Si Pitung Si Pitung adalah sosok pemuda teladan dari Rawa Belong. Shalat lima waktu tidak pernah ia tinggalkan. Belajar mengaji kepada ulama setempat, Haji Naipin, tidak putus-putusnya dijalankan. Pemuda Betawi dahulu biasanya memang taat dalam agama dan pintar bersilat. Hal itu juga yang dilakukan Si Pitung. Selesai belajar mengaji, ia berlatih silat. Tidak terasa waktu berjalan, Si Pitung menjelma menjadi sosok yang lengkap dalam ilmu agama dan ilmu beladiri, yaitu pencak silat. Ia adalah gambaran pemuda Betawi pada waktu itu. Pada saat yang sama, penjajah Belanda sedang giat-giatnya mengeruk kekayaan alam Hindia Belanda (nama Indonesia sebelum merdeka) yang berpusat di Batavia. Tenaga rakyat diperas dalam kekejaman kerja paksa. Tak terhitung lagi korban yang jatuh. Sebagian lagi hidup dalam penderitaan dan kelaparan. Menyaksikan kenyataan itu, timbul rasa iba di hati Si Pitung. Keberpihakan pada rakyatnya sendiri yang mengubah takdir Si Pitung. Bersama Rais dan Ji'...
Pada pylons (tonggak) Jalan Layang Non-Toll yang berdiri di atas sepanjang jalan raya Antasari dapat ditemukan berbagai macam lukisan dinding (mural) yang menggambarkan sendi-sendi kota Jakarta. Gambar-gambar yang penuh warna tersebut dibuat oleh siswa-siswi dari berbagai macam akademi, dan sekolah menengah di daerah itu. Kurang lebih 63 tonggak telah digambar oleh mereka. Mendeskripsikan ungkapan untuk Ibu kota, misalnya kebersihan, hingga mengungkapkan kesenian khas Betawi, seperti tarian Gambang Kromong, metro mini, bir pletok, dan kerak telor. Melalui mural tersebut pemerintah kota setempat ingin agar ada tempat untuk penyaluran ekspresi seni, dan memperingati budaya Jakarta, khususnya di antara pelajar. Sumber: 1. Now Jakarta Magazine, hal 98. oleh Sari WIdiati dan Raditya Fadilla. May 2018 2. Merdeka web news, Imam Buchori. 10 Maret 2018
Sejarah Kebudayaan Nusantara Direktorat Pelestarian Cagar Budaya dan Permuseuman, Direktorat Pelestarian Cagar Budaya dan Permuseuman (2018) Sejarah Kebudayaan Nusantara. [Video] Video SEJARAH KEBUDAYAAN NUSANTARA.mp4 Download (1GB) Abstract Sebuah karunia tuhan yang tiada banding karena kesuburan dan melimpahnya kekayaan alam. Indonesian adalah Cincin Api Asia Pasifik (ring of fire) kehidupan di nusantara menjadi bervariasi karena ada yang memiliki daerah yang basah dan ada pula yang kering dengan kesuburan yang bervariasi, perbedaan ini sangat mempengaruhi corak kehidupan manusia di indonesia. manusia pertama yang masuk ke nusantara adalah homo erectus (1,5 Juta Tahun yang lalu), sampai kepunahannya sekitar 200-100 ribu tahun yang lalu tidak banyak perubahan yang dibuat oleh homo...
Tampaknya masalah “memandang” dan “dipandang” antara bekas terjajah dengan 159 mantan kolonial-penjajah memang tidak selesai dengan pengakuan kemerdekaan saja. Mereka, generasi kedua bangsa, masih membutuhkan waktu untuk memulihkan sejarah masa lampau kedua negara. Namun lebih penting lagi perspektif mereka, seperti kutipan semula. Mereka justru butuh kesadaran memulihkan pemahaman patriotisme-nasionalisme dengan bersikap sportif dan bijaksana dalam setiap melihat sumber masalah kedua bangsa. Rutinitas tahunan Peringatan Hari Pahlawan untuk pahlawan yang gugur, semoga tidak sia-sia. Sumber: http://repositori.kemdikbud.go.id/11379/
REBANA GEDIGDUG (REBANA BERANTEM) WARISAN BUDAYA ORANG BETAWI CATATAN ORANG KAMPUNG PETUKANGAN "konon" menurut pengkhabaran orang tua dulu bahwa rebana gedigdug enih adalah "bapak moyangnya" rebana yang berkembang sekarang enih di Betawi. Salah satu tokohnya adalah alm Hadji Godjali Petukangan. Perlu juga kita ketahui bersama bahwa alm Hadji Godjali juga "tokoh sentral" silat beksi yang wafat tahun 1963 dan sayang sungguh disayang terus dilupakan. Beliau "guru besar" silat beksi yang punya murid para pesilat tangguh dan kesohor seperti H. Hasbullah, Kong Noer, Kong Simin, Mandor Minggu, dan lainnya. Maaf beribu maaf entuh khazanah seni budaya orang pesanggrahan yang kesohor pada jamannya. Namun hingga kini terus saja "tergerus jaman" dan pada akhirnya tenggelam. Putra alm Hadji Godjali adalah Mat Roobin pemaen suling "lihai" dalam Grup Gambus Al Wathon pimpinan Hasan Alaydrus Tj Priok yang terkenal pada jaman sebe...
SILAT BEKSI PETUKANGAN Silat Beksi di Petukangan berasal dari Dadap, Tangerang. Silat Beksi dibawa oleh H. Godjali ke Petukangan, sekitar tahun 1913-an. Silat Beksi secara silsilah dari H. Godjali, berasal dari Lee Tjeng Hok dan Ki Marhalli. Petukangan sendiri adalah sebuah daerah di barat daya kota Batavia atau Jakarta sekarang. Daerah Petukangan pada masa sebelum kemerdekaan, adalah lahan perkebunan dan pusat tenaga kerja pembatik, yang bekerja di pusat distrik Kebayoran Lama. Penyebaran silat Beksi di Petukangan dilakukan oleh H. Godjali melalui murid-murid terkemukanya yang bernama ; H. Hasbullah, Simin, M. Nur dan Mandor Minggu. H. Godjali sebenarnya memiliki banyak murid di Petukangan, tetapi yang membuka perguruan dan secara aktif menyebarkannya, adalah keempat murid utamanya tersebut. Mereka juga ikut mengembangkan silat Beksi itu sendiri, dalam ekspresi jurus-jurus dasar yang ada. Untuk mempelajari silat Beksi, terutama pasca H. Godjali, para murid harus melalui p...
MEKANISME PEMBELAJARAN SILAT BEKSI PETUKANGAN Proses pembelajaran seorang murid dari guru dalam silat Beksi melalui tahapan tertentu, dimana tiap guru berbeda-beda. Ada tiga proses dalam mekanisme pembelajaran silat Beksi, dimulai dari tata cara penerimaan murid, proses pembelajaran seorang murid dan waisuda murid yang sudah paripurna belajarnya. Tata Cara Penerimaan Murid Pada awalnya masuknya silat Beksi di Petukangan, tidak ada syarat apapun dari H. Godjali dalam tata cara penerimaan seorang murid yang akan belajar silat Beksi. H Godjali sebagai guru awal, bahkan yang mengajak generasi awal silat Beksi di Petukangan, untuk ikut belajar, atau dalam bahasa saat ini sharing pengetahuan silat Beksi. Sehingga tidak ada status yang membatasi, tetapi mereka semua tetap dalam koridor guru dan murid dalam tataran keilmuan silat Beksi. Tata cara penerimaan murid, adalah sebuah mekanisme yang harus ditempuh, apabila sang murid menginginkan untuk me...
BEKSI DAN REBANA GEDIGDUG TRADISI LISAN BETAWI PENDAHULUAN Beksi dan Gedigdug Belakangan saya (Ahmad Mathar Kamal) kenal dari Abd.Azis tentang Rebana Gedigdug. Beberapa poto up loadnya memperlihatkan tim kesenian Rebana Gedigdug ngiringin silat dan tari yang kayaknya berasal dari gerak silat Beksi. Saya tidak paham sual ini, lalu saya tanyakan pada Bang Ridwan Saidi dan dapet penjelasan singkat. Berikut penjelasan Bang Ridwan Saidi perihal Beksi dan Gedigdug : Menurut Bang Ridwan Saidi bahwa semua rebana sejarahnya sama, tapi yang tua adalah "kat tar n kat dur". Semua berasal dari Babylon. Selanjutnya mengenai Gedig-dug atawa cara memukul. Sekarang seni Betawi fokus pada Beksi dan Gedig-dug pada Ubrug serta sudah dikenal. "Itu semua adalah cara memukul (gedig) dug sound bass" ungkapnya disela penjelasan (Bang Ridwan Saidi) melalui SMS perihal BEKSI & GEDIGDUG kepada saya (Ahmad Mathar Kamal) pada 12 Desember 2017 dirumahnya dibilangan Bintaro. Dalam bah...
SELAYANG PANDANG REBANA DI TANAH BETAWI PENGANTAR Mengungkap fakta sejarah masa lalu tentu harus memiliki bukti secara konkret baik itu berupa tuturan, tulisan maupun bekas peninggalan yang masih ada secara fisik. Artinya membutuhkan waktu yang tidak sebentar dan proses yang sungguh-sungguh dilakukan agar sejarah bisa terungkap. Meski tidak seutuhnya benar atau paling tidak mendekati kebenaran seperti yang dilakukan dalam menelusuri jejak kesenian rebana di Betawi. PENDAHULUAN Wan Abdurrahman dan anak kandungnya, Bang Budi selaku generasi IV Rebana Biang, Bung Dzun sebagai mahasiswa sejarah UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Bang Rojak Sabeni Tanah Abang serta Ketua RT setempat di Kelurahan Pondok Pucung, Kecamatan Pondok Aren, Tangerang Selatan beserta pengurus makam bersama rekan kampungsilat.com melakukan ziarah ke makam Pak kumis yang diyakini sebagai sang pembawa awal rebana ke tanah Betawi. Napak tilas tersebut dilakukan dalam rangka riset sejarah seni budaya Betawi Kam...