Lawang Sewu, yang berarti Seribu Pintu dalam bahasa Indonesia merupakan gedung bersejarah tepat di jantung Kota Semarang, Jawa Tengah. Gedung ini dinamai demikian dikarenakan jumlah pintunya yang -meskipun tidak mencapai seribu- banyak. Banyaknya jendela yang tinggi dan lebar juga membuat masyarakat sering menganggapnya sebagai pintu. Menurut catatan, terdapat total 429 buah pintu atau lubang pintu.
Sejarah
Gedung Lawang Sewu dibangun oleh perusahaan Swasta Belanda Nederlands-Indische Spoorweg Maatschappij (NIS) dan dijadikan sebagai kantor pusat. Nederlands-Indische Spoorweg Maatschappij sendiri merupakan perusahaan perkereta-apian pertama di Indonesia, yang membuat jalur kereta menghubungkan Semarang dengan Vorstenlanden(=Daerah Kerajaan) (sekarang menjadi daerah Surakarta dan Jogjakarta) dengan jalur pertamanya yang dibangun pada tahun 1867 menghubungkan stasiun Semarang NIS di Semarang, Jawa Tengah dan stasiun Tanggung di Tanggungharjo, Grobogan, Jawa Tengah. Awalnya, Het Hoofdkantoor Van de Nederlandsch – Indische Spoorweg Maatschappij(=Kantor Pusat NIS) berada di satu lokasi dengan Stasiun Gudang Semarang. Namun karena lokasi kurang memadai untuk mengikuti pertambahan petugas administratif maupun teknis, dicanangkanlah pembangunan kantor pusat tersendiri. Lokasi yang dipilih berada di Bodjongweg (sekarang Jl. Pemuda) karena dekat kediaman Residen (sekarang rumah dinas Gubernur Jateng, Wisma Perdamaian). Pembangunan dimulai tahun 1904 dan selesai pada tahun 1907 menggunakan rancangan desain Prof. Jacob F. Klinkhamer (TH Delft) dan B.J. Quendag, arsitek Amsterdam, menggunakan gaya Renaissance Revival yang umum pada saat itu.
Pada masa penjajahan Jepang, gedung ini diambil alih dan dijadikan penjara. Konon, interogasi dan penyiksaan dilakukan di ruang bawah tanah gedung ini sehingga banyak yang meninggal. Bila kita mengunjungi ruang bawah tanah ini pun, kita dapat melihat sel-sel berukuran 1m x 1m x 1m bahkan kurang. Banyak pula goresan-goresan di tembok yang menggambarkan ketersiksaan para tahanan masa itu. Kondisi lembab serta banyaknya tetesan-tetesan air tentu menambah penderitaan mereka.
Pada Pertempuran Lima Hari di Semarang tanggal 14-19 Oktober 1945, menjadi lokasi pertempuran yang hebat antara Angkatan Muda Kereta Api (AMKA) melawan pasukan Jepang Kempetai dan Kidobutai. Setelah kemerdekaan, Lawang Sewu dipakai sebagai kantor Djawatan Kereta Api Repoeblik Indonesia (DKARI) yang sekarang menjadi PT Kereta Api Indonesia (PT KAI). Pernah juga gedung ini digunakan untuk tujuan militer oleh Kantor Badan Prasarana Komando Daerah Militer (Kodam) IV/Diponegoro dan oleh Kantor Wilayah (Kanwil) Kementrian Perhubungan Jawa Tengah.
Lawang Sewu Sekarang
Setelah beberapa dekade tidak terawat, PT KAI memutuskan untuk merestorasi gedung bersejarah ini yang selesai pada tahun 2011 dan diresmikan oleh Ibu Negara Ani Bambang Yudhoyono pada tanggal 5 Juli 2011. Semenjak saat itu, Lawang Sewu dibuka sebagai objek wisata untuk umum dan juga sering digunakan untuk acara-acara seperti pameran. pernikahan, gathering, serta sebagai lokasi syuting acara horror seperti dunia lain.
Tiket masuk sejak tahun 2011 hingga saat ini masih sama, yakni Rp10.000,00 untuk umum dan Rp5.000,00 untuk anak-anak dan pelajar. Dengan biaya tambahan Rp30.000,00 kita juga mendapatkan seorang tour guide yang akan memandu dan memberikan sejumlah penjelasan mengenai Lawang Sewu. Wisata yang ditawarkan yakni wisata sejarah dan wisata mistis. Konon, ruang bawah tanah gedung ini sangat angker bahkan paling angker di Indonesia karena banyaknya roh-roh tawanan perang yang bergentayangan.
#OSKMITB2018
BAHAN-BAHAN 1 ikat kangkung bumbu halus : 5 siung bawang merah 2 siung bawang putih 2 butir kemiri 1 sdt ketumbar bubuk seruas kencur aromatic : 2 lembar daun salam 2 lembar daun jeruk 1 btg sereh seruas lengkuas,geprek seasoning : 1 sdt garam (sesuai selera) 1/2 sdt kaldu bubuk 1/2 sdm gula jawa sisir 1 sdt gula pasir Rose Brand 1 bungkus santan cair instan Rose Brand 1 liter air 3 sdm minyak goreng untuk menumis CARA MEMASAK: Siangi kangkung cuci bersih,tiriskan Haluskan bumbu Tumis bumbu halus hingga harum dengan secukupnya minyak goreng,masukkan aromatic,masak hingga layu,beri air 1 lt Masukkan kangkung,beri seasoning,aduk rata Koreksi rasa Sajikan Sumber: https://cookpad.com/id/resep/25030546?ref=search&search_term=kangkung
Bahan: 1 buah tomat, potong dadu 2 ekor ikan tongkol ukuran sedang (1/2kg) 1/2 bks bumbu marinasi bubuk 1 sdt bawang putih Secukupnya garam Secukupnya gula 7 siung bawang merah, iris 5 buah cabe rawit, iris 2 batang sereh, ambil bagian putihnya, iris 3 lembar daun jeruk, iris tipis-tipis 1 bks terasi ABC Minyak untuk menumis Secukupnya air Cara memasak: Cuci bersih ikan tongkol. Taburi bumbu marinasi desaku, garam secukupnya, air 2 sdm ke ikan tongkol. Siapkan bahan-bahan. Iris tipis bawang merah, daun jeruk, seret, cabe rawit. Kukus ikan tongkol selama 10 menit. Lapisi dengan daun pisang atau daun kunyit. Boleh jg tidak d lapisi. Setelah ikan di kukus, goreng ikan. Tumis bawang merah dan bahan lainnya. Masukkan terasi yg telah dihancurkan. Setelah matang, masukkan ikan yang telah digoreng. Aduk hingga rata. Sajikan dengan nasi hangat. Sumber: https://cookpad.com/id/resep/24995999?ref=search&search_term=dabu+dabu
Bahan-bahan Porsi 2 orang Bumbu Ikan bakar : 2 ekor ikan peda 1 sdm kecap 1/2 sdm Gula merah 1/2 sdt garam Minyak goreng Bahan sambal dabu-dabu : 7 buah cabe rawit merah, iris kecil 1 buah tomat merah, iris dadu 3 siung bawang merah,iris halus 2 lembar daun jeruk, buang tulang tengah daun, iris tipis 2 sdm minyak goreng panas Cara Membuat: Marinasi ikan dengan air perasan jeruk nipis dan garam secukupnya, diamkan 20 menit, kemudian panggang diatas teflon(aku di happycall yang dialasi daun pisang) sesekali olesi minyak plus bumbu ke ikannya(aku pakai bumbu kecap dan gula merah) panggang sampai matang. Cara bikin Sambal dabu-dabu : Campurkan semua bahan sambal dabu-dabu ke dalam mangkok kecuali minyak kelapa, panaskan minyak kelapa, kemudian siram diatas sambal tadi, sajikan ikan peda bakar dengan sambal dabu-dabu. Sumber: https://cookpad.com/id/resep/15232544?ref=search&search_term=peda+bakar
MAKA merupakan salah satu tradisi sakral dalam budaya Bima. Tradisi ini berupa ikrar kesetiaan kepada raja/sultan atau pemimpin, sebagai wujud bahwa ia bersumpah akan melindungi, mengharumkan dan menjaga kehormatan Dou Labo Dana Mbojo (bangsa dan tanah air). Gerakan utamanya adalah mengacungkan keris yang terhunus ke udara sambil mengucapkan sumpah kesetiaan. Berikut adalah teks inti sumpah prajurit Bima: "Tas Rumae… Wadu si ma tapa, wadu di mambi’a. Sura wa’ura londo parenta Sara." "Yang mulia tuanku...Jika batu yang menghadang, batu yang akan pecah, jika perintah pemerintah (atasan) telah dikeluarkan (diturunkan)." Tradisi MAKA dalam Budaya Bima dilakukan dalam dua momen: Saat seorang anak laki-laki selesai menjalani upacara Compo Sampari (ritual upacara kedewasaan anak laki-laki Bima), sebagai simbol bahwa ia siap membela tanah air di berbagai bidang yang digelutinya. Seharusnya dilakukan sendiri oleh si anak, namun tingkat kedewasaan anak zaman dulu dan...
Wisma Muhammadiyah Ngloji adalah sebuah bangunan milik organisasi Muhammadiyah yang terletak di Desa Sendangagung, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Wisma ini menjadi pusat aktivitas warga Muhammadiyah di kawasan barat Sleman. Keberadaannya mencerminkan peran aktif Muhammadiyah dalam pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan dakwah dan pendidikan berbasis lokal.