Gereja Katedral Jakarta atau Gereja Santa Maria Pelindung Diangkat Ke Surga atau dalam Bahasa Belanda ( De Kerk van Onze Lieve Vrouwe ten Hemelopneming ) adalah salah satu gereja yang sudah ada cukup lama di Indonesia. Gereja setinggi 60m ini diresmikan pada 21 April 1901 oleh Mgr. Edmundus Sybradus Luypen, S.J., seorang Vikaris Apostolik ( Pimpinan dalam hierarki Gereja Katolik ). Gaya arsitektur yang digunakan pun merupakan tren di Eropa pada saat itu (1800-1900an), Neo-Gothic. Jika kalian dapat menyempatkan diri untuk mengunjungi Gereja ini, kalian akan melihat disetiap jendela memiliki lengkungan dimana itu merupakan salah satu ciri dari gaya arsitektur Neo-Gothic, bahan-bahan yang digunakan beragam macam, dan kaya akan warna dan dekorasi. Namun, Gereja Katedral yang sekarang kita lihat ini bukanlah bentuk yang sebenarnya pada saat peresmian pertama kali. Peresmian pertama kali Gereja ini adalah pada Februari 1810. Banyak kejadian-kejadian selama berdirinya Gereja Katedral ini yang mengakibatkan diperlukannya pembangunan ulang, Seperti pada tanggal 27 Juli 1926 terjadi kebakaran yang membakar Katedral dan 180 rumah penduduk disekitarnya, pertengahan tahun 1890 dimana bangunan Gereja sempat roboh, dan kejadian yang belum terlalu lama dibanding sebelum-sebelumnya yaitu pemboman Gereja Katedral pada tanggal 24 Desember 2000 saat perayaan natal.
Gereja Katedral dapat kita jadikan bukti bahwa dulu Bangsa Eropa pernah menduduki Indonesia. Walau bayang-bayang penjajah nampak buruk dipikiran kita, mereka cukup berperan penting dalam pembangunan yang ada di Indonesia.
Keberadaan Gereja Katedral yang sekarang berdampingan dengan Masjid Istiqlal merupakan sebuah simbol toleransi antara sesama umat beragama. Bahkan, tidak jarang bagi pihak Gereja dan Masjid bekerja sama bergotong-royong untuk saling membantu jika kedua pihak membutuhkan. Seperti menyediakan lahan parkir ketika salah satu umat sedang merayakan hari raya.
Sebagai Warga Negara Indonesia, sudah menjadi kewajiban kita untuk menjaga dan merawat peninggalan-peninggalan bersejarah. Karena sebuah bangsa yang hebat pasti tidak akan melupakan sejarahnya, seperti kata Presiden Soekarno.
#OSKMITB2018
Sumber : https://id.wikipedia.org/wiki/Gereja_Katedral_Jakarta
BAHAN-BAHAN 1 ikat kangkung bumbu halus : 5 siung bawang merah 2 siung bawang putih 2 butir kemiri 1 sdt ketumbar bubuk seruas kencur aromatic : 2 lembar daun salam 2 lembar daun jeruk 1 btg sereh seruas lengkuas,geprek seasoning : 1 sdt garam (sesuai selera) 1/2 sdt kaldu bubuk 1/2 sdm gula jawa sisir 1 sdt gula pasir Rose Brand 1 bungkus santan cair instan Rose Brand 1 liter air 3 sdm minyak goreng untuk menumis CARA MEMASAK: Siangi kangkung cuci bersih,tiriskan Haluskan bumbu Tumis bumbu halus hingga harum dengan secukupnya minyak goreng,masukkan aromatic,masak hingga layu,beri air 1 lt Masukkan kangkung,beri seasoning,aduk rata Koreksi rasa Sajikan Sumber: https://cookpad.com/id/resep/25030546?ref=search&search_term=kangkung
Bahan: 1 buah tomat, potong dadu 2 ekor ikan tongkol ukuran sedang (1/2kg) 1/2 bks bumbu marinasi bubuk 1 sdt bawang putih Secukupnya garam Secukupnya gula 7 siung bawang merah, iris 5 buah cabe rawit, iris 2 batang sereh, ambil bagian putihnya, iris 3 lembar daun jeruk, iris tipis-tipis 1 bks terasi ABC Minyak untuk menumis Secukupnya air Cara memasak: Cuci bersih ikan tongkol. Taburi bumbu marinasi desaku, garam secukupnya, air 2 sdm ke ikan tongkol. Siapkan bahan-bahan. Iris tipis bawang merah, daun jeruk, seret, cabe rawit. Kukus ikan tongkol selama 10 menit. Lapisi dengan daun pisang atau daun kunyit. Boleh jg tidak d lapisi. Setelah ikan di kukus, goreng ikan. Tumis bawang merah dan bahan lainnya. Masukkan terasi yg telah dihancurkan. Setelah matang, masukkan ikan yang telah digoreng. Aduk hingga rata. Sajikan dengan nasi hangat. Sumber: https://cookpad.com/id/resep/24995999?ref=search&search_term=dabu+dabu
Bahan-bahan Porsi 2 orang Bumbu Ikan bakar : 2 ekor ikan peda 1 sdm kecap 1/2 sdm Gula merah 1/2 sdt garam Minyak goreng Bahan sambal dabu-dabu : 7 buah cabe rawit merah, iris kecil 1 buah tomat merah, iris dadu 3 siung bawang merah,iris halus 2 lembar daun jeruk, buang tulang tengah daun, iris tipis 2 sdm minyak goreng panas Cara Membuat: Marinasi ikan dengan air perasan jeruk nipis dan garam secukupnya, diamkan 20 menit, kemudian panggang diatas teflon(aku di happycall yang dialasi daun pisang) sesekali olesi minyak plus bumbu ke ikannya(aku pakai bumbu kecap dan gula merah) panggang sampai matang. Cara bikin Sambal dabu-dabu : Campurkan semua bahan sambal dabu-dabu ke dalam mangkok kecuali minyak kelapa, panaskan minyak kelapa, kemudian siram diatas sambal tadi, sajikan ikan peda bakar dengan sambal dabu-dabu. Sumber: https://cookpad.com/id/resep/15232544?ref=search&search_term=peda+bakar
MAKA merupakan salah satu tradisi sakral dalam budaya Bima. Tradisi ini berupa ikrar kesetiaan kepada raja/sultan atau pemimpin, sebagai wujud bahwa ia bersumpah akan melindungi, mengharumkan dan menjaga kehormatan Dou Labo Dana Mbojo (bangsa dan tanah air). Gerakan utamanya adalah mengacungkan keris yang terhunus ke udara sambil mengucapkan sumpah kesetiaan. Berikut adalah teks inti sumpah prajurit Bima: "Tas Rumae… Wadu si ma tapa, wadu di mambi’a. Sura wa’ura londo parenta Sara." "Yang mulia tuanku...Jika batu yang menghadang, batu yang akan pecah, jika perintah pemerintah (atasan) telah dikeluarkan (diturunkan)." Tradisi MAKA dalam Budaya Bima dilakukan dalam dua momen: Saat seorang anak laki-laki selesai menjalani upacara Compo Sampari (ritual upacara kedewasaan anak laki-laki Bima), sebagai simbol bahwa ia siap membela tanah air di berbagai bidang yang digelutinya. Seharusnya dilakukan sendiri oleh si anak, namun tingkat kedewasaan anak zaman dulu dan...
Wisma Muhammadiyah Ngloji adalah sebuah bangunan milik organisasi Muhammadiyah yang terletak di Desa Sendangagung, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Wisma ini menjadi pusat aktivitas warga Muhammadiyah di kawasan barat Sleman. Keberadaannya mencerminkan peran aktif Muhammadiyah dalam pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan dakwah dan pendidikan berbasis lokal.