×

Akun anda bermasalah?
Klik tombol dibawah
Atau
×

DATA


Kategori

manuskrip

Elemen Budaya

Naskah Kuno dan Prasasti

Provinsi

Jawa Barat

Asal Daerah

Manonjaya, Kota Tasikmalaya, Provinsi Jawa Barat

Tuntunan Pedoman Ajaran Islam Dalam Manuskrip “Nadoman Rukun Iman” Karya Sadudin Salim

Tanggal 01 Jul 2021 oleh Nabhillaadzra .

Negara Indonesia merupakan negara yang sangat kaya. Bukan hanya kekayaan sumber daya alamnya saja yang melimpah, tanah air Indonesia pun memiliki kekayaan lainnya yaitu kekayaan budaya bangsa yang tersebar di seluruh penjuru negeri ini. Beraneka ragam kebudayaan dihasilkan dari berbagai suku bangsa yang ada di tanah air ini. Budaya sangat erat kaitannya dengan manusia, manusia menciptakan budayanya sendiri lalu mereka wariskan secara turun-temurun pada penerusnya. Dari mulai budaya yang berbentuk benda hingga tak benda, tercetak maupun tersirat semua tersebar dan diwariskan secara turun temurun oleh leluhur nenek moyang bangsa. Dahulu menulis merupakan budaya yang kuat. Yang mana saat itu dilakukan seadanya dengan peralatan yang sederhana. Dan hasil dari tulisan-tulisan tersebut selanjutnya menjadi dokumen yang kemudian dikenal dengan Manuskrip. Naskah kuno (manuskrip) nusantara merupakan salah satu harta budaya Indonesia. Siapapun yang ingin melihat cerita atau perjalanan hidup leluhur bangsanya dapat melihatnya melalui naskah-naskah manuskrip tersebut. Mengapa demikian? Karena dalam manuskrip terkandung banyak informasi seperti tradisi, adat istiadat, nasihat orang terdahulu, hadist - hadist serta sejarah nabi dan lain sebagainya yang dituliskan orang-orang terdahulu. Naskah yang berjudul “Nadoman Rukun Iman” karya Sadudin Salim menjadi salah satu manuskrip asli yang berasal dari tanah Sunda tepatnya di Manonjaya, Kota Tasikmalaya, Provinsi Jawa Barat, yang berisi mengenai kitab-kitab Allah dan juga pedoman rukun iman. Berbicara lebih lanjut mengenai naskah ini, terlebih dahulu kita pahami pengertian dari manuskrip itu sendiri. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) manuskrip diartikan sebagai naskah tulisan tangan yang menjadi kajian filologi. Selaras dengan arti dari manuskrip ini naskah Nadoman Rukun Iman ini pun merupakan sebuah tulisan yang dapat dikaji dengan ilmu filologi. Hal tersebut dapat terlihat dalam penulisan naskah “Nadoman Rukun Iman” yang menggunakan aksara arab namun berbahasa Sunda. Penggunaan aksara atau huruf arab namun menggunakan bahasa lokal atau berbahasa Sunda tersebut disebut pula dengan Aksara Pegon. Bersamaan dengan masuknya Islam di Indonesia, aksara Arab diserap dan mengambil bentuk kreatif menjadi aksara jawi di Melayu atau pegon di Jawa. Aksara Jawi dengan cepat menjadi sistem tulis utama yang digunakan di Semenanjung Melayu, menggeser aksara-aksara lokal lainnya (Astuti, 2014). Dalam naskah milik Ira Handayani, berjudul “Nadoman Rukun Iman” yang dikarang oleh Sadudin Salim, membahas mengenai kitab-kitab Allah dalam ajaran agama islam. Nadoman oleh Dr. Roni Nugraha, M.Ag dijelaskan sebagai “pupujian” dalam bahasa Sunda atau merupakan syair-syair sastra Sunda berupa interpretasi makna (zauq) atau yang diambil dari ajaran Islam yaitu Alquran maupun hadis sehingga nadoman syarat dengan makna ajaran Islam berupa nasihat, pelajaran agama, pujian kepada Tuhan Allah SWT, sholawat Nabi dan do`a khususnya di daerah Jawa Barat. Nadoman senantiasa dilantunkan di masjid-masjid di sela menunggu waktu antara adzan dan iqomah (“Diskusi: Tafsir Dan Pupujian Sunda, Oleh Dr Roni Nugraha,” 2019). Naskah yang berasal dari Manonjaya, Tasikmalaya, Jawa Barat ini ditulis dengan menggunakan aksara Arab dan Bahasa Sunda atau aksara pegon. Ketika membaca manuskrip ini kita akan menemukan bahwa manuskrip ini berisi pembahasan mengenai kitab-kitab Allah serta pedoman rukun iman dalam Agama Islam. Hal ini pun dibuktikan dalam isi naskah, di mana pada halaman 1 sampai halaman 6 pada naskah ini di jelaskanlah tentang kitab Allah yang wajib diketahui ada 104, dan yang wajib diketahui oleh seluruh umat muslim ada 4. Pada halaman tersebut pula dibahas mengenai nama-nama para Nabi yang wajib diketahui ada 25 Nabi dan Orang Mualaf mengetahui para Nabi yang ada di Qur’an dan masing-masing kitabnya. Pada halaman 7 sampai dengan 9 menjelaskan mengenai malaikat-malaikat dan tugasnya, lalu memberitahu bahwa Allah memberikan wahyu kepada Nabi. Selanjutnya, pada halaman 10 sampai dengan 13 dibahas pula mengenai nadoman tentang para nabi. Dan terkahir, pada halaman 14 disebutkan serta dijelaskan macam-macam dari neraka. Dari uraian diatas, dapat terlihat bahwa naskah yang dicetak dalam kertas HVS berukuran 21,5✕ 14,7cm ini secara garis besar membahas pedoman dalam agama Islam. Jadi seseorang yang membaca naskah nadoman ini tentunya akan mengetahui informasi khususnya mengenai kitab-kitab Allah dan rukun iman dalam Agama Islam. Saat ini naskah nadoman dipergunakan oleh kalangan umat muslim dalam mempelajari mengenai pedoman dalam agama Islam. Naskah asli “Nadoman Rukun Iman” yang semula dimiliki oleh Bapak Asep Sopyan, saat ini disimpan dengan baik oleh pemiliknya yang kini bernama Ira Handayani di Cimanggung, Sumedang, Jawa Barat. Dengan kondisi yang masih bisa terbaca walaupun terdapat ujung-ujung kertas yang sobek, namun tidak menghambat dalam membaca naskah tersebut karena kerusakan hanya ada pada ujung kertas. Seiring perkembangan zaman yang semakin maju naskah kuno semacam nadoman ini sudah banyak ditemukan, tentunya memerlukan pemeliharaan serta pelestarian yang baik agar dapat dibaca oleh generasi selanjutnya. Upaya dalam melestarikan naskah ini dapat dilakukan dengan melakukan penyimpanan melalui museum atau perpustakaan serta mengolah dan mengkaji isi yang terkandung dalam naskah tersebut agar mudah dipahami dan juga dimanfaatkan oleh para pengembang kebudayaan (Primadesi, 2012). Selain lembaga seperti museum atau perpustakaan, masyarakat pun memiliki peran dalam pelestarian naskah ini. Diantaranya masyarakat dapat berperan dengan menyebarluaskan informasi tentang pentingnya pelestarian dan juga penyelamatan naskah-naskah kuno seperti naskah nadoman ini dengan menyimpannya di tempat aman ataupun melakukan digitalisasi mandiri. Dengan cara menyebarluaskan informasi mengenai manuskrip diharapkan pula timbulnya kesadaran masyarakat akan pentingya pelestarian dan penyelamatan naskah yang akan meningkat. Selain itu masyarakat dapat berperan dengan menyerahkan naskah-naskah kuno yang dimiliki atau ditemukan kepada negara untuk selanjutnya ditindak lebih lanjut lagi.

DISKUSI


TERBARU


Piring Batak (M...

Oleh Janis | 13 Jul 2024.
Piring

Arti kata marsipanganon adalah makan bersama menggunakan satu piring. Terbuat dari kayu yang dibentuk menjadi piring besar, alat tersebut dipakai unt...

Ulos Bolean Na...

Oleh Batakologi | 09 Jul 2024.
Ulos (Kain Wastra)

Ulos Bolean Na Margatip merupakan ulos (kain wastra) yang digunakan pada saat acara berduka akan kematian atau musibah yang melanda. Ulos ini digunak...

Sangsang Horbo

Oleh Batakologi | 09 Jul 2024.
Makanan

Dalam pesta Batak, sangsang merupakan salah satu makanan yang biasa dihidangkan untuk para tamu, dan biasanya menggunakan daging babi. Namun ketika T...

Indahan Songko

Oleh Batakologi | 09 Jul 2024.
Makanan

Pada saat Tim Ekspedisi Batakologi menghadiri Acara Festival Wisata Edukasi Leluhur Batak di Samosir, terdapat salah satu hidangan yang disajikan pad...

Ihan Batak Nani...

Oleh Batakologi | 09 Jul 2024.
Makanan

Naniura adalah makanan khas Batak yang bahan utamanya adalah ikan. Keunikan dari naniura adalah daging ikan yang tidak dimasak menggunakan panas, tet...

FITUR


Gambus

Oleh agus deden | 21 Jun 2012.
Alat Musik

Gambus Melayu Riau adalah salah satu jenis instrumental musik tradisional yang terdapat hampir di seluruh kawasan Melayu.Pergeseran nilai spiritual...

Hukum Adat Suku...

Oleh Riduwan Philly | 23 Jan 2015.
Aturan Adat

Dalam upaya penyelamatan sumber daya alam di kabupaten Aceh Tenggara, Suku Alas memeliki beberapa aturan adat . Aturan-aturan tersebut terbagi dala...

Fuu

Oleh Sobat Budaya | 25 Jun 2014.
Alat Musik

Alat musik ini terbuat dari bambu. Fuu adalah alat musik tiup dari bahan kayu dan bambu yang digunakan sebagai alat bunyi untuk memanggil pend...

Ukiran Gorga Si...

Oleh hokky saavedra | 09 Apr 2012.
Ornamen Arsitektural

Ukiran gorga "singa" sebagai ornamentasi tradisi kuno Batak merupakan penggambaran kepala singa yang terkait dengan mitologi batak sebagai...