Di Bogor juga memiliki tradisi piknik bersama keluarga di minggu terakhir menjelang Ramadan bernama cucurak. Cucurak adalah sebuah perayaan masyarakat Bogor untuk menyambut bulan suci Ramadhan. Cucurak tersendiri adalah Tradisi berkumpul dan makan bersama antar kerabat dan keluarga tersebut kerap diadakan di pekan terakhir sebelum memasuki bulan Ramadhan. Cucurak sudah menjadi tradisi bagi masyarakat Bogor sebelum datangnya bulan suci Ramadhan. Selain makan-makan bersama, cucurak merupakan sebuah tradisi saling maaf-memaafkan menjelang bulan puasa. Cucurak berasal dari kata "curak-curak" yang diartikan dengan kesenangan atau suka-suka. Sebenarnya cucurak tidak selalu dilakukan saat menjelang Ramadhan, cucurak juga bisa dilakukan ketika kita mendapatkan berkah seperti lulus sekolah, naik pangkat, dll. Namun masyarakat Bogor lebih sering melakukan Cucurak untuk menyambut datangnya Ramadhan. Tradisi berkumpul dan makan bersama antar kerabat dan keluarga tersebut ker...
Bangbaraan merupakan alatmusik tradisional Sunda peninggalan kerajaan sukapura yang dibuat dari bambu bernada seperti ‘karindang’ dan dahulu suka dipakai anak-anak menggembala kerbau. terutama saat digunakan untuk ritual misalin , Misalin merupakan tradisi bersuci dan mengantarkan makanan (pontrang) yang dilakukan setiap kali menjelang Ramadan. Bentuknya seperti bilah angklung. Salah satu ujung ruas di raut sampai memiliki dua sisi, Sebuah lubang dibuat di ujung yang kain, Saat dibunyikan suaranya mirip karinding. Bambunya dipilih yang berkualitas dan tua, Bambunya dijemur selama tiga bulan sebelum dibuat untuk dijadikan celempung atau bangbaraan. Pada kesenian karinding, pemain perlu alat bantu sound system agar suara terdengar keras, Namun bangbaraan tidak perlu alat tersebut, Suara yang dihasilkan dari tiga pasang bangbaraan sudah cukup untuk didengar oleh kita. Sumber: https://alatmusik.org/alat-musik-tradision...
Pada hari raya Idul Fitri selain ketupat dan ayam opor, dodol merupakan makanan yang wajib ada bagi masyarakat betawi, kudapan tradisional yang rasanya manis ini sering dijadikan buah tangan ketika bersilaturahmi dengan sanak saudara. Di bulan Ramadan menjelang hari raya pemintaan dodol betawi di setiap rumah produksinya dapat meningkat hingga delapan kali lipat. Tekstur yang kenyal dan rasa yang gurih berasal dari kombinasi bahan-bahan seperti kelapa, gula merah, gula putih, beras putih, dan beras ketan. Semua bahan dicampur ke dalam kuali besar yang biasa disebut "kenceng" selama tujuh jam tanpa berhenti dan masih dimasak menggunakan kayu bakar dengan jenis kayu rambutan atau bambu, bambu dipilih karena arangnya yang tidak menempel di kuali ketika proses masak. Seiring berkembangan waktu rumah-rumah produksi dodol betawi semakin sulit ditemukan, hal tersebut disebabkan karena banyak pembuat dodol yang gulung tikar dikarenakan gagal bersaing. Teknik pembuatannya yang terbil...
Perkenalkan saya Rifky Ramadan berasal dari Kuningan, Jawa Barat. Di daerah saya terdapat satu objek wisata yang memiliki daya tarik tersendiri, yaitu Cibulan. Objek wisata ini memiliki cerita yang mencengangkan ketika seorang baru pertama kali mendengarnya. Jadi di Cibulan in terdapat 1 kolam renang besar berisi ikan dan 7 sumur suci. Ujar cerita rakyat setempat, tempat ini merupakan tempat bertapa Prabu Siliwangi. Prabu Siliwangi merupakan Pangeran dan Panglima Perang dari tanah Pasundan ini (tanah sunda). Disini biasanya sang Prabu berdiam diri selama berhari hari ketika beliau membutuhkan petunjuk dan pertolongan jika terdapat suatu permasalahan pelik di kerajaannya. beliau biasanya mencampurkan ketujuh mata air dari sumur suci dengan ditambang 7 macam bunga lalu mandi dengan air dan bunga tersebut, supaya diberi petunjuk, Dan di tempat ini terdapat ikan yang menmpati kolam berenang tersebut, rakyat sekitar biasanya menyebutnya lauk kancra bodas (ikan emas putih). Ikan in...
Menyambut datangnya bulan suci Ramadhan, Keraton Kasepuhan menggelar tradisi dugdag. Tradisi ini bukan hanya biasa dilaksanakan akhir Syaban saja, tetapi akan terus berlangsung tiap hari sepanjang bulan Ramadhan hingga memasuki bulan Syawal nanti. Dugdag adalah menabuh beduk bertalu-talu menjelang petang. Disaksikan warga sekitar di area Langgar Agung Keraton Kasepuhan Cirebon. Setelah salat asar, Sultan Keraton Kasepuhan Cirebon PRA Arief Natadiningrat memulai tradisi dugdag. Dugdag ditabuh merupakan tanda-tanda sudah masuk bulan suci Ramadan. Di tengah berkembangnya alat komunikasi, beduk masih menjadi salah satu alat tradisional yang bermanfaat untuk warga sekitar. Tradisi dugdag sendiri mempunyai arti berbeda dari memukul bedug biasa. Bunyinya yang bertalu-talu dan dimainkan lebih lama dari memukul bedug biasa dengan waktu hingga mencapai 1 sampai 3 jam. Tradisi ini sering dipakai para wali untuk menandakan waktu masuk shalat, begitupun dugdag ini dilaksana...
Bulan Ramadhan yang dianggap sebagai bulan suci nan penuh berkah ini disambut dengan suka cita oleh seluruh umat Muslim. Beberapa daerah memiliki caranya tersendiri untuk menyambut Bulan Ramadhan. Masyarakat Bogor menyambut Bulan Ramadhan dengan tradisi Cucurak. Tradisi Cucurak adalah acara yang dilakukan oleh masyarakat Bogor untuk menyambut Bulan Ramadhan dengan cara berkumpul dan makan bersama-sama dengan kerabat atau sanak saudara. Tradisi ini telah dilakukan turun menurun oleh masyarakat Bogor. Cucurak berasal dari kata bahasa Sunda yaitu curak-curak yang berarti senang-senang atau bersenang-senang. Pada awalnya tradisi ini tidak hanya dilaksanakan saat menjelang bulan Ramadan, tetapi untuk hal-hal yang sifatnya sebuah kemenangan seperti saat naik kelas, kelulusan, atau naik jabatan. Namun, beberapa tahun belakangan tradisi ini lebih sering dilakukan saat menjelang Ramadan. Makanan yang menjadi khas dalam mengadakan cucurak ini ialah nasi liwet. Nasi liwet yang dihida...
Ada yang unik dan mungkin hanya di temukan di kabupaten Pangandaran saja yang belum tentu ditemukan di daerah lain. Makanan dengan berbahan dasar santan dan tepung beras menjadi jajanan unik, "Calangaren" namanya. Minuman ini banyak ditemukan pada saat bulan Ramadan tetapi sangat jarang sekali ditemukan di bulan-bulan biasa. Berburu takjil untuk berbuka puasa pada saat ngabuburit di bulan Ramadan merupakan hal yang menyenangkan, sekaligus menjadi sebuah sensasi tersendiri. Calangaren merupakan salah satu berbagai jenis takjil yang paling banyak orang Pangandaran dicari dan bisa memuaskan pandangan mata dan perut. Calangaren sendiri terbuat dari tepung beras yang dibentuk gumpalan-gumpalan kasar dengan ukuran kecil yang dicampur dengan air santan kelapa dan tambahan gula merah atau gula aren. Dengan rasa manis yang khas, mungkin ini salah satu alasan Calangaren disukai orang Pangandaran disaat menjelang buka puasa. Meskipun terlihat sederhana, Calangaren mampu menyihir p...
Tradisi Nyorog khas Bekasi, tentu bukanlah hal yang asing bagi oleh sebagian besar masyarakat Bekasi. Pasalnya tradisi Nyorog ini merupakan salah satu tradisi yang diturunkan secara turun-temurun hingga ke generasi saat ini. Tradisi Nyorog, merupakan salah satu tradisi yang dilakukan di setiap bulan Ramadhan dan Idulfitri, tradisi antar-mengantar makanan ke warga sekitar, saudara, hingga kerabat yang dituakan ini, menjadi salah satu bentuk rasa persatuan dan kebersamaan yang dianut oleh masyarakat Bekasi. Letaknya yang begitu berdekatan dan berbatasan langsung dengan ibu kota, menjadikan Bekasi sebagai kota yang penuh akan keberagaman budayanya, yang mana sebagian besar tradisi ataupun kebudayaan masyarakatnya kerap dipengaruhi oleh unsur-unsur kebudayaan lain baik betawi, sunda, ataupun jawa. Hal inilah yang menjadi alasan, mengapa tradisi Nyorog tersebut terbentuk. Melalui tradisi Nyorog ini, para leluhur masyarakat bekasi beranggapan, melalui proses tukar-menukar makanan ini akan...
Sumber: https://lektur.kemenag.go.id/web/ Logo Kemenag RI LKK_CIAMIS2013_MLM02 KUMPULAN DOA LKK_Ciamis2014/MLM02 Bhs. Arab Aks. Jawi Prosa DO 30hal/12 baris/hal 17.x 11 cm Kertas Eropa Naskah ini diberi judul kumpulan doa, yang bersumber dari Al Qur’an dan Hadist. Judul tersebut tidak dijumpai pada kaper naskah atau dalam teks naskah, tetapi diprediksi dari isi kandungan naskah itu sendiri yang banyak berisi ragam doa. Adapun bahasa yang dipakai meliputi tiga jenis bahasa, yaitu bahasa Sunda dipakai ketika penulis memberi penjelasan, tetapi sekali-sekali disisipkan juga bahasa Jawa Sedangkan bahasa Arab dipakai ketika penulis mencantumkan doa-doa dari Al Qur’an atau Hadist. Sedangkan tulisan naskah seluruhanya mengunakan huruf Jawi, Pegon atau huruf Arab Melayu, tulis tangan dengan tinta warna hitam. Ketebalan naskah seluruhnya 30 halaman, dimana setiap halaman terdiri dari 12 baris dengan tidak mencantumkan nomor halaman, tetapi menggunakan tanda sambung ke ha...