2.292 entri ditemukan

Entri per provinsi
Entri per provinsi

Entri Terkait

Gambar Entri
Gereja Katedral Jakarta
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
DKI Jakarta

Gereja Katedral Jakarta atau Gereja Santa Maria Pelindung Diangkat Ke Surga atau dalam Bahasa Belanda (  De Kerk van Onze Lieve Vrouwe ten Hemelopneming )  adalah salah satu gereja yang sudah ada cukup lama di Indonesia. Gereja setinggi 60m ini diresmikan pada 21 April 1901 oleh Mgr . Edmundus Sybradus Luypen , S.J., seorang Vikaris Apostolik ( Pimpinan dalam hierarki G ereja Katolik ).  Gaya arsitektur yang digunakan pun merupakan tren di Eropa pada saat itu (1800-1900an), Neo-Gothic. Jika kalian dapat menyempatkan diri untuk mengunjungi Gereja ini, kalian akan melihat disetiap jendela memiliki lengkungan dimana itu merupakan salah satu ciri dari gaya arsitektur Neo-Gothic , bahan-bahan yang digunakan beragam macam, dan kaya akan warna dan dekorasi.   Namun, Gereja Katedral yang sekarang kita lihat ini bukanlah bentuk yang sebenarnya pada saat peresmian pertama kali. Peresmian pertama kali Gereja ini adalah pada Februari 1810. Banyak kejadian-kejad...

avatar
OSKM18_16418190_Albert Christian
Gambar Entri
Masjid Agung Sang Cipta Rasa
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Jawa Barat

Masjid Agung Sang Cipta Rasa, atau yang sering dikenal dengan Masjid Agung Cirebon, adalah sebuah masjid yang terleatak di dalam lingkungan Keraton Kasepuhan, Cirebon, Jawa Barat, Indonesia. Masjid ini dibangun pada tahun 1480 M oleh Sunan Gunung Jati yang diperkirakan pada waktu itu merupakan waktu penyebaran Agama Islam di Indonesia, terutama di Pulau Jawa. Perancangan Masjid Agung Sang Cipta Rasa ini dilakukan oleh Sunan Kalijaga, dengan bantuan Raden Sepat, yaitu sebuha arsitek dari Kerajaan Majapahit. Di dalam pembangunan Masjid Agung Sang Cipta Rasa sendiri, banyak kekhasan arsitektur yang dimiliki masjid ini. Salah satu contoh yaitu seperti pintu yang digunakan untuk memasuki ruang utama. Pintu yang diguanakn untuk memasuki ruang utama tersebut memiliki ciri-ciri yaitu ukurannya yang pendek dan jumlahnya pintu tersebut yaitu 9. Alasan menagapa pintu dibaut pendek yaitu agar pengunjung diharapkan menunjukkan rasa hormat ketika memasuki ruangan utama yaitu dengan menunduk....

avatar
OSKM18_16718155_Muhammad Fadhil Kusuma Pratama
Gambar Entri
KALIJODO
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
DKI Jakarta

Kalijodo adalah tempat yang sangat ikonik di Jakarta. Berlokasi di sekitar Jalan Kepanduan II, Kelurahan Pejagalan Kecamatan Penjaringan, di sepanjang bantaran Banjir Kanal Timur, daerah ini tak pernah hilang dari ingatan warga Jakarta. Nama ini berasal dari kata Kali dan Jodoh . Tentunya, hal ini karena di jaman dulu, daerah ini rutin dijadikan tempat terlaksananya kebudayaan orang Tionghoa untuk mencari jodoh. Kebudayaan ini biasanya dihadiri oleh pemuda pemudi dan seringkali diakhiri dengan adanya hubungan seksual antara dua sejoli. Hal inilah yang menjadi penyebab utama dari keadaan Kalijodo di era selanjutnya. Sejak dulu, warga selalu mempunyai kesan tersendiri terhadap daerah ini. Pada awalnya, kesan yang muncul adalah kesan buruk dari daerah ini. Kesan buruk jelas ada karena daerah ini dulunya merupakan tempat kehidupan gemerlap kota Jakarta. Tempat ini sering disebut sebagai "Lokalisasi Kalijodo". Berdasarkan reportase yang dilakukan oleh TV One pada tahun 2011 , dapat kita...

avatar
OSKM18_16918018_FRANCIS FERDINAND
Gambar Entri
Masjid Al Alam Marunda
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
DKI Jakarta

Masjid Al Alam terletak di Jl. Marunda RT.09 / RW.01, Marunda, Cilincing, Jakarta Utara. Masjid ini merupakan salah satu masjid kuno di Jakarta yang memiliki nilai sejarah yang tinggi.   Konon masjid ini dibangun oleh Wali Songo saat menempuh perjalanan dari Banten ke Jawa. Karena itu, masjid ini memiliki sebutan lain Masjid Al-Auliya, atau masjid yang dibangun oleh wali Allah. Dalam kisah lain disebutkan bahwa masjid ini didirikan oleh Fatahillah dan pasukannya pada tahun 1527 M, setelah Portugis berhasil dikalahkan di Sunda Kelapa. Masyarakat sekitar meyakini bahwa masjid ini dibangun hanya dalam rentang waktu satu hari.   Masjid ini juga memiliki peran dalam perlawanan Nusantara dengan bangsa penjajah. Pada tahun 1628 – 1629 M, prajurit kerajaan Mataram yang dipimpin oleh Adipati Bahurekso akan menyerang markas VOC. Sebelum penyerangan, para prajurit terlebih dahulu singgah di Marunda untuk mengatur srategi. Dari situlah muncul nama Marunda, yang m...

avatar
OSKM18_16518346_Ananda Yulizar Muhammad
Gambar Entri
Tjikar, Truk Tradisional
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Jawa Timur

Tjikar merupakan salah satu alat transportasi yang digunakan oleh masyarakat umum pada zaman bapak saya di pedesaannya. Biasa digunakan untuk mengangkut hasil paska panen kacang tanah, jagung, padi, kedelai, tebu, buah buahan, dan produk agrikultural dan lain lain. Tjikar dibuat dengan konstruksi kayu dengan lebar kira kira 2 meter dan panjang 3-4 meter, tinggi baknya sendiri sekitar 1,5 meter dari lantai bak, biasa ditutup dengan atap rumbia, rodanya sendiri juga terbuat dari kayu dan bagian yang kontak dengan tanah diberi lempengan besi melingkar roda yg tipis untuk membantu melindungi struktur kayu menjadi lebih kuat, kemudia tjikar ditarik sapi biasanya 2 ekor, jika ditarik hanya satu tidak kuat dan tidak stabil dikarenakan jalan tanah tidak selalu halus. Tjikar ini sendiri sering digunakan bapak saya waktu masa kecilnya untuk membantu petani lokal mengumpulkan hasil panennya.

avatar
OSKM_19718368_Fauzan Ariwandono
Gambar Entri
Masjid Agung Demak
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Jawa Tengah

Masjid Agung Demak adalah masjid yang terletak di Kelurahan Bintoro, Demak, Jawa Tengah dan merupakan salah satu masjid yang tertua di Indonesia. Masjid ini didirikan pada zaman Kerajaan Demak oleh Raden Patah dan para wali songo sekitar abad ke-15 masehi. Pada mihrab masjid demak terdapat gambar bulus atau kura-kura. Gambar tersebut terdiri atas kepala yang berarti angka 1, 4 kaki berarti angka 4, badan bulus berarti angka 0, ekor bulus berarti angka 1. Dari simbol ini diperkirakan Masjid Agung Demak berdiri pada tahun 1401 Saka. Masjid ini terdiri dari bangunan induk dan serambi. Bangunan induk memiliki empat tiang utama yang disebut Saka Guru. Salah satu dari tiang utama tersebut konon berasal dari serpihan-serpihan kayu, sehingga dinamai Saka Tatal. Bangunan serambi merupakan bangunan terbuka. Atapnya berbentuk limas yang ditopang delapan tiang yang disebut Saka Majapahit. Atap limas masjid terdiri dari tiga bagian yang menggambarkan Iman, Islam, dan Ihsan. Pintu utama...

avatar
OSKM18_19718048_MuhammadFadhlan Yassar
Gambar Entri
Gereja Kristus Yesus Jemaat Mangga Besar
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
DKI Jakarta

Gereja Kristus Yesus didirikan pada tahun 1945 dengan nama  Chung Hua Chi Tuh Chiao Hui atau CHCTCH. Berdirinya gereja tersebut dilatarbelakangi kebutuhan pelayanan kebaktian dalam bahasa Tionghoa. CHCTCH yang telah berganti nama menjadi Gereja Kristus Yesus Jemaat Mangga Besar pada tahun 1963 berada di Jalan Mangga Besar I no. 74, Jakarta Barat. Banyak pihak yang dilibatkan dalam pembangunan maupun kegiatan pelayanan yang dilakukan dalam gereja sehingga masih bisa melayani jemaat sampai sekarang.. Posisi dari gereja itu sendiri unik karena bersebelahan dengan Majelis Taklim (MT) Al-Furqan yang merupakan tempat ibadah umat muslim dan di belakangnya terdapat Klenteng Lu Jiang Yang untuk tempat beribadah umat yang beragama Buddha. Dengan demikian Gereja Kristus Yesus Jemaat Mangga Besar tidak hanya melayani umat yang seagama, namun juga bisa menjangkau mereka yang berbeda kepercayaan, suku, ras, dan budaya. Hal tersebut tidak hanya diterapkan dengan lingkungan sekitar gereja,...

avatar
OSKM18_16618116_Edward Widjaja
Gambar Entri
Kampoeng Batik Semarang
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Jawa Tengah

Kampoeng Batik Semarang merupakan salah satu destinasi pariwisata yang baru saja dikembangkan oleh Pemerintah Kota Semarang, dimana Kampoeng Batik merupakan alkulturasi antara tata letak dan warna rumah di suatu pekampungan dengan motif batik semarangan. 

avatar
OSKM18_16318187_Teresa Amalia Purba
Gambar Entri
Kampoeng Batik Semarang
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Jawa Tengah

Kampung Batik berada di wilayah Kelurahan Rejomulyo, Semarang. Untuk sampai di sana, wisatawan bisa menjadikan Pasar Johar atau Kawasan Kota Lama sebagai patokan. Dari kedua wilayah itu, arahkan kendaraan menuju Bundaran Bubakan yang memisahkan Pasar Johar dengan Kawasan Kota Lama. Pintu gerbang menuju Kampung Batik berada di Jalan Pattimura, dekat sekali dengan bundaran tersebut. Kampung Batik dulunya memiliki sejarah kelam sebagai kawasan yang rawan pencurian dan pembunuhan. Tapi setelah kerajinan batik asli Semarang mulai menunjukkan geliatnya lagi, warga kampung ini merombak citra kelamnya menjadi unik dan cantik. Setiap sudut jalanan di Kampung Batik dihiasi mural yang menampilkan motif batik khas Semarang, cerita pewayangan, dan legenda asal-usul Kota Semarang. Digambarkan juga bagaimana Raden Patah kala itu memberi nama Kota Semarang. Nama Semarang diambil dari kata  asem arang:   asem  adalah pohon asem dan  arang  adalah Bahasa Jawa untu...

avatar
OSKM18_16318187_Teresa Amalia Purba