Ta'arufan Bojo adalah salah satu tradisi masyarakat Blok Jatisari, Desa Weru Kidul, Kecamatan Weru, Kabupaten Cirebon. Tradisi ini dilakukan jika ada warga desanya yang menikah dan pasangannya bukan berasal dari daerah tersebut. Tujuan tradisi ini adalah agar para warga mengenal warga baru didesanya begitupun sebaliknya. Dalam tradisi ini, kedua mempelai pengantin akan diarak oleh sebagian keluarga, sanak saudara, dan tetangga untuk berkeliling desa sambil diiringi musik rebana atau hadrah. Tak lupa pula salah seorang dari pengiring akan memperkenalkan mereka kepada warga menggunakan mikrofon dengan menyebutkan bahwa salah seorang warganya telah memiliki suami/istri kemudian meyebutkan nama dan asal daerah warga barunya itu.
Mitos Kelahiran Di Tanah Sunda Di tanah sunda dari jaman nenek moyang sampai sekarang masyarakat masih saja mempercayai mitos yang ada . salah satunya adalah ibu hamil yang sering membawa gunting lipat , peniti ketika dia pergi ataupun mereka dilarang keluar rumah saat maghrib datang . mitosnya , benda benda ini dapat menjaga bayi didalam kandungan dan ibu nya agar tidak diganggu oleh setan atau roh roh jahat lainnya . pasalnya ibu hamil selalu menjadi daya tarik untuk diganggu oleh mereka . banyak ibu hamil yang kehilangan bayinya ketika berumur 4 bulan . padahal awalnya mereka dinyatakan mengandung namun pada saat 4 bulan , kandungan mereka dinyatakan hilang begitu saja . Biasanya gunting lipat diselipkan dibagian tertentu . dan peniti selalu dipakai dibaju . mereka percaya bahwa benda itu dapat menja bayi mereka agar tidak diambil oleh roh jahat . banyak orang yang percaya akan hal ini . memang terdengar aneh , namun semuanya tergntung kepercayaan kita . Setelah bayi...
Sebuah tradisi yang sangat unik karena jarang dilakukan pada zaman sekarang, apalagi di kota-kota besar. Kesibukan yang padat, tergesernya budaya lama dengan budaya baru serta berjalannya waktu membuat tradisi ini hilang dengan sendirinya. Budaya Ngabungbang berasal dari suku Sunda, Jawa Barat. Kita akan flashback bagaimana tradisi ini dilaksanakan. Pada zaman dahulu ketika bulan purnama muncul, penduduk desa duduk di halaman rumahnya masing-masing. Mereka bersantai sambil melihat bulan. Biasanya hal ini dilakukan setelah shalat Isya. Anak-anak bermain dengan gembira, muda-mudi yang bersenda gurau, dan orang tua yang berbincang-bincang. Bisa juga sambil menyantap makanan. Mereka yang melakukan tradisi ini merasa rileks dan enjoy. Jika kantuk sudah datang maka mereka akan menyelesaikan kegiatan tersebut dan pergi tidur. Agar budaya ini dapat dikenal lagi maka kita harus lestarikan.
Sandekala merupakan pertanda yang dibuat orang tua zaman dahulu untuk memberi peringatan kepada anak anaknya agar pada saat itu harus sudah memasuki rumah sebelum matahari tenggelam. Apabila hal itu dilanggar maka akan terjadi sesuatu yang menakutkan, seperti penculikan anak. Oleh karena itu anak anak yang mengalami masa itu menjadi suatu keharusan untuk pulang ke rumah sebelum malam tiba. OSKMITB2018
Gondang Buhun adalah kesenian khas Kampung Kuta yang tidak terdapat di daerah lain. Dalam kesenian gondang , alat yang digunakan adalah alu biasanya tingginya mencapai 2 meter, dan lisung yang panjangnya 2,5 meter. Biasanya lisung diisi dua ikat padi atau masyarakat Kamp Kuta menyebutnya dua geugeus pare. Tapi dalam kesenian gondang yang ditampilkan dalam Upacara Adat Nyuguh kali ini tidak menggunakan padi. Kesenian kondang selalu diadakan setiap kali ada hajatan baik itu pernikahan maupun khitanan. Kesenian kondang diadakan di pagi buta. Ibu-ibu yang ada di kampung kuta menumbuk padi dengan menggunakan lesung dan halu. Suara dihasilkan dari halu yang dipukulkan ke lesung sambil menumbuk padi hingga menjadi beras. Itulah budaya dan kesenian jawa barat yang hampir punah, agar budaya dan kesenian tersebut tidak punah maka kita sebagai anak bangsa Indonesia dan penerus bangsa Indonesia harus melestarikan setiap budaya dan kesenian Indonesia. Banyak cara untuk melestarikan Bud...
" Jampe jampe harupat, geura gede geura lumpat. Sing jauh tina maksiat, ngarah salamet dunya akherat. " Itu merupakan mantra atau dalam bahasa sunda dikenal sebagai jampe jampe yang biasa diucapkan orang tua kepada anak cucunya yang masih berumur balita. Arti jampe jampe tersebut adalah "Jampe jampe harupat, cepatlah dewasa cepatlah berlari. Jauhkan dari maksiat, agar selamat dunia akhirat.". Para orang tua percaya jika anaknya secara rutin di beri mantra jampe harupat sebelum tidur maka itu akan menjadi sugesti yang baik bagi anaknya saat menuju pertumbuhan. Orang tua yang mengusap kepala anaknya sembari mengucapkan jampe ini sampai tertidur lelap. Jampe ini secara tidak langsung menjadi doa bagi sang orang tua untuk anaknya agar menjadi manusia yang baik di kemudian hari. Jampe jampe ini dikenal luas di masyarakat sunda terutama desa desa terpencil di Ciamis. Bahkan seorang seniman sunda yaitu Doel Sumbang membuat lagu berdasarkan jampe jampe ini dan melengkapi lirikny...
Tari Cangkurileung berasal dari Jawa Barat. Tarian ini menggambarkan sosok burung Cangkurileung (Kutilang) yang indah. Tarian ini biasanya ditampilkan oleh anak-anak. Burung Cangkurileung atau Kutilang adalah burung yang berukuran sedang dan memiliki ekor yang indah. Burung ini memiliki punggung dan ekor berwarna coklat kelabu. Tenggorokan, leher, dada, dan perutnya berwarna putih keabu-abuan. Dahi, topi, dan jambulnya berwarna hitam. Burung Kutilang juga memiliki suara yang khas. Biasanya burung ini mengeluarkan suara "cuk...cuk...cuk" atau "tuit...tuit". Burung ini senang berkelompok dan tidak suka terbang sendiri. Tari Cangkurileung diperkenalkan oleh Irawati Durban. Tari Cangkurileung ini diiringi oleh lagu Cangkurileung yang sangat merdu dan indah karya Koko Koswara. Lagu yang tidak dikenali banyak orang namun pada saat mendengarnya lag tersebut dapat membuat yang menontonnya iku menyanyikannya dalam hati. Pada umumnya, Tari Cangkurileung memilii tempo da irama 1 x...
Mungkin Anda sering mendengar dodol khas Garut. Namun, pernahkah Anda mendengar makanan khas Garut lainnya, yaitu “Burayot ”. Memang nama “Burayot” sedikit tidak enak didengar, karena bagi sebagian orang kata “Burayot” dianggap sedikit berbau pornografis. Burayot sendiri dalam bahasa sunda berarti menggelantung, karena bentuknya yang agak panjang dan terlihat menggelembung dibagian bawahnya. Burayot terbuat dari gula merah, tepung beras, sedikit santan dan minyak goreng . Bahan yang digunakan sama dengan bahan untuk membuat kue cuhcur dan ali agrem sehingga menjadikan kue Burayot memiliki rasa yang mirip seperti kue cuhcur dan ali agrem. Bahkan saya pernah membaca bahwa kue cuhcur dan ali agrem merupakan transformasi dari kue Burayot . Kue Burayot sangat pas disantap saat hangat-hangat(baru dimasak) dengan teh tawar panas. Untuk di daerah seperti Bandung atau kota besar lainnya mungkin akan sedikit sulit untuk menemukan makanan...
Tari Dogdog Lojor berasal Sukabumi lebih tepatnya di Cisolok. Kesenian Dogdog Lojor terdapat di masyarakat Kasepuhan Pancer Pangawinan atau Kesatuan Adat Banten Kidul yang tersebar disekitar Gunung Halimun (berbatasan dengan Sukabumi, Bogor dan Lebak). Meski kesenian ini dinamakan Dogdog Lojor, yaitu nama salah satu waditra di dalamnya, tetapi disana juga digunakan Angklung karena ada kaitannya dengan ritual padi. Setahun sekali setelah panen, seluruh masyarakat mengadakan acara Serah Taun atau Seren Taun di pusat kampung adat. Pusat kampung adat merupakan tempat kediaman kokolot (sesepuh) dan tempatnya selalu berpindah-pindah sesuai dengan petunjuk gaib. Instrumen yang digunakan dalam Dogdog Lojor ini adalah dua buah Dogdog Lojor dan empat buah Angklung. Keempat buah Angklung tersebut memilki nama, yang terbesar dinamakan Gonggong, kemudian Panembal, Kingking dan Inclok. Tiap instrumen dimainkan oleh seorang pemain sehingga semuanya berjumlah enam orang. ...