Sumber: https://lektur.kemenag.go.id/web/
Logo Kemenag RI LKK_BANTEN2013_PONTANG [ KUMPULAN KITAB DENGAN BERBAGAI TEMA ]
LKK_BANTEN2013_PONTANG
Nama Pemilik
Bhs. Arab dan Jawa
Aksara Arab
Prosa
LL
SLM
180 hal/7 baris/hal
Ukuran 20,6 x 27,9 cm
Kertas Eropa
Naskah ini berisi beberapa teks berupa [ Kumpulan Kitab dengan Berbagai Tema ], yang disusun oleh Abdullah bin Abdul Qohar. Naskah ini adalah naskah asli yang berasal dari Pontang, Kabupaten Serang.
Naskah ini memiliki ukuran 20,6 x 27,9 cm, dengan tebal naskah 2 cm. Ukuran teks naskah 14 x 23 cm, dengan ukuran huruf 0,9 cm.Margin Recto: kiri 2 cm, atas 3 – 3,5 cm, kanan 4,5 cm, dan bawah 3 – 3,3 cm; sedangkan Margin Verso: kiri 4,5 cm, atas 3 - 3,5 cm, kanan 2 cm, dan bawah 3 - 3,3 cm.
Isi naskah berbahasa Arab dan Jawa, ditulis dengan aksara Arab menggunakan khat Nasakh.Tulisan berwarna hitam dan merah, di atas bahan kertas Eropa berwarna coklat.Naskah ini terdiri dari 19 Teks, dengan jumlah halaman 180, dengan jumlah baris per halamannya 7 baris. Terdapat 9 Kuras, dengan 19 halaman per Kurasnya. Tidak terdapat Kata Alihan, namun terdapat Kolofon di halaman 138.Tahun penulisan naskah ini tidak disebutkan.
Keadaan fisik naskah ini sudah sedikit rusak namun masih terbaca.Sampul sudah tidak ada, tapi dijilid dengan benang. Terdapat watermark berupa perisai bunga tulip di tengahnya serta mahkota dan Propatria; juga countermark bertuliskan “JH ONIC & ZOONEN”. Tapi tidak ditemukan garis tebal dan garis tipis di dalamnya.
Secara ringkas, naskah ini terdiri dari 19 Teks dengan berbagai tema pembahasan. Gambaran isi naskah sebagai berikut:
Kalimat awal pada naskah berbunyi ..............(kertas sobek) bi syarti a?lin li dz?lik f? dz?lik an-nazhar wa bi dz?lik adzantu?u f? ar-r?tib bi dharb ad-duf?f wa ’adami?i wa al-la’b bi dharb as-suy?f wa ad-dabb?s wa akl an-n?r wa as-samm wa az-zuh?j...Bagian awal kalimat teks, Bismill?hi ar-Rahm?n ar-Rah?m. Al-hamdulilll?hi al-ladz? khalaqa al-maq?m?t wa al-’aw?l?m, wa asy?adu?? bi nur an-nubuwwah bi tauf?qi?i min Rabb al-bar?y?t. Wa asy?adu an l? il??a illa All?? wahda?u l? syar?ka la?u r?ziq al-mann?n bi musy??adati al-mulki ad-dayy?n, wa asy?adu anna Muhammadan ’abdu?u wa ras?lu?u...Bagianakhir teks: Wa as-s?bi’, qalb ar-rabb?niyyah, wa ?uwa qalb al-mu‘min al-ladz? syad?d syu??di?i wa fan?‘i?i il? dz?ti?i ta’?l? al-ladz? qad kasyafa il? ’?lam al-l???t wa ?uwa a?l al-ma’rifah. Nuktah. Kalimat akhir naskah: wa ??dz? asyrafu maw?dhi’ at-tashawwar?t wa aqarru bi?? il? al-hudh?r wa hush?l al-maqah?d idz? atqarra...
Teks halaman 1-51, tanpa judul dan nama penulis. Teks ditulis menggunakan aksara dan bahasa Arab, dengan terjemahan berbahasa Jawa-Banten. Jenis kaligrafi yang digunakan adalah dari jenis naskhi. Rata-rata jumlah baris per halaman adalah 7 baris dengan tulisan yang masih jelas terbaca. Halaman-halaman pertama teks ini hilang, tetapi dari halaman pertama dapat diduga bahwa teks ini berisi tentang debus. Teks berjudul Silsilat as-Siniyyat al-’?liyat al-Hadhrati al-Qad?riyyah (halaman 52-67). Teks tanpa pengarang ini ditulis dengan aksara dan Bahasa Arab dalam kaligrafi jenis naskhi dalam tujuh baris rata-rata setiap halamannya. Terjemahan berbahasa Jawa-Banten ditulis dengan aksara Pegon. Kualitas tulisan masih jelas terbaca. Teks berjudul Syaraté Dzikir Rifa’i (halaman 68). Tidak didapati nama penulis dalam teks berbahasa Jawa-Banten ini. Dalam 11 baris, teks ini ditulis dengan menggunakan aksara Pegon dengan kaligrafi jenis Farisi yang masih jelas terbaca. Di sisi kanan terdapat semacam syarh berbahasa Jawa-Banten beraksara Pegon yang dapat dipastikan ditulis belakangan karena perbedaan kaligrafi dan ketebalan tinta (yang tipis). Teks berisi Ijazah tentang dzikir-dzikir yang diterima Haji Afifi dari Syaikh Muhammad ’Aliyuddin ibn Muhammad ’Arif (halaman 69-71). Ijazah ini ditulis dalam 11 baris per halaman, berbahasa Jawa-Banten beraksara Pegon, dengan jenis kaligrafi Farisi berwarna merah dan rubrikasi berwarna merah. Tulisan masih sangat jelas terbaca. Teks tanpa penulis berjudul Syur?th adz-Dzikr min al-Mubtadi‘?n ’inda ba’dhi?im min Ahl ?adza al-Fanni (halaman 71-74). Teks ini ditulis dalam 4 baris pada halaman pertamanya dan 11 baris pada halaman berikutnya. Kalimat pembukaan/ judul ditulis dengan aksara dan berbahasa Arab, sedangkan ini ditulis denagn aksara Pegon berbahasa Jawa-Banten. Jenis kaligrafi yang digunakan adalah Farisi dengan tinta berwarna hitam dan rubrikasi dengan tinta merah yang tegas dan masih jelas terbaca. Teks ini berisi syarat-syarat dzikir Tarekat Rifa’iyyah. Teks tanpa penulis berisi pembahasan tentang fiqh (halaman 74-80), ditulis dengan tinta hitam berkaligrafi naskhi yang sebagian diberi tanda baca. Pada halaman 77 tertulis angka tahun 1260 Hijriyah. Teks Tar?qat as-S?d?t asy-Syathth?riyyah (halaman 74-80), tidak tercantum nama penulis. Berbahasa dan beraksara Arab dengan menggunakan kaligrafi jenis naskhi tanpa harakat menggunakan tinta hitam. Teks Silsilah/ Nasab Tarekat Syattariyah yang diterima oleh Tubagus H. Mahmud Syadzili al-Jawi Banten (halaman 81). Beraksara dan berbahasa Arab yang ditulis dengan kaligrafi jenis Naskhi tanpa harakat dengan menggunakan tinta hitam. Teks berjudul Bay?n an-Nasb Quthb al-Aqth?b Sulth?n al-Auliy?‘ Sayyid asy-Syaikh Muhyi ad-D?n Ab? Muhammad Ab? as-Sh?lih Sayyid ’Abd al-Q?dir J?l?niy (halaman 82-83). Bahasa dan aksara yang digunakan adalah Arab. Teks tanpa penulis berjudul Ans?b al-’?liyat ar-Rif?’iyyat Sulth?n al-’?syiq?n Maul?n? as-Sayyid Ahmad al-Kab?r ar-Rif?’i (halaman 83-84). Bahasa dan aksara yang digunakan adalah Arab. Teks pada halaman 85-91 yang berisi diagram tentang penjelasan konsep-konsep tertentu. Ditulis dalam dua bahasa dan aksara, yakni Arab dan Jawa-Banten, serta Arab dan Pegon. Tinta yang digunakan berwarna hitam dan merah. Teks Masy??id an-N?sik f? Maq?mat as-S?lik (92-125) Diagram berbentuk figur manusia dengan kata Allah di bagian kepala, leher, dada, perut, paha, dan betis (halaman 126). Halaman 127-130 tidak begitu jelas berisikan tentang apa. Teks ditulis dengan bahasa dan aksara Arab serta bahasa Jawa-Banten dan aksara Pegon dengan kaligrafi jenis Naskhi. Teks tanpa penulis berjudul Martabat Pitu (halaman 130-141). Bahasa yang digunakan adalah Jawa-Banten yang ditulis dengan aksara Pegon berkhat Naskhi bercampur dengan Farisi. Tinta yang digunakan berwarna hitam dan merah. Pada halaman 136-139 terdapat diagram penjelasan tentang Martabat Tujuh. Teks tanpa penulis berjudul Syarh Tuhfat al-Mursalat (halaman 142-145), berbahasa Jawa-Banten, beraksara Pegon, ditulis dengan tinta berwarna hitam dan merah. Jenis kaligrafi yang digunakan adalah naskhi bercampur dengan Farisi. Teks ini berisi tentang Martabat Tujuh. Diagram-diagram ajaran Martabat Tujuh (halaman 146-163). Ditulis dengan aksara dan Bahasa Arab, serta bahasa Jawa-Banten aksara Pegon. Teks ditulis dengan kaligrafi Naskhi dan Farisi dengan tinta berwarna hitam dan merah. Halaman 1164-169, berisi diagram-diagram rajah; berbahasa dan aksara Arab, serta berbahasa Jawa-Banten beraksara Pegon; menggunakan tinta hitam dan merah. Teks berjudul Ris?lat asy-Syathth?riyyat f? Bay?n Asr?r as-S?ir?n f? Thar?q al-Ahadiyat yang ditulis oleh Baha‘ ad-Din ibn Ibr???m ’Ath? al-Ansh?riy al-Q?diriy (halaman 170-194). Halaman akhir teks ini hilang dan pada halaman-halaman terakhir sudah mulai lapuk. Teks berisi ajaran Tarekat Syattariyah ini ditulis dengan kaligrafi jenis Naskhi berbahasa dan aksara Arab tanpa tanda baca. Tinta yang digunakan adalah hitam dan tinta merah untuk rubrikasi. Jumlah baris pada masing-masing halaman berbeda-beda; pada halaman 170 berjumlah 12 baris, halaman 171-172 berjumlah 13 baris, dan halamn 173-194 rata-rata 23 baris. Pemilik naskah ini adalah H. Sulaiman.Dipotret oleh Tim dari Puslitbang Lektur dan Khazanah Keagamaan, Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama RI.Dan dideskripsikan oleh Puji Astuti (PA).
ROTASI GAMBAR 90�LKK_BANTEN2013_PONTANG 1 / 190StartStop
Manuskrip Puslitbang Lektur - Kementrian Agama RI Copyright © 2020 Kementrian Agama RI. Supported By Web Design Jakarta
Wisma Muhammadiyah Ngloji adalah sebuah bangunan milik organisasi Muhammadiyah yang terletak di Desa Sendangagung, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Wisma ini menjadi pusat aktivitas warga Muhammadiyah di kawasan barat Sleman. Keberadaannya mencerminkan peran aktif Muhammadiyah dalam pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan dakwah dan pendidikan berbasis lokal.
SMP Negeri 1 Berbah terletak di Tanjung Tirto, Kelurahan Kalitirto, Kecamatan Berbah, Sleman. Gedung ini awalnya merupakan rumah dinas Administratuur Pabrik Gula Tanjung Tirto yang dibangun pada tahun 1923. Selama pendudukan Jepang, bangunan ini digunakan sebagai rumah dinas mandor tebu. Setelah Indonesia merdeka, bangunan tersebut sempat kosong dan dikuasai oleh pasukan TNI pada Serangan Umum 1 Maret 1949, tanpa ada yang menempatinya hingga tahun 1951. Sejak tahun 1951, bangunan ini digunakan untuk kegiatan sekolah, dimulai sebagai Sekolah Teknik Negeri Kalasan (STNK) dari tahun 1951 hingga 1952, kemudian berfungsi sebagai STN Kalasan dari tahun 1952 hingga 1969, sebelum akhirnya menjadi SMP Negeri 1 Berbah hingga sekarang. Bangunan SMP N I Berbah menghadap ke arah selatan dan terdiri dari dua bagian utama. Bagian depan bangunan asli, yang sekarang dijadikan kantor, memiliki denah segi enam, sementara bagian belakangnya berbentuk persegi panjang dengan atap limasan. Bangunan asli dib...
Pabrik Gula Randugunting menyisakan jejak kejayaan berupa klinik kesehatan. Eks klinik Pabrik Gula Randugunting ini bahkan telah ditetapkan sebagai cagar budaya di Kabupaten Sleman melalui SK Bupati Nomor Nomor 79.21/Kep.KDH/A/2021 tentang Status Cagar Budaya Kabupaten Sleman Tahun 2021 Tahap XXI. Berlokasi di Jalan Tamanmartani-Manisrenggo, Kalurahan Tamanmartani, Kapanewon Kalasan, Kabupaten Sleman, pabrik ini didirikan oleh K. A. Erven Klaring pada tahun 1870. Pabrik Gula Randugunting berawal dari perkebunan tanaman nila (indigo), namun, pada akhir abad ke-19, harga indigo jatuh karena kalah dengan pewarna kain sintesis. Hal ini menyebabkan perkebunan Randugunting beralih menjadi perkebunan tebu dan menjadi pabrik gula. Tahun 1900, Koloniale Bank mengambil alih aset pabrik dari pemilik sebelumnya yang gagal membayar hutang kepada Koloniale Bank. Abad ke-20, kemunculan klinik atau rumah sakit di lingkungan pabrik gula menjadi fenomena baru dalam sejarah perkembangan rumah sakit...
Kompleks Panti Asih Pakem yang terletak di Padukuhan Panggeran, Desa Hargobinangun, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, merupakan kompleks bangunan bersejarah yang dulunya berfungsi sebagai sanatorium. Sanatorium adalah fasilitas kesehatan khusus untuk mengkarantina penderita penyakit paru-paru. Saat ini, kompleks ini dalam kondisi utuh namun kurang terawat dan terkesan terbengkalai. Beberapa bagian bangunan mulai berlumut, meskipun terdapat penambahan teras di bagian depan. Kompleks Panti Asih terdiri dari beberapa komponen bangunan, antara lain: Bangunan Administrasi Paviliun A Paviliun B Paviliun C Ruang Isolasi Bekas rumah dinas dokter Binatu dan dapur Gereja
Jembatan Plunyon merupakan bagian dari wisata alam Plunyon-Kalikuning yang masuk kawasan TNGM (Taman Nasional Gunung Merapi) dan wisatanya dikelola Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) setempat, yaitu Kalikuning Park. Sargiman, salah seorang pengelola wisata alam Plunyon-Kalikuning, menjelaskan proses syuting KKN Desa Penari di Jembatan Plunyon berlangsung pada akhir 2019. Saat itu warga begitu penasaran meski syuting dilakukan secara tertutup. Jembatan Plunyon yang berada di Wisata Alam Plunyon-Kalikuning di Cangkringan, Kabupaten Sleman. Lokasi ini ramai setelah menjadi lokasi syuting film KKN Desa Penari. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan zoom-in-whitePerbesar Jembatan Plunyon yang berada di Wisata Alam Plunyon-Kalikuning di Cangkringan, Kabupaten Sleman. Lokasi ini ramai setelah menjadi lokasi syuting film KKN Desa Penari. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan "Syuting yang KKN itu kebetulan, kan, 3 hari, yang 1 hari karena gunungnya tidak tampak dibatalkan dan diu...