Pasar adalah tempat bertemunya penjual dan pembeli. Di Surakarta ada pasar yang sudah ada sejak zaman Belanda, yaitu "Pasar Gede" yang dalam bahasa jawa artinya Pasar Besar. Pasar ini selesai dibangun pada tahun 1930 oleh arsitek Belanda dengan Arsitektur perpaduan antara gaya Belanda dan Jawa. Pasar ini berlokasi di Jalan Jendral Sudirman dan Jalan Pasar Gede, tepatnya di seberang Balai Kota Surakarta. Di Pasar ini kebanyakan yang berjualan keturunan Tionghoa, karena memang lokasi pasar ini yang dekat dengan perkampungan Tionghoa. Di dekat Pasar Gede kita juga dapat menemukan sebuah kelenteng yang bernama 'Vihara Avalokitesvara Tien Kok Sie'. Pada bulan Oktober 1999 karena Megawati tidak terpilih menjadi presiden, Pasar Gede dibakar oleh sekelompok massa, namun setelah itu Pasar Gede direnovasi dengan tetap mempertahankan arsitektur aslinya dan selesai pada tahun 2001. Seiring perkembangannya, pasar ini menjadi pasar terbesar yang ada di Surakarta. #OSKMITB2018
Lawang Sewu, yang berarti Seribu Pintu dalam bahasa Indonesia merupakan gedung bersejarah tepat di jantung Kota Semarang, Jawa Tengah. Gedung ini dinamai demikian dikarenakan jumlah pintunya yang -meskipun tidak mencapai seribu- banyak. Banyaknya jendela yang tinggi dan lebar juga membuat masyarakat sering menganggapnya sebagai pintu. Menurut catatan, terdapat total 429 buah pintu atau lubang pintu. Sejarah Gedung Lawang Sewu dibangun oleh perusahaan Swasta Belanda Nederlands-Indische Spoorweg Maatschappij (NIS) dan dijadikan sebagai kantor pusat. Nederlands-Indische Spoorweg Maatschappij sendiri merupakan perusahaan perkereta-apian pertama di Indonesia, yang membuat jalur kereta menghubungkan Semarang dengan Vorstenlanden (=Daerah Kerajaan) (sekarang menjadi daerah Surakarta dan Jogjakarta) dengan jalur pertamanya yang dibangun pada tahun 1867 menghubungkan stasiun Semarang NIS di Semarang, Jawa Tengah dan stasiun Tanggung di Tanggungharjo, Gro...
Candi Borobudur merupakan peninggalan penganut kepercayaan buddha pada masa dinasti Syailendra (760-830 M). Candi yang terletak di Magelang, Jawa Tengah ini telah diakui oleh UNESCO sebagai salah satu keajaiban dunia. Banyak wisatawan lokal dan asing yang mengunjungi Candi Borobudur untuk mengagumi kemegahan bangunan kuno tersebut. Dibalik kemegahan arsitekturnya yang dikagumi di mata dunia, tak sedit pula mitos seputar Candi Borobudur yang beredar di masyarakat bahkan sampai kepada wisatawan mancanegara. Berikut ini adalah beberapa mitos tentang Candi Borobudur. 1. Kunto Bimo Kunto Bimo adalah patung buddha dalam posisi dharmachakra yang berada di dalam stupa dengan penutup yang berbentuk belah ketupat. Patung ini terletak pada tingkat dasar dari 3 undak-undak stupa. Menurut cerita masyarakat setempat, jika kita berhasil menyentuh arca dalam stupa tersebut, maka keinginan kita akan terkabul. Tak heran jika kita melihat wisatawan yang sedang mema...
Budaya dan masyarakat bagaikan kedua sisi uang logam. Kedua hal tersebut saling berkaitan dan menunjang eksistensi satu sama lain. Budaya merupakan hasil realisasi dari pola pikir manusia dalam beradaptasi dengan lingkungannya. Jadi, bisa disimpulkan bahwa seiring berkembangnya pola pikir manusia, budaya yang terbentuk pun juga akan berkembang yang berujung pada pergantiannya suatu era. Walaupun suatu budaya telah terganti, bukan berarti budaya tersebut langsung dilupakan begitu saja. Hal tersebut dipandang sebagai suatu histori masyarakat yang sangat berharga. Bukti sejarah tersebut biasanya tersimpan rapi di sebuah museum, salah satu museum yang cukup historical adalah Museum Mandala Bhakti yang berada di Kota Semarang. Museum Mandala Bhakti bisa dikatakan sebagai museum yang cukup unik karena berdekatan dengan gedung bersejarah di Semarang, yaitu: Lawang Sewu. Bukan hanya itu, konon terdapat jalur bawah tanah yang dapat menghubungkan antara Lawang Sewu dan Mu...
Tugu Muda merupakan sebuah monumen yang terletak di pusat kota Semarang. Tugu Muda berada di tengah persimpangan lima jalan utama, yaitu Jln. Pemuda, Jln. Pandanaran, Jln. Imam Bonjol, Jln. Mgr. Sugiyopranoto, dan Jln. DR. Sutomo, serta sebuah jalan kecil, yaitu Jln. Inspeksi. Di sebelah utara terdapat Gedung Pandanaran, di sebelah timur ada Lawang Sewu, di sebelah selatan menghadap Museum Mandala Bhakti, dan di sebelah barat ada Wisma Perdamaian. Monumen ini dibangun untuk mengenang jasa-jasa pahlawan yang telah mempertahankan kemerdekaan Indonesia pada umumnya dan kota Semarang pada khususnya saat Pertempuran Lima Hari Semarang. Monumen ini sebenarnya mulai dibangun pada akhir tahun 1945 didekat Alun-Alun, namun karena kondisi Semarang yang masih kacau saat itu, pembangunan tidak selesai sampai tahun 1953. Lokasinya dipindah ke tempat terjadinya peristiwa pertempuran yaitu lokasinya saat ini, dan diresmikan bertepatan dengan Hari Kebangkitan Nasional oleh Ir. Soekarno, Preside...
Indonesia adalah negara yang mempunyai sumber daya manusia yang kreatif dan inovatif.Tak hanya sumber daya manusianya saja,tetapi juga sumber daya alam yang melimpah. Keistimewaan ini merupakan salah satu kekayaan yang dimiliki oleh negara tersebut.Bahkan tercatat bahwa hampir 8 hektar Negara Zamrud Khatulistiwa ini merupakan lahan pertanian.Dimana sebagian lahan tersebut digunakan para petani untuk menanam tanaman seperti salah satunya adalah eceng gondok. Tanaman Eceng Gondok merupakan salah satu jenis tumnuhan air yang mengapung yang berperan sebagai produsen pada ekosistem air tawar.Tanaman ini seringkali menimbulkan kerugian.Jika tidak benar benar di atasi dengan baik.Tumbuhan eceng gondok ini bisa menyebar keseluruh permukaan air dimana dapat mengganggu lalu lintas diperairan,dan dapat menyebabkan evaprotranspirasi yang berarti jumlah kehilangan air akan bertambah besar.Sebagai warga Indonesia yang memiliki inovasi dan kreatifitas yang sangat tinggi,warga dari d...
Sejarah Perjuangan Dan Peranan Ki Gede Sebayu Di Tegal 1586-1601 Ki Gede Sebayu atau bernama asli Maulana Muttaqinsebenarnya bukan orang asli Tegal melainkan keturunan asli dari Prabu Brawijaya ke-5 raja terakhir Mataram. Beliau adalah putera Pangeran Onje seorang Adipati Purbalingga yang merupakan bupati pertama dan sebagai pendiri Kota Purbalingga. Semenjak kecil Ki Gede Sebayu diasuh oleh eyangnya yaitu Ki Ageng Wungut. Setelah Ki Gede Sebayu dewasa tahun 1549 Masehi oleh ayahnya disuwitakan dalam Kesultanan Pajang sebagai prajurit tamtama dalam Kesultanan Hadiwijaya. Di sanalah Ki Gede Sebayu memperoleh pendidikan keprajuritan dan ilmu kanuragan. Ketika sedang terjadi perebutan tahta, Ki Gede Sebayu meninggalkan Pajang. Beliau lebih memilih meninggalkan keraton dan berniat mencari guru baru untuk mendalami ajaran agama islam. Walaupun beliau sudah banyak mendalami pelajaran agama islam, tetapi beliau tidak sombong dan ingin terus mendalami ajaran agama islam. Pada tahun 1586 Ki Ge...
Monumen perjuangan ini berada di Dukuh Posongan, Kecamatan Comal, Kabupaten Pemalang, Provinsi Jawa Tengah. Monumen ini adalah saksi bisu dari sejarah perjuangan rakyat Indonesia melawan penjajah, tepatnya ketika Belanda melaksanakan Agresi Militer Belanda Ke-2 pada tahun 1947. Saat itu terjadi pertempuran antara pejuang Indonesia melawan pasukan Belanda (KNIL). Dalam pertempuran tersebut sebanyak 215 pejuang gugur, dua diantaranya adalah prajurit dari Pangkalan C.A.IV Tegal yaitu Kapten KKO Mendung dan Serma KKO Iskandar. Kasmuri(53 th) menuturkan bahwa gugurnya kedua prajurit tersebut bermula pada saat keduanya sedang menaiki kereta api menuju Tegal setelah melaksanakan dinas di Surabaya. Kereta yang dinaiki oleh Kapten KKO Mendung dan Serma KKO Iskandar dihadang oleh pasukan KNIL di sekitar Dukuh Posongan, penghentian tersebut terjadi karena disana sedang terjadi peperangan antara pejuangan dengan pasukan KNIL. Ketika itu mereka langsung turun dan ikut bergabung dengan pejuang untu...