Nyepi
41 entri ditemukan

Entri per provinsi
Entri per provinsi

Entri Terkait

Gambar Entri
Mebuug-buugan
Ritual Ritual
Bali

Warga adat Desa Kedonganan,Kecamatan Kuta Selatan, Badung, Bali melakukan tradisi mebuug-buugan . Tradisi ini sebenarnya sudah dilakukan sejak 1920-an. Namun, akibat letusan Gunung Agung Bali pada 1963 dan kemudian pembantaian pada 1965, tradisi ini pun berhenti. Sejak tahun lalu, warga melaksanakan kembali mebuug-buugan. Mebuug-buugan berasal dari kata buug , yang dalam bahasa Bali berarti lumpur. Hal ini tak lepas dari proses di mana mereka saling melempar atau mengoleskan lumpur ke tubuh mereka. Tradisi ini, pada dasarnya bermakna filosofis dan masih terkait dengan Hari Raya Nyepi. Ada korelasi mendalam antara Hari Raya Nyepi dengan mebuug-buugan. pada saat Hari Nyepi, umat Hindu di Bali penyucian Bhuana Agung dan Bhuana Alit. Secara sederhana, Bhuana Agung adalah alam dan jagat raya, sedangkan Bhuana Alit adalah mikrokosmos atau lingkungan kecil manusia. Untuk penyucian Bhuana Agung , umat Hindu melakukan upacara menjelang Nyepi. Setelah itu, pada puncak h...

avatar
Aze
Gambar Entri
Tradisi Siat Yeh
Ritual Ritual
Bali

Siat Yeh atau perang air merupakan tradisi lama yang sudah sempat terkubur akibat pesatnya perkembangan jaman. Warga Jimbaran kini kembali mencoba membangkitkan tradisi tersebut dengan menggelar di Catus Pata-Banjar Teba, Jimbaran-Badung. Siat Yeh yang merupakan upacara Pengelukatan Agung kembali digelar untuk pertama kalinya bertepatan dengan Ngembak Geni atau sehari setelah perayaan Nyepi. Prosesi Siat Yeh diawali dengan mendak (menjemput) tirta (air suci) ke Pantai Timur dan Barat Jimbaran. Proses mendak tirta ini dilakukan sebagai wujud mohon air suci untuk diguankan sebagai bahan pengelukatan. Jika dahulu, sumber air Pantai Timur dan Barat akan bertemu dalam satu titik campuan, sehingga krama banjar disanalah kerap nunas pengelukatan. Biasanya krama akan ramai-ramai ke pasih atau ke air saat Nyipeng, tetapi karena Nyipeng tidak boleh keluar, maka itu dilakukan saat Ngembak Gni. Sayangnya, kemajuan pembangunan, membuat pertemuan air dari dua sumber itu tidak bisa lagi di...

avatar
Aze
Gambar Entri
Sejarah Tentang Adanya Ogoh-Ogoh di Bali
Ritual Ritual
Bali

Ogoh-ogoh merupakan salah satu tradisi Umat Hindu khususnya di Bali dalam menyambut Hari Raya Nyepi. Tradisi mengarak ogoh-ogoh di Bali biasa disebut dengan “pengerupukan”. Pengerupukan biasanya dilakukan tepat sehari sebelum Hari Raya Nyepi . Sejarah asal muasal dari ogoh-ogoh khususnya di Bali ada beberapa versi yang berbeda. Ada yang mengatakan ogoh-ogoh dikenal sejak jaman Dalem Balingkang dimana pada saat itu ogoh-ogoh dipakai pada saat upacara pitra yadnya. Ada pula yang berpendapat bahwa ogoh-ogoh tersebut terinspirasi dari tradisi Ngusaba Ndong-Nding di desa Selat Karangasem. Informasi lain menyebutkan bahwa ogoh-ogoh muncul sekitar tahun 70an. Apapun pendapat tentang sejarah asal muasal ogoh-ogoh di Bali, dewasa ini meski Jaman semakin berkembang, teknologi semakin maju tapi ogoh -ogoh juga semakin dikenal bahkan menjadi salah satu tradisi yang ditunggu-tunggu oleh warga Bali bahkan wisatawan lokal ataupun mancanegara. Ogoh-ogoh adalah t...

avatar
Aze
Gambar Entri
Nyakan Diwang
Ritual Ritual
Bali

Nyakan diwang merupakan sebuah tradisi dari Kecamatan Banjar Kabupaten Buleleng, tradisi ini sudah berusia ratusan tahun yang dikenal dengan menanak nasi di luar rumah, tepatnya di pinggir jalan di Desa Banjar. Menurut kisah Leluhur Nyakan Diwang ini merupakan rangkaian perayaan Hari Raya Nyepi, yang dinyatakan sebagai bentuk pembersihan rumah terutama penyepian dapur setiap keluarga di Desa Banjar. Pelaksanaan nyakan diwang ada waktunya, yakni tepat pukul 03.00 Wita dini hari, seluruh krama Desa Banjar secara serentak keluar rumah, di sela- sela menanak nasi ada juga tradisi saling mengunjungi tetangga untuk bersilaturahmi yang dilakukan tepat pukul 04.00 Wita. Nyakan diwang (memasak di luar rumah) memiliki makna sebagai alat memumpuk kekerabatan serta tali persahabatan antara satu dengan yang lainnya, serta di yakini dapat mensucikan lingkungan dapur yang ada di masing-masing keluarga, sehingga kebahagiaan keluarga dapat terjaga dengan adanya tradisi ini. Sumber : Buku Pen...

avatar
Sri sumarni
Gambar Entri
Museum Manusa Yadnya
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Bali

Museum Yadnya , Badung Openingstijden:   Senin - Minggu 08:00-15:00 Plaats:   Badung Provincie:   Bali Land:   IND Type organisatie:   Museum Postadres:  ...

avatar
Roro
Gambar Entri
Tradisi Megebeg-gebegan, Buleleng
Ritual Ritual
Bali

Tradisi Magebeg-gebegan adalah salah satu tradisi yang berhubungan dengan ritual agama hindu yang ada di Desa Pekraman Dharma Jati, Tukad Mungga, Buleleng. Yang mana pada saat tradisi tersebut digelar para Sekee Teruna (pemuda desa) akan memperebutkan kepala godel (kepala anak sapi) yang merupakan sarana dalam menggelar upacara persembahan (sesajian) saat prosesi atau ritual mecaru yang bertepatan saat hari Pengrupukan atau sehari sebelum Hari Raya Nyepi, jadi tradisi Megebeg-gebegan digelar setahun sekali. Tradisi yang rutin digelar di catus pata agung (perempatan) Desa Pekraman Dharma Jati, Tukad Mungga. Upacara Bhuta Yadnya ini berupa pecaruan tawur agung Kesanga (sehari sebelum Nyepi), tujuan dari menggelar upacara Bhuta yadnya tersebut untuk menyeimbangkan bhuana agung dan bhuana alit agar selalu tetap harmonis. 1

avatar
Widra
Gambar Entri
Tradisi Siat Sambuk Saat Pangrupukan di Pohgending, Tabanan
Ritual Ritual
Bali

Di Banjar Pohgending, Desa Pitra, Kecamatan Penebel, Tabanan terdapat tradisi yang bernama ” Siat Sambuk “. Siat Sambuk (Perang Serabut Kelapa) biasanya dilaksanakan sehari sebelum hari raya Nyepi yaitu tepat pada hari pangrupukan sebelum matahari tenggelam (sandikala). Dijelaskan, sejak tahun 1995, ritual Siat Sambuk menerapkan strategi perang modern. Dalam Tradisi Siat Sambuk ini, ada pasukan ‘Serbu’ yang tugasnya khusus melempar lawan dan ada pula pasukan ‘Logistik’ yang tugasnya membawa sambuk membara untuk dijadikan senjata oleh pasukan ‘Serbu’. Pasukan siat sambuk biasanya di bagi 2(dua) yaitu Wong Kaja (kelompok utara) maupun Wong Kelod (kelompok selatan). Kedua kelompok ini sama-sama telah menyiapkan amunisi berupa tumpukan sambuk berisi bara api. Muda-mudi akan saling melempar sambuk yang sebelumnya sudah dibakar diiringi dengan gambelan Bale Ganjur yang semakin membakar semangat. Uniknya, tak ada yang pernah terluka ataupun terbakar dalam ritual tersebut. Selain untuk m...

avatar
Widra
Gambar Entri
Tradisi Omed-omedan
Ritual Ritual
Bali

Omed-omedan dalam bahasa Indonesia berarti tarik-menarik. Acara omed-omedan biasanya digelar sehari setelah perayaan Hari Raya Nyepi. Salah satu desa yang masih menyelenggarakan acara ini adalah Desa Sesetan, Denpasar, Bali. Para anak muda berusia 17-30 tahun di desa ini yang belum menikah akan turut berpartisipasi dalam acara omed-omedan. Omed-omedan, saling kedengin, saling gelutin. Diman-diman... Omed-omedan, besik ngelutin, ne len ngedengin. Diman-diman... Begitulah penggalan lirik lagu yang dinyanyikan para pemuda dan pemudi Desa Sesetan. Gelut berarti saling berpelukan, diman diartikan sebagai mengungkapkan rasa kasih sayang dengan ciuman, siam yang berarti siram, dan kedengin yang berarti tarik menarik. Ya, inti dari acara omed-omedan ini adalah peluk, cium, siram lalu tarik! Begitu terus, berulang sampai semua pemuda dan pemudi Desa Sesetan mendapatkan giliran. Tradisi Omed-omedan ini bertujuan untuk memperkuat rasa Asah, Asih, dan Asuh antar warga, khususnya warga Banja...

avatar
Widra
Gambar Entri
Atraksi Lukat Gni
Ritual Ritual
Bali

Beragam cara dilakukan masyarakat Bali dalam menyambut hari raya Nyepi Tahun Baru Caka 1941. Selain mengarak ogoh-ogoh, ada juga yang menggelar tradisi di desanya masing-masing. Seperti terlihat di Desa Paksebali, Dawan, Klungkung. Menjelang pergantian Tahun Caka, warga Puri Satria Kawan melaksanakan tradisi “Lukat Gni” atau Perang Api. Tradisi ini digelar secara turun-menurun pada malam pangerupukan. Hanya, kali ini tradisi tersebut tidak dipusatkan di Catus Pata Desa Paksebali, melainkan digelar di Merajan Agung. Sejumlah pemuda Puri Satria Kawan, Desa Paksebali terlihat bersiap melaksanakan tradisi lukat gni sekitar pukul 20.00 wita. Setelah Ida Sesuhunan di Pura Merajan Agung Puri Satria Kawan masolah (menari), beberapa pemuda Satria Kawan mulai naik ke utama mandala pura merajan. Lukat Gni merupakan sebuah prosesi peperangan dengan sarana api. Bahan yang digunakan berupa daun kelapa kering. Setelah diikat daun kelapa kering tersebut dibakar dan kemudian dipukul-pukulkan oleh ma...

avatar
Widra