Primbon merupakan himpunan berbagai prediksi nasib (ramalan) yang berkembang pada masyrakat Jawa, yang sudah dikenal sejak ratusan tahun silam. Sebagian kalangan meyakini Primbon, bukan sekedar ramalan, melainkan pengetahuan, hasil olah pengalaman para leluhur Jawa mengenai berbagai segi kehidupan. Sebagai contoh, beberapa tanda-tanda dalam kehidupan manusia yang bisa ditelusuri maknanya lewat Primbon adalah mimpi, menstruasi, bentuk bibir, bentuk telinga, kedutan mata, bersin, telinga berdengung, perilaku hewan, dan lain sebagainya. Di samping contoh-contoh, masih banyak berbagai hal lainnya yang bisa dijelaskan Primbon. Mengenai bentuk bibir, misalnya. Bibir yang lebar bermakna bahwa si Pemilik pandai mengatur uang, sabar, dan berani. Orang dengan bibir kecil bermakna bahwa yang bersangkutan memiliki kepribadian yang suka berterus-terang, berhati kecil, dan sering menganggap dirinya tidak bahagia. Bibir tipis bermakna si Pemilik mudah terpengaruh dan tidak punya prinsip. Bibir...
Di sebuah desa kecil di Kabupaten Pekalongan, hidup sebuah keluarga seniman bernama “Ki Sentanu” yang memiliki seorang anak gadis cantik bernama “Sulasih”. Ki Sentanu berharap Sulasih mau menjadi penari dalam kelompok seninya karena paras cantik Sulasih sangat mendukung untuk seorang bintang pementasan. Namun, keinginan Ki Sentanu selalu ditolak oleh Sulasih, hal tersebut membuat Ki Sentanu kecewa. Dibalik penolakan tersebut ternyata Sulasih secara diam-diam telah menjalin hubungan dengan seorang pemuda tampan bernama “Sulandono”, hubungan tersebut tanpa sepengetahuan Ki Sentanu. Sehingga pertemuan mereka berdua dilakukan secara sembunyi-sembunyi. Pada suatu saat hubungan keduanya dipergoki oleh Ki Sentanu yang membuat kemarahan Ki Sentanu pecah, Sulandono dihajarnya hingga babak belur. Sulasih memohon ayahnya untuk tidak menghajar Sulandono karena Sulasih sudah terlanjur sangat mencintai Sulandono. Apabila ayahnya masih terus m...
Tari ini merupakan sebuah tari asli Kudus yang menceritakan para buruh rokok yang sedang bekerja membuat rokok, mulai dari pemilihan tembakau hingga rokok siap dipasarkan. Tarian dibawakan beberapa penari perempuan sebagai representasi buruh mbatil dan penari lelaki sebagai representasi dari seorang mandor. Buruh mbatil adalah buruh rokok yang kerjanya mengguntingi atau merapikan ujung-ujung rokok. Sementara sang mandor adalah bos yang mengawasi buruh rokok dan mempunyai kuasa untuk menyortir atau menyeleksi rokok garapan buruh. Awalnya tari Kretek bernama tari Mbatil. Namun, karena nama mbatil tidak begitu dikenal di masyarakat, digantilah dengan tari Kretek. Tari ini mulai populer sejak 1985, yang konon diciptakan seniman Endang Tonny. Dalam tari Kretek, gerakannya terlihat rancak. Dibawakan beberapa penari perempuan yang cantik jelita serta satu penari lelaki. Para penari perempuan menggunakan pakaian khas Kudus, namun bukan p...
Nyadran adalah serangkaian upacara yang dilakukan oleh masyarakat Jawa, terutama Jawa Tengah .Nyadran berasal dari bahasa Sansekerta, sraddha yang artinya keyakinan. Dalam bahasa Jawa, Nyadran berasal dari kata sadran yang artiya ruwah syakban . Naydran merupakan salah satu tradisi dalam menyambur datangnya bulan Ramadhan . Kegiatan yang biasa dilakukan saat Nyadran atau Ruwahan adalah: Menyelenggarakan kenduri, dengan pembacaan ayat Al-Qur'an , zikir, tahlil dan doa, kemudian ditutup dengan makan bersama. Melakukan besik , yaitu pembersihan makam leluhur dari kotoran dan rerumputan. Melakukan upacara ziarah kubur, dengan berdoa kepada roh yang telah meninggal di area makam. Nyadran biasanya dilaksanakan pada setiap hari ke-10 bulan Rajab atau saat datangnya bulan Sya'ban. Seperti contoh warga masyarakat Magelang melaksanakan Nyadran dengan ziarah...
Prosesi Grebeg Gethuk adalah sebuah tradisi warga Magelang yang unik dan tidak ada di daerah lain. Tradisi yang menyedot perhatian ribuan warga ini menghadirkan gethuk, yaitu makanan berbahan singkong yang merupakan khas Kota Magelang. Tradisi ini biasanya dilakukan untuk memperingati hari jadi Kota Magelang. Dalam pertunjukan Grebeg Gethuk ini ditampilkan berbagai macam budaya jawa antara lain tarian,serta pengunggan kuda oleh Walikota Magelang. Dua buah gunungan yang terbuat dari 1108 buah gethuk diperebutkan ribuan warga. Satu gunungan berbentuk lancip merupakan simbol jaler(laki-laki) dan satu lagi berbentuk bulat, simbol setri (perempuan) . Prosesi dibuka dengan arak-arakan rombongan Walikota yang mengenakan adat jawa dari Masjid Agung Alun-alun Utara. Lalu dilanjutkan dengan Tari Rampak Buto dan dilanjutkan dengan penampilan seni lain. Prosesi Grebeg Gethuk ini masih berlangsung hingga kini.
Lagu Lir Ilir bagi masyarakat Jawa khusunya Jawa Tengah, lagu Lir Ilir sudah akrab ditelinga, lagu Lir Ilir kerap dinyanyikan sebagai tembang dewasa hingga menjadi teman bermain bagi anak-anak. Lirik Lagu : Lir ilir-lir ilir Tandure wis sumilir Tak ijo royo-royo Tak sengguh penganten anyar Cah angon-cah angon Penekno blimbing kuwi Lunyu-lunyu penekno Kanggo mbasuh dodotiro Dodotiro dodotiro Kumitir bedahing pinggir Dondomono jlumatono Kanggo sebo mengko sore Pumpung padang rembulane Pumpung jembar kalangane Yo surak o surak hore Lagu ini menyampaikan sebuah peringatan kepada umat Islam bahwa suatu saat kelak umat Islam akan bertemu dengan sang pencipta dan akan ditanya mengenai pertanggungjawaban hidupnya di dunia. Oleh karena itu lagu ini memiliki pesan agar umat manusia harus bertaqwa semasa hidupnya kepada Tuhan.
Tradisi Yang Lestari Ini merupakan tradisi masyarakat Desa Traji, kecamatan Ngadirewjo, yang dilaksanakan setiap malam 1 Sura (1 Muharam). Dalam upacara ini, Kepala Desa (Lurah) Traji yang berpakaian pengantin dikirab dari rumahnya menuju Sendang sidukun yang berjarak sekitar 600 meter. Sesampai di Sendang tersebut diadakan acara kacar-kucur dan upacara sesaji. Acarakacar-kucur menyerupai prosesi pemandian calon pengantin menjelang perkawinan. Sedangkan sesaji berupa kupat sumpil (ketupat kecil) akan diperebutkan pengunjung, karena diyakini dapat dijadikan benda bertuah atau jimat. Selanjutnya Lurah dikirab lagi dari Sendang Sidukun menuju Balai Desa Traji. Ditempat inilah digelar pertunjukan wayang kulit semalam suntuk.
Sadranan adalah tradisi masyarakat nelayan dalam rangka mensyukuri hasil laut yang mereka peroleh dari laut. Bentuk rasa syukur tersebut diwujudkan dalam satu kegiatan yang melibatkan seluruh nelayan beserta keluarganya. Bagi nelayan daerah pekalongan, Sadranan atau sedekah laut biasanya dilaksanakan setiap tahun. Perayaan sadranan di sana diselenggarakan bersamaan dengan perayaan hari nelayan, atau hari koperasi, atau hari kemerdekaan Republik Indonesia. Secara harfiah, sedekah laut berasal dari kata Sodaqoh yang berarti menyisihkan sebagian rezeki yang kita peroleh yang kemudian diberikan kepada orang yang membutuhkannya. Rezeki yang diperoleh dari Tuhan melalui pekerjaan melaut itulah yang kemudian dibagi kepada orang-orang yang membutuhkan di lingkungan sekitarnya melalui kegiatan-kegiatan yang menggembiakan seperti lomba-lomba, pasar murah, pertunjukan kesenian, dan lain-lain. Dalam acara sadranan tersebut tersebu, seluruh masyarakat nelayan tidak melakukan aktivitas m...
Sekaten merupakan peringatan kelahiran Nabi Muhammad dalam bentuk ritual upacara adat yang digelar oleh dua keraton ‘ anak ’ kerajaan Mataram, yakni Ngayogyakarto Hadiningrat (Yogyakarta) dan Surakarta Hadiningrat (Solo). Terdapat sejumlah kesamaan dan perbedaan dalam upacara di dua keraton tersebut. Menyimak sejarah versi masing-masing, ditemukan kenyataan bahwa kedua keraton berbagi cerita sejarah mengenai asal-muasal lahirnya tradisi Sekaten tersebut, yakni dimulai pada masa Kesultanan Demak (abad ke-16), dan merupakan sebentuk upaya dakwah yang dilakukan para Wali melalui pendekatan seni-budaya. Nafas seni-budaya sangat terasa dalam ritual upacara adat-keagamaan ini, di mana gamelan menjadi unsur penting di kedua keraton. Di keraton Yogya, gamelan Skaten terdiri dari dua perangkat, yakni gamelan Kyai Nogowilogo dan Kyai Guntur Madu. Di keraton Surakarta, dua perangkat gamelan yang menjadi bagian dalam ritual Sekaten bernama Kyai Guntur M...