Omah Lowo dikenal dengan sebutan Gedung Lowo karena sudah lama tidak digunakan. Karena banyaknya populasi kelalawar yang menghuni rumah ini, maka rumah ini dijuluki sebagai Omah Lowo. Luas bangunan rumah ini diperkirakan sekitar 1.500 meter persegi yang berdiri di atas lahan seuas 3000 meter persegi, memiliki 4 kmar tidur yang luas, dimana 2 kamar berada di sebelah sisi kanan dan 2 kamar lainnya berada di sebelah sisi kiri rumah, serta dipisahkan dengan 2 buah ruangan yang cukup besar. Pada tahun 1990-an rumah ini sempat digunakan sebagai kantor haji dan kamar dagang. Pada awalnya digunakan sebagai rumah tinggal bangsawan atau penjabat Belanda. Pada tahun 1945 rumah ini dibeli dan dihuni oleh sepasang keluarga Sie Djian Ho. Terletak di jalan Slamet Riyadi yang bertuliskan "Villa Liberty" dengan bentuk khas arsitektur kolonial. Pada masa kemerdekaan Omah Lowo pernah ditinggali sebagai salah satu tempat persembunyian para gerilyawan, dan setelah merdeka bangunan di serahkan ke pemerinta...
Cin Mleng atau Nok Nik adalah kesenian rakyat yang berasal dari Kelurahan Kauman Kidul, Kecamatan Sidorejo, Kota Salatiga. Kesenian yang berkembang pada zaman Hindia Belanda ini mirip dengan Lenong dari Jakarta, Ludruk dari Surabaya, dan Ketoprak Mataram dari Surakarta dan Yogyakarta. Dialog yang dibawakan dalam kesenian tersebut merupakan cerita umum bertema mengenai kondisi sosial masyarakat. Kesenian ini merupakan salah satu alat perjuangan masyarakat setempat untuk menentang Belanda. Melalui kesenian itu, para pelaku menyampaikan pesan-pesan perjuangan melawan penjajah. Menurut Didik Indaryanto selaku ketua Forum Komunikasi Media Tradisional (FK Metra) Tri Sala Salatiga dan pemilik Sanggar Seni Tari Bibasari, kesenian ini juga berkembang di wilayah perbatasan antara Kota Salatiga dan Kabupaten Semarang, yaitu Desa Sendang, Kecamatan Bringin, Kabupaten Semarang. Ada beberapa orang di daerah itu yang masih hidup dan dahulu pernah menonton pementasan Cin Mleng. Dia menjelaskan bah...
Kota Solo memiliki berbagai macam kuliner khas. Salah satunya adalah tahu kupat. Sesuai dengan namanya dapat kita ketahui bahwa tahu dan kupat atau ketupat merupakan bahan dasar dari kuliner ini. Kerap kali tahu kupat ini disamakan dengan kupat tahu khas Magelang. Namun, faktanya kedua kuliner ini berbeda. Perbedaannya terletak pada cita rasa masing-masing kuliner tersebut. Mengutip dari laman Solopos, Damartiasari (2022) menyebutkan bahwa tahu kupat memiliki cita rasa manis dari kuah yang terbuat dari bawang putih, gula merah, gula pasir, kecap manis, garam, dan daun jeruk. Sedangkan kupat tahu memiliki cita rasa gurih dari kuah bumbu kacang yang ditumbuk kasar. Selain itu, terdapat perbedaan dari tahu yang digunakan. Tahu kupa khas solo menggunakan tahu putih yang digoreng, sedangkan kupat tahu menggunakan tahu bacem atau tahu kuning. Ternyata penamaan kuliner tahu kupat ini memiliki fakta menarik lho. Menurut laman web JatimNetwork.com, tahu kupat mempunyai ulasan makna. Makna...
Salah satu pusat batik tertua di Kota Surakarta adalah Kampung Batik Kauman. Lewat kampung ini, budaya Kota Surakarta khususnya batik terus dipertahankan dan banyak orang semakin tahu serta belajar mengenai budaya tersebut. Lokasinya yang sangat dekat dengan pusat Kota Solo yaitu Jalan Slamet Riyadi dan mudah di akses menggunakan transportasi umum, membuat Kampung Batik Kauman banyak dikunjungi oleh para wisatawan bahkan dari berbagai macam daerah. Selain itu, apa aja sih daya tarik dari Kampung Batik Kauman itu sendiri? Kampung Batik Kauman awalnya bukan sebuah sentra industri batik, melainkan pemukiman para abdi dalem Keraton Kasunanan yang mempertahankan tradisi dengan cara membatik. Sehingga bisa dikatakan bahwa tradisi membatik sudah ada sejak zaman dahulu yaitu pada masa Raja Pakubuwono III saat membangun Masjid Agung Surakarta tahun 1763-1788. Menjadi salah satu alasan juga mengapa kampung ini dianggap sebagai salah satu pusat batik tertua di Kota Surakarta. Batik-batik yan...
Alun-Alun Karanganyar merupakan salah satu tempat yang ikonik di Karanganyar karena alun-alun ini dijadikan sebagai tempat wisata karena terdapat beberapa kuliner UMKM. Selain itu juga terdapat banyak hiburan anak kecil di alun-alun tersebut. Pesona Alun-Alun karanganyar ini juga meningkat setelah dibangunnya Masjid Agung Karanganyar yang megah. Maka dari itu sangat disayangkan jika kalian belum mengunjungi Alun-Alun Karanganyar ini. Sejak zaman dulu Alun-Alun Karanganyar ini juga sudah menjadi tempat berkumpulnya masyarakat. Mereka dari dulu sudah melakukan beberapa kegiatan di alun-alun seperti berdagang, olahraga dan kegiatan sosial lainnya. Alun-alun ini juga digunakan sebagai tempat upacara hari besar dalam merayakan kemerdekaan Indonesia serta alun-alun ini juga pernah dijadikan sebagai lahan untuk Sholat Idul Fitri. Lokasi dari Alun-Alun Karanganyar ini mudah ditemukan, lokasinya berada pusat kota dan di sebelah utara kantor bupati. Alun- alun ini juga terletak di selatan...