Budaya Indonesia
376 entri ditemukan

Entri per provinsi
Entri per provinsi

Entri Terkait

Gambar Entri
Konstruksi dan Material/Simbolisme Rumoh Aceh #DaftarSB19
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Aceh

Rumoh Aceh ini merupakan rumah adat tradisional Aceh yang dibuat besar karena mempunyai fungsi sosial sebagai tempat berkomunikasi, bermufakat tempat mengadakan kenduri, peresmian pernikahan, khitanan dan sebagainya (Saleh., 1970). Rumah ini masih ada beberapa di sekitar masyarakat sekarang. Tetapi bentuknya lebih kecil jika dibandingkan dengan rumah yang di buat pada saat kejayaan Aceh dulu. Selain itu seni ukir yang terdapat disini sudah mulai kurang diperhatikan. Konstruksi dan Simbolisme Rumoh Aceh Dalam membangun Rumoh Aceh ini diperlukan jenis kayu tertentu yang ditemukan di dalam hutan belantara. Kayu-kayu tertentu ini harus yang umur kayunya diperkirakan telah cukup tua, lurus serta dapat berdiri dengan tegak. Penebangan kayu ini dilakukan oleh penebang kayu yang mempunyai pengetahuan tentang perjalanan bulan. Karena menebang kayu sudah ada waktu yang ditentukan yaitu tidak boleh saat waktu air pasang. Jika saat terjadi air pasang maka kayu-kayu yang sudah d...

avatar
Trixila Putri Anindya
Gambar Entri
Resep Mi Goreng Aceh
Makanan Minuman Makanan Minuman
Aceh

Selain menggunakan mi kuning basah, mi lidi bahkan mi telur juga lezat dimasak menggunakan bumbu Aceh yang sarat rempah.   Bahan: 650 ml air 150 g daging sapi 500 g mi kuning basah, seduh air panas, tiriskan 50 g udang kupas 1 buah tomat, potong-potong 5 butir bawang merah, iris tipis 4 siung bawang putih, iris tipis 100 g kol, iris tipis 1 batang bawang daun 2 sdm kecap manis 2 sdt kecap asin 1 sdt garam ½ sdt gula pasir 4 sdm minyak sayur Bumbu, haluskan: 5 buah cabai merah 5 siung bawang putih 1 cm jahe 3 butir kemiri, sangrai ¼ sdt ketumbar, sangrai ¼ sdt jintan, sangrai 3 butir adas manis, sangrai 3 butir kapulaga ½ cm kunyit 1 sdt merica putih bubuk Pelengkap: Emping Acar mentimun            Cara Membuat: 1/ Rebus daging sapi hingga empuk. Tiriskan daging...

avatar
Deni Andrian
Gambar Entri
Kuah Masem Kue-Eung
Makanan Minuman Makanan Minuman
Aceh

Dengan bahan dasar ayam, makanan khas Aceh ini terlihat menyerupai ayam balado. Namun ketika Anda mencicipi rasa dari kuah masem kue-eung campuran bumbu balado dan kari terasa menyatu sehingga menghasilkan masakan dengan cita rasa super unik. Makanan khas ini juga memiliki rasa pedas yang cocok dengan lidah orang Indonesia. Kuah masem kue-eung paling cocok disajikan bersama nasi putih hangat.

avatar
Rizki Kitiang
Gambar Entri
Dodol Meuseukat Khas Aceh
Makanan Minuman Makanan Minuman
Aceh

Dodol Meuseukat adalah makanan khas Aceh yang berbentuk bulat yang di atasnya terdapat hiasan yang indah. Berbeda dari dodol lain yang berwarna coklat, Dodol Meuseukat berwarna putih agak kuning karena hanya berbahan tepung dan nanas. Makanan ini hanya disajikan dalam acara pernikahan atau penyambutan tamu. Karena ini adalah makanan yang sering disajikan saat penyambutan tamu maka semakin indah hiasan yang ada di atas Dodol Meuseukat ini maka semakin baik dan sopan dalam menjamu tamu yang datang. Selain itu, warna putih dari dodol ini melambangkan kejernihan hati dari masyarakat aceh sendiri. Untuk membuat Dodol Meuseukat ini diperlukan waktu yang cukup lama sehingga orang yang menginginkannya harus memesan terlebih dahulu. Berikut adalah bahan-bahan dan cara memasak Dodol Meuseukat khas Aceh Bahan-bahan 4 kg Tepung Terigu 2500 gr Gula Pasir 500 gr Mentega 8 buah Nanas 16 buah Jeruk Peras Secukupnya Air Putih Cara Memasak Ayak tepung terigu lalu sisihkan. Kemudian kupas...

avatar
Ahmad Sobari
Gambar Entri
19
Naskah Kuno dan Prasasti Naskah Kuno dan Prasasti
Aceh

" Aspek-aspek arkeologi Indonesia no. 19: Makam-makam Islam di Aceh = Aspects of Indonesian Archaeology : Muslim tombs in Aceh Ambary, Hasan Muarif (1996) Aspek-aspek arkeologi Indonesia no. 19: Makam-makam Islam di Aceh = Aspects of Indonesian Archaeology : Muslim tombs in Aceh. Documentation. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta. [img] Text (39 hal) 19.pdf Download (3MB) | Preview ITEM TYPE: Monograph (Documentation) SUBJECTS: Pendidikan > Kebudayaan > Arkeologi Pendidikan > Kebudayaan > Seni dan Kesenian Pendidikan > Kebudayaan > Sejarah Indonesia Pendidikan > Kebudayaan > Warisan budaya Pendidikan > Kebudayaan > Penelitian kebudayaan DIVISIONS: Badan Penelitian dan Pengembangan > Pusat Penelitian Arkeologi Nasional DEPOSITING USER: Mrs Murnia Dewi DATE DEPOSITED: 23 Aug 2019 05:57 LAST MODIFIED: 23 Aug 2019 05:57 URI: http://repositori.kemdikbud.go.id/id/eprint/4972 Actions...

avatar
Nicky Ria Azizman
Gambar Entri
Tarian Meugroeb Pidie
Tarian Tarian
Aceh

arian Meugroeb, tarian adat Aceh yang mengandalkan hendakan kaki, tarian ini berbeda sedikit dengan Seudati, yang manyoritas mengandalkan hendakan tangan ke tubuh. Tarian ini sudah ada sejak kerajaan Pedir, ada juga yang mengatakan tarian ini baru dikembangkan era islam masuk menguasai Kabupaten Pidie. Meugroeb juga memakai dua Syeikh (penyair) untuk mengiringi tarian, tarian ini dibagi dua kelompok yang masing–masing kelompok awalnya menceritakan sebuah perlawanan akhirnya menjadi keakraban. Dalam sejarahnya, diceritakan dulu saat masa kerajaan, tarian ini sering didendangkan sebelum berperang melawan penjajah atau masa invansi Belanda ke Aceh, 1873. Meugroeb juga sering ditampilkan pada acara-acara kerajaan yang dipertontonkan kepada masyarakat, belakangan seiring perkembangan jaman tarian ini semakin memudar dan hilang. Hingga tahun 2016, hanya satu Gampong (Desa) yang masih mempraktekkan Meugroeb kepada khalayak ramai, yaitu Gampong Pulo Lueng Tegha, Kecamatan Glumpang Baro, Kabu...

avatar
Widra
Gambar Entri
Tarian Ranub Lampuan
Tarian Tarian
Aceh

Tari Ranup Lampuan merupakan salah satu karya seni monumental yang dilahirkan oleh para seniman Aceh. Ranup Lampuan dalam bahasa Aceh, berarti sirih dalam puan. Puan adalah tempat sirih khas Aceh. Karya tari yang berlatar belakang adat istiadat ini secara koreografi menceritakan bagaimana kebiasaan masyarakat Aceh menyambut tamu ini setiap gerakannya mempunyai arti tersendiri. Seperti gerakan salam sembah, memetik sirih lalu membuang tangkainya, membersihkan sirih, menyapukan kapur, lalu memberi gambir dan pinang, sampai menyuguhkan sirih kepada yang datang. Tari ini, pada mulanya hanya terdapat di Kota Banda Aceh, dan dengan cepat menyebar ke setiap kabupaten dan kota lainnya di seluruh Aceh. Pada awalnya, tari ini tidak menggunakan selendang sebagai properti, dan penarinya memakai sanggul Aceh yang tinggi dihiasi hiasan kepala. Tarian yang berdurasi tiga sampai sembilan menit ini diiringi orkestra atau band. Adapun sosok pencipta musik dari irama tarian lanup lam puan adalah Al...

avatar
Widra
Gambar Entri
Tangis Dilo
Ritual Ritual
Aceh

Tangus Dilo merupakan sebuah seni senandung adat budaya Alas yang dilakukan secara turun-temurun sebagai media pada prosesi adat perkawinan pada suku Alas yang terancam punah. Hanya tersisa beberapa orang ahli yang masih melantunkannya, Tangis Dilo ada 3 jenis yaitu tangis Mangekhi (pemberian tepung tawar), Tangsi Dilo (senandung dini hari berhenti sebelum waktu subuh), dan tangis Tukhunen/Noohken (senandung minta ijin pamit dari kedua orang tua). Tangsi Dilo berfungsi sebagai media penyampaian ucapan terima kasih, memohon doa restu dari kedua orang tua, sanak saudara pada prosesi adat perkawinan bagi calon pengantin wanita secara turun-temurun pada suku Alas di Kabupaten Aceh Tenggara.

avatar
Widra
Gambar Entri
Tangis Dilo
Ritual Ritual
Aceh

Tangus Dilo merupakan sebuah seni senandung adat budaya Alas yang dilakukan secara turun-temurun sebagai media pada prosesi adat perkawinan pada suku Alas yang terancam punah. Hanya tersisa beberapa orang ahli yang masih melantunkannya, Tangis Dilo ada 3 jenis yaitu tangis Mangekhi (pemberian tepung tawar), Tangsi Dilo (senandung dini hari berhenti sebelum waktu subuh), dan tangis Tukhunen/Noohken (senandung minta ijin pamit dari kedua orang tua). Tangsi Dilo berfungsi sebagai media penyampaian ucapan terima kasih, memohon doa restu dari kedua orang tua, sanak saudara pada prosesi adat perkawinan bagi calon pengantin wanita secara turun-temurun pada suku Alas di Kabupaten Aceh Tenggara.

avatar
Widra