minangkabau
8 entri ditemukan

Entri per provinsi
Entri per provinsi

Entri Terkait

Gambar Entri
Kain songket
Motif Kain Motif Kain
Sumatera Selatan

Songket adalah jenis kain tenunan tradisional Melayu dan Minangkabau di Indonesia, Malaysia, dan Brunei. Songket digolongkan dalam keluarga tenunan brokat. Songket ditenun dengan tangan dengan benang emas dan perak dan pada umumnya dikenakan pada acara-acara resmi. Benang logam metalik yang tertenun berlatar kain menimbulkan efek kemilau cemerlang Penenunan songket secara sejarah dikaitkan dengan kawasan permukiman dan budaya Melayu, dan menurut sementara orang teknik ini diperkenalkan oleh pedagang India atau Arab.[2] Menurut hikayat rakyat Palembang, asal mula kain songket adalah dari perdagangan zaman dahulu di antara Tiongkok dan India. Orang Tionghoa menyediakan benang sutera sedangkan orang India menyumbang benang emas dan perak; maka, jadilah songket.[4] Kain songket ditenun pada alat tenun bingkai Melayu. Pola-pola rumit diciptakan dengan memperkenalkan benang-benang emas atau perak ekstra dengan penggunaan sehelai jarum leper. Tidak diketahui secara pasti dari manakah songket...

avatar
Vhiendysav
Gambar Entri
Prasasti Kedukan bukit
Naskah Kuno dan Prasasti Naskah Kuno dan Prasasti
Sumatera Selatan

Gambar prasasti. Teori Proto-Melayu yang didukung oleh Robert von Heine-Geldern, Johan Hendrik Caspar Kern, JR. Foster, James Richardson Logan, Slamet Muljana dan Asmah Haji Omar [1] Prasasti Kedukan Bukit ditemukan oleh M. Batenburg pada tanggal 29 November 1920 di Kampung Kedukan Bukit, Kelurahan 35 Ilir, Palembang, Sumatera Selatan, di tepi Sungai Tatang yang mengalir ke Sungai Musi. Prasasti ini berbentuk batu kecil berukuran 45 Ã-- 80 cm, ditulis dalam aksara Pallawa, menggunakan bahasa Melayu Kuna. Prasasti ini sekarang disimpan di Museum Nasional Indonesia dengan nomor D.146. Alih aksara svasti Å›rÄ« Å›akavaŕşātÄ«ta 605 (604 ?) ekādaśī Å›u klapakÅŸa vulan vaiśākha dapunta hiya<m> nāyik di sāmvau mangalap siddhayātra di saptamÄ« Å›uklapak&...

avatar
Vhiendysav
Gambar Entri
Tenun Songket
Motif Kain Motif Kain
Sumatera Selatan

Tenun Songket Palembang (Sumatera Selatan) Sejarah Penenunan songket secara sejarah dikaitkan dengan kawasan permukiman dan budaya Melayu , dan menurut sementara orang teknik ini diperkenalkan oleh pedagang India atau Arab.  Menurut hikayat rakyat Palembang, asal mula kain songket adalah dari perdagangan zaman dahulu di antara Tiongkok dan India. Orang Tionghoa menyediakan benang sutera sedangkan orang India menyumbang benang emas dan perak; maka, jadilah songket. Kain songket ditenun pada alat tenun bingkai Melayu. Pola-pola rumit diciptakan dengan memperkenalkan benang-benang emas atau perak ekstra dengan penggunaan sehelai jarum leper. Tidak diketahui secara pasti dari manakah songket berasal, menurut tradisi Kelantan teknik tenun seperti ini berasal dari utara, yakni kawasan Kamboja dan Siam yang kemudian berkembang ke selatan di Pattani, dan akhirnya mencapai Kelantan dan Terengganu sekitar tahun 1500-an. Industri kecil rumahan tenun songket kini masih bertahan d...

avatar
Alvipian
Gambar Entri
Permainan Maggalenceng (Sulawesi Selatan)
Permainan Tradisional Permainan Tradisional
Sumatera Selatan

Maggalenceng adalah salah satu permainan yang ada di kalangan orang Bugis. Permainan ini dahulu dianggap sakral karena hanya dimainkan pada saat ada kematian. Dengan perkataan lain, permainan ini tidak boleh dilakukan di sembarang waktu karena dapat mendatangkan kematian bagi anggota keluarga si pemain. Oleh karena itu, para orang tua melarang siapa saja yang memainkan permainan ini pada saat yang tidak tepat (bukan saat-saat ada kematian).   Penyelenggara permainan ini adalah pihak keluarga yang berkabung. Lama dan singkatnya penyelenggaraan permainan ini bergantung pada status sosial orang keluarga yang meninggal. Dalam konteks ini jika orang yang meninggalkan adalah orang kebanyakan, maka penyelenggaraan permainan hanya dilakukan dalam waktu 7 hari (berturut-turut dan dilakukan pada malam sampai menjelang pagi hari). Namun, jika orang yang meninggal mempunyai status sosial yang tinggi di dalam masyarakatnya (kaum bangsawan), maka permainan biasanya akan diselenggarak...

avatar
Ressy vemialita
Gambar Entri
Prasasti Kedukan Bukit
Naskah Kuno dan Prasasti Naskah Kuno dan Prasasti
Sumatera Selatan

Prasasti Kedukan Bukit ditemukan oleh M. Batenburg pada tanggal 29 November 1920 di Kampung Kedukan Bukit, Kelurahan 35 Ilir, Palembang, Sumatera Selatan, di tepi Sungai Tatang yang mengalir ke Sungai Musi. Prasasti ini berbentuk batu kecil berukuran 45 × 80 cm, ditulis dalam aksara Pallawa, menggunakan bahasa Melayu Kuna.   Pada baris ke-8 terdapat unsur pertanggalan, namun bagian akhir unsur pertanggalan pada prasasti ini telah hilang. Seharusnya bagian tersebut diisi dengan nama bulan. Berdasarkan data dari fragmen prasasti No. D.161 yang ditemukan di Situs Telaga Batu, J.G. de Casparis (1956:11-15) dan M. Boechari (1993: A1-1-4) mengisinya dengan nama bulan Ä€sāda. Maka lengkaplah pertanggalan prasasti tersebut, yaitu hari kelima paro-terang bulan Ä€sāda yang bertepatan dengan tanggal 16 Juni 682 Masehi.    Menurut George Cœdès, siddhayatra berarti semacam “ramuan bert...

avatar
Mfaizalaf
Gambar Entri
Prosesi Temu Pengantin pada Pernikahan Adat Bengkulu
Ritual Ritual
Sumatera Selatan

Bisa dikatakan, temu pengantin merupakan acara puncak dalam prosesi perkawinan adat. Pada prosesi ini, sepasang pengantin yang sudah resmi menjadi suami istri akan bersanding di pelaminan. Temu pengantin juga melambangkan peristiwa pertemuan awal kedua pengantin hingga akhirnya mereka memutuskan untuk memasuki biduk rumah tangga. Dibandingkan dengan adat Minangkabau maupun Palembang, adat perkawinan Bengkulu mungkin lebih jarang diekspos. Namun, provinsi yang berada di wilayah Sumatra ini dihuni oleh penduduk multi etnis yang kaya adat istiadat. Salah satu tradisi yang hingga kini masih dipakai adalah prosesi temu pengantin dalam upacara kemanten besanding, kadang gala, dan dan kadang selendang. Langsung saja kita simak selengkapnya! 1. Kemanten Besanding Setelah kedua mempelai dinyatakan sah sebagai sepasang suami-istri secara agama, maka prosesi adat akan dimulai dengan Kemanting Bersanding. Pada acara yang berlangsung meriah dan hangat ini pengantin pria dipayungi d...

avatar
Suhindarto
Gambar Entri
Surat Ulu
Naskah Kuno dan Prasasti Naskah Kuno dan Prasasti
Sumatera Selatan

Surat Ulu merupakan kumpulan beberapa aksara yang berkerabat di Sumatra sebelah selatan. Yang termasuk kelompok Surat Ulu adalah aksara Kerinci, aksara Rejang-Rencong, dan aksara Lampung. Istilah “kaganga” diciptakan oleh Mervyn A. Jaspan (1926-1975), antropolog di University of Hull di Inggris dalam buku Folk Literature of South Sumatra, Redjang Ka-Ga-Nga texts (Canberra, The Australian National University, 1964) untuk merujuk kepada Surat Ulu. Jaspan menggunakan istilah Kaganga berdasarkan tiga huruf pertama dalam urutan dalam sistem Surat Ulu. Surat Ulu sendiri merupakan istilah asli yang dipakai oleh masyarakat di Sumatra sebelah selatan. Disebut Surat Ulu karena yang kelompok yang menggunakan aksara ini berada di kawasan ulu (pegunungan) Sumatra, khususnya di Kerinci, Bengkulu, Sumatra Selatan, dan Lampung. Aksara Surat Ulu diperkirakan berkembang dari aksara Pallawa dan Kawi yang digunakan oleh Kerajaan Sriwijaya. Contohnya dapat kita lihat pada Prasasti Ko...

avatar
Yeni27naibaho
Gambar Entri
Kain tenun Songket
Motif Kain Motif Kain
Sumatera Selatan

Koleksi kain wastra Triani Rudiantara merupakan kain songket dengan warna dasar merah dan bermotif yang di dominasi warna emas Songket adalah jenis kain tenunan tradisional Melayu dan Minangkabau di Indonesia, Malaysia, dan Brunei. Songket digolongkan dalam keluarga tenunan brokat. Songket ditenun dengan tangan dengan benang emas dan perak dan pada umumnya dikenakan pada acara-acara resmi. Benang logam metalik yang tertenun berlatar kain menimbulkan efek kemilau cemerlang. Kata songket berasal dari istilah sungkit dalam bahasa Melayu dan bahasa Indonesia, yang berarti "mengait" atau "mencungkil". Hal ini berkaitan dengan metode pembuatannya; mengaitkan dan mengambil sejumput kain tenun, dan kemudian menyelipkan benang emas. Selain itu, menurut sementara orang, kata songket juga mungkin berasal dari kata songka, songkok khas Palembang yang dipercaya pertama kalinya kebiasaan menenun dengan benang emas dimulai. Songket harus melalui delapan peringkat sebelum menjadi sepoto...

avatar
rendra pratama