi. Kerajinan tanduk ini juga dapat dibentuk menjadi aksesoris, hiasan, alat-alat dapur, dan lainnya. Di salah satu tempat di Sukabumi bernama Kampung Inggris, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat merupakan pusat pengrajin kerajinan tanduk. Biasanya usaha kerajinan tanduk ini milik turun temurun dan pekerjanya merupakan orang-orang disekitar kampung tersebut yang memiliki keahlian mengukir yang tidak biasa dan belajar secara otodidak. Tanduk yang digunakan merupakan tanduk dari hewan seperti sapi, kerbau, dan kambing dan pastinya telah mendapatkan izin dari pemerintah. Para pengrajin dan pengusaha kerajinan ini tidak menggunakan barang ilegal seperti gading gajah...
Keraton Kacirebonan Keraton Kacirebonan merupakan salah satu keraton yang ada di Kota Cirebon. Salah satu bangunan bersejarah ini dibangun pada masa kolonial Belanda. Walau namanya tidak begitu besar seperti pendahulunya, Keraton Kacirebonan memiliki pesona keindahannya tersendiri. Keraton Kacirebonan berada di Jalan Pulasaren, Kecamatan Lemahwungkuk, Kota Cirebon. Gaya arsitektur Keraton Kacirebonan merupakan pencampuran arsitektur Tiongkok, zaman kolonial dan tradisional. Keraton Kacirebonan didirikan atas prakarsa Pangeran Muhamad Haerudhin (Putra Mahkota Sultan Kanoman keempat). Keraton Kacirebonan berdiri pada 13 Maret 1808. Pendiri Pangeran Surya Negara dengan gelar pangeran raja kanoman putra sultan kanoman IV, sultan Khaeruddin. Secara tidak langsung, kesultanan kacirebonan merupakan pemekaran (pecahan) dari kesultanan kanoman. Mengapa bisa terpecah (dimekarkan)? Karena pada saat kepemimpinan Muhammad Khaerudd...
Keraton Kanoman didirikan pada tahun 1510 Saka oleh Sultan Kanoman I yang merupakan keturunan ke-7 dari Sunan Gunung Jati atau Syarief Hidayatullah. Tahun berdirinya tertulis dalam bentuk prasasti yang terdapat pada pintu Pandopa Jinem. Di sana terpahat gambar Surya Sangkala dan Chandra Sangkala yang jika diartikan menjadi matahari (angka 1), wayang darma kusumah (angka 5), bumi (angka 1), dan bintang kemangmang (angkal 0). Kesultanan Kanoman lahir dari keinginan Sultan Banten Ki Ageung Tirtayasa yang menobatkan dua orang pangeran dari Putra Panembahan Adining Kusuma (Kerajaan Mataram) untuk memerintah di dua kesultanan. Pangeran Badriddin Kartawijaya memerintah di Kesultanan Kanoman dan diberi gelar Sultan Anom. Sementara itu, Pangeran Syamsuddin Martawijaya memerintah di Kesultanan Kasepuhan dengan gelar Sultan Sepuh. Di antara keraton-keraton yang lain, Keraton Kanoman bisa dikatakan sebagai pusat peradaban Kesultanan Cirebon. Di keraton ini, tersimpan penin...
Saung Ranggon menurut narasumber, dibangun kira-kira pada abad-16, oleh Pangeran Rangga, putra Pangeran Jayakarta, yang datang dan kemudian menetap di daerah ini. Saung ini kemudian terkenal dengan sebutan Saung Ranggon, ditemukan oleh Raden Abbas tahun 1821. Dalam bahasa Sunda saung berarti saung/rumah yang berada di tengah ladang atau huma berfungsi sebagai tempat menunggu padi atau tanaman palawija lainnya yang sebentar lagi akan dipanen. Biasanya saung dibuat dengan ketinggian di atas ketinggian 3 atau 4 meter di atas permukaan tanah. Hal ini diperlukan untuk menjaga keselamatan bagi si penunggu dari gangguan hewan buas, seperti babi hutan, harimau dan binatang buas lainnya. Pangeran Jayakarta merupakan tokoh dalam sejarah Betawi, khususnya Jakarta dan Bekasi pada masa kedatangan Belanda yang mencoba menanamkan kekuasaan atas daerah Jakarta dan Bekasi dan sekitarnya. Saung ini merupakan bagian dari basis perlawanan masyarakat Bekasi terhadap pemerintah kolonial Hindia Beland...
Masjid Asy-Syuro Lokasi Masjid ini yaitu di Kampung Cipari, desa Sukarasa, Kec. Wanaraja. Bangunan masjid Asy-Syuro Cipari ini didirikan diatas tanah seluas 48,50 tumbak yang luas bangunannya mencapai 264 meter persegi. Pada bagian utara masjid dibatasi oleh asrama santri putra serta rumah penduduk, sedangkan sebelah timur dibatasi aula Majelis Ta'lim, dan di sebelah selatan dibatasi rumah tinggal pengurus mesjid juga asrama santri putri, lalu di sebelah barat dibatasi bangunan tsanawiyah dan pondok pesantren. Bentuk bangunan masjid yaitu empat persegi panjang, dibangun pada tahun 1935 atas dasar inisiatif K.H. Yusuf Tauziri pengasuh pondok pesantren Cipari) yang dirancang oleh arsiitektur Indonesia R.M. Abikusno Tjokrosuyoso masjid dibangun dengan arsitektur modern, namun ada perpaduan seni bangunan Jawa dan teknik bangunan kolonial/eropa. Pelaksanaan pembangunan oleh seorang ahli bangunan bernama Bapak Muhyi di jalan Ciledug Garut. Banguanan mesjid ini diresmikan oleh H.O.S Tjokr...