Tari Selendang Kali Serayu (https://adigunaku.blogspot.co.id) Tari tersebut mengambarkan keagungan sungai Serayu yang mengalir sepanjang Banjarnegara dan banyak menghidupi lahan warga masyarakat Banjarnegara. Sumber: https://gpswisataindonesia.info/2017/01/tarian-tradisional-banjarnegara-jawa-tengah/
Tari Ujungan ( https://www.antarafoto.com/ ) Tari Ujungan merupakan ritual meminta hujan yang dilakukan oleh masyarakat Gumelem dan sekitarnya ketika musim kemarau panjang. Melalui ritual ini, para lelaki terpilih saling memamerkan kekuatan “atosing balung, wuleding kulit” (kerasnya tulang, kuatnya kulit) yang dipadu dengan tindakan estetis. Sekilas tari Ujungan semacam olah raga tradisional yang cukup keras, menggunakan sebatang rotan untuk memukul lawannya pada bagian paha ke bawah. Semakin banyak darah yang ke luar maka semakin cepat hujan akan turun. Namun dibalik kerasnya pelaksanaaan ritual tersebut, sebenarnya ritual Ujungan memiliki tujuan yang sangat luhur bagi kontinuitas kehidupan dunia. Bahwa air adalah sebagai sumber kehidupan. Dalam pementasan karya kali ini, ditampilkan tari Ujungan yang dipadukan dengan tarian Lengger serta batik gumelem. Ujungan juga untuk meminta hujan untuk kesuburan panen, dimana panen tersebut untuk makan atau bahasa daerah htt...
Dawet Ayu Banjarnegara memang ASLI dari Banjarnegara, bukan dari daerah lain. Dawet ayu adalah minuman khas terdiri dari santan, air gula aren (juruh), dan dawet yang terbuat dari tepung beras dan tepung gelang. Dengan tambahan nangka dan durian, kelezatan dan aroma dawet benar-benar menggugah selera yang menyegarkan. Perlengkapan penjualan memakai simbul wayang Semar dan Gareng. Kedua tokoh wayang itu sangat merakyat sehingga dapat diartikan bahwa dawet adalah minuman menyegarkan yang dapat dinikmati oleh semua golongan masyarakat. Tema penampilan “Dengan tari Angkring Dawet Ayu diharapkan bisa meningkatkan pertumbuhan wirausaha baru pengolahan dawet ayu sehingga membantu mengatasi pengangguran dan meningkatkan kesejahteraan rakyat” Semar (mar) gareng (reng) jadi Mareng = kemarau. Dengan kemarau (tidak hujan) dawet ayu akan laris manis. Sumber: https://gpswisataindonesia.info/2017/01/tarian-tradisional-banjarnegara-jawa-tengah/
Apabila kita melihat film-film yang menggambarkan adat Jawa, kita akan melihat yang namanya para serdadu-serdadu kerajaan yang mengenakan tombak dan mengenakan perisai untuk dijadikan perlindungan diri. Pada zaman dahulu kala, senjata tombak ini memang banyak yang menggunakan, walaupun saat ini sudah tidak ada lagi yang menggunakan tombak. Ada tombak yang sangat terkenal dikalangan penduduk jawa, dan tombak itu telah di keramatkan oleh masyarakat jawa, tombak yang di keramatkan oleh masyarakat itu adalah Tombak Kyai Pleret. Sumber: https://baabun.com/6-jenis-senjata-tradisional-jawa-tengah/
Tradisi berperilaku homoseksual ternyata sudah lama terjadi di Indonesia. Di Ponorogo, Jawa Timur, tradisi memelihara gemblak oleh warok adalah hal turun temurun. Gemblak merupakan bocah laki-laki berusia antara 12-15 tahun. Mereka berparas tampan dan terawat. Bagi seorang warok, memelihara gemblak adalah hal yang wajar dan diterima masyarakat. Konon sesama warok pun pernah beradu kesaktian untuk memperebutkan seorang gemblak idaman dan juga terjadi praktik pinjam meminjam gemblak. Diyakini, warok akan hilang kesaktiannya jika berhubungan intim dengan perempuan , meskipun itu istrinya. Makanya, mereka memelihara warok dan diperlakukan layaknya sebagai istri. Di beberapa pesantren, ada juga istilah warok. Namun jika di Ponorogo ada istilah gemblak, maka di pesantren ada sebutan mairil. Definisinya pun tak jauh beda. Mairil diistilahkan sebagai santri putra yang tampan berkulit putih. Mereka yang memiliki wajah ganteng, tampan, imut, dan baby face. Menurut pe...
Banyak ragam tradisi yang masih hidup dan berkembang di Kabupaten Wonogiri. Tradisi ini merupakan bagian dari kearifan lokal yang diwariskan dari kakek nenek dan telah menjadi adat kebiasaan masyarakat terutama yang ada di desa. Salah satu tradisi itu adalah Tradisi Sokongan. Sokongan atau biasa disebut Rombongan Arisan/Entre masih di jalankan sebagian masyarakat terutama wilayah desa – desa kecamatan Ngadirojo dan sebagian kecamatan Wonogiri bagian selatan. Tradisi Sokongan sesungguhnya adalah salah satu wujud sifat gotong royong masyarakat desa dalam memenuhi satu kebutuhan terutama dana yang bagi warga desa bernilai cukup besar. Setiap warga desa yang ikut Sokongan mendaftarkan diri kepada pengurus biasanya disebut Carik Entre. Rombongan Sokongan beranggotakan satu atau dua dusun yang berdekatan. Ada warga desa yang mengikuti lebih dari satu rombongan sokongan bahkan lintas dusun tergantung keinginan warga te...
Begitu banyak tradisi atau adat istiadat yang berkaitan dengan hajatan yang masih dipertahankan eksistensinya hingga sekarang. Salah satunya adalah tradisi pemberian Brekat bagi para tamu undangan warga yang menyelenggarakan hajatan seperti pernikahan, khitanan dan lain sebagainya. Tradisi Nasi Brekat sampai sekarang belum ada kajian tentang asal-usul dan kisah sejarahnya. Nasi Brekat ini sebagai buah tangan atau oleh-oleh dari tuan rumah kepada para tamu undangan yang hadir. Nasi Brekat berupa menu makanan khas olahan Jawa berupa nasi putih lengkap dengan lauk pauk berupa daging sapi, sayur lombok hijau, kecambah, dan kadang ada srondeng kelapa. Yang unik pada Nasi Brekat ini adalah cara penyajian yaitu dibungkus dengan daun jati dan daun pisang sehingga menimbulkan aroma yang sangat khas. Tradisi Nasi Brekat masih dipertahankan masyarakat terutama di pedesaan Kabupaten Wonogiri. Untuk diwilayah perkotaan tradisi Nasi Brekat sudah mulai hilang de...
Di zaman yang serba modern seperti saat ini masih ada beberapa warga masyarakat yang masih eksis menjaga adat istiadat. Seperti yang dilakukan warga Dusun Sumberejo, Desa Purworejo, Kecamatan Wonogiri. Bersih Desa merupakan slametan atau upacara adat Jawa untuk memberikan sesaji kepada danyang desa. Sesaji berasal dari kewajiban setiap keluarga untuk menyumbangkan makanan. Bersih desa dilakukan oleh masyarakat dusun untuk membersihkan desa dari roh-roh jahat yang mengganggu. Salah satu tokoh masyarakat, Suwarno menyampaikan acara bersih desa dilakukan setiap 7 tahun sekali. Bersih desa lebih ditekankan untuk mengusir roh-roh jahat yang ada disekitar desa agar tidak mengganggu. "Disini, rutin menghelat acara wayang setiap 7 tahun sekali, ini sudah adat dari para leluhur kami,"terangnya Kamis (04/05/2017) malam. Antusias warga yang datang untuk menyaksikan wayang juga sangat luar biasa, ratusan warga berbondong-bondong untuk menyaksikan, ratusan mata menatap kearah k...
Di dalam masyarakat Desa Setren, Kecamatan Slogohimo, Kabupaten Wonogiri, Jawa Tenagh, dikenal tradisi Susuk Wangan. Tradisi ini erat kaitannya dengan kehidupan sehari-hari warga yang banyak berkutat dengan pertanian dan sumber air. <> Susuk Wangan sendiri, memiliki arti membersihkan saluran air. Sebagai ungkapan syukur atas sumber air yang diberikan Allah, setiap tahunnya mereka menggelar acara ini. Tradisi yang memilik nama lengkap “Ritual Susuk Wangan Amerti Tirta” ini biasa dilakukan pada Sabtu Kliwon setiap datang Bulan Besar (Dzulhijah). "Ritual ini, merupakan adat istiadat masyarakat Desa Setren dan sekitarnya, sebagai bentuk rasa syukur karena selama ini mereka memperoleh manfaat dari aliran air gunung yang mengalir sepanjang tahun dari sumber Girimanik di hutan Setren," kata Sekretaris Kecamatan (Sekcam) Slogohimo, Sarosa. Pada tahun ini untuk memeriahkan Susuk Wangan, Pemerintah Kabupaten setempat menggelar Susuk Wangan pada Ahad (3/11...