Di Sulteng, kuliner yang mulai melegenda dan menjadi perbincangan hangat masyarakat adalah kandea tunu atau nasi bakar dari Desa Pombewe, Kabupaten Sigi. Resep yang didapatkan oleh Gafur, pemuda desa setempat ini membuat para pelancong kuliner ngiler bahkan mencari hingga di kediamannya. Campuran : -Daun pisang – Sambal pedas -Ikan saos kandea tunu – Kaun Kemangi – tomat – dan saos goreng kandea tunu https://rakyatsulteng.com/uhmmm-lezatnya-kandea-tunu-dari-sigi-bikin-ngiler/
Ternyata, di Luwuk pun ada makanan yang mirip kapurung, tetapi disebut dengan nama onyop. Onyop biasanya memakai protein dari kepala ikan. Bedanya, di Luwuk onyop merupakan bagian dari adat atau tradisi. Orang-orang yang datang dari jauh, disambut dengan hidangan onyop – seperti layaknya di Sumatra orang menyambut tamu dengan sekapur sirih. Orang Luwuk sangat serius dengan tradisi onyop. Konon, kalau makan onyop orang tidak boleh tertawa. Bila adat ini dilanggar, bakal disambar petir. Namun, ada pandangan dari pemaknaan aturan ini, yakni aturan ini erat kaitannya dengan tekstur dan ukuran bola-bola sagu. Kalau makan sambal ketawa-ketiwi, bisa tersedak, dan bola sagu itu tersangkut di tenggorokan. Sumber: https://food.detik.com/info-kuliner/d-3847851/ini-kapurung-sayur-asam-patikala-khas-luwu http://www.pubinfo.id/berita-ini-kapurung-sayur-asam-patikala-khas-luwu.html
Kain kulit kayu ini konon telah dibuat sejak zaman prasejarah. Ini tersebut terbukti dari penemuan pemukul kulit kayu atau yang biasa disebut dengan batu ike pada situs arkeologi di Kabupaten Poso dan di Donggala. Inilah kain kulit kayu khas dari daerah Provinsi Sulawesi Tengah ini sampai saat ini masih terus dibuat. Pembuatan kain kulit kayu biasanya dilakukan oleh para kaum wanita dan proses pembuatannya masih sangat-sangat tradisional. Pembuatannya biasa dilakukan setelah menanam padi sampai menunggu waktu panen. Kain kulit kayu adalah jenis kain yang menyerupai sebuah kertas. Tidak semua jenis pohon dapat digunakan untuk membuat tekstil dari kayu. Kain tersebut terbuat dari kulit pohon nunu (pohon beringin) dan juga kulit kayu ivo. Tangkai-tangkai pohon nunu atau pohon ivo yang berukuran 110 sampai 130 cm diambil kemudian dikeluarkan serat-seratnya yang ada di antara tulang dalam dan kulit luarnya. Setelah itu, dimasak kemudian frementasikan dan lalu di...
MASYARAKAT Suku Lauje, di Parigi Moutong, Sulawesi Tengah, mempunyai tradisi unik dalam menerima tamu atau pembesar yang baru berkunjung ke daerahnya. Mereka ak an menyambutnya dengan tarian perang yang dimainkan oleh empat lelaki yang menggunakan guma atau parang panjang, serta dua orang yang bertombak. Penyambutan itu juga diiringi musik yang terdiri dari susulan balok kayu, gendang dan gong besar.Sabtu (19/04/2008) lalu, empat orang lelaki menggunakan guma dan dua lelaki lainnya menggunakan tombak terlihat berhadapan dengan sejumlah tamu. Di antara tamu itu terlihat Bupati Parigi Moutong Longki Djanggola (yang sekarang adalah Gubernur Sulawesi Tengah) dan Camat Palasa Darwis Rahmatu. Mereka lalu berteriak dan berlaga dengan sesama mereka di depan para tamu penting itu. Jangan salah kira, mereka bukan hendak saling membunuh. Mereka ternyata sedang menyambut tamu-tamunya itu. Tradisi tarian perang ini, biasanya disebut Meaju. Lazim ditarikan kala menerima tamu atau pembesa...
Luwuk - Di Luwuk, Sulawesi Tengah ada ritual adat Tumpe yang menarik untuk dilihat traveler. Lebih menarik lagi, ada kisah anak ajaib nan mistis yang menyelimutinya. Ritual adat Tumpe adalah ritual adat tahunan yang diselenggarakan oleh masyarakat Batui dan Banggai. Tumpe adalah telur pertama dari burung Maleo. Awal mula diadakannya ritual adat Tumpe ini ternyata diselimuti nuansa mistis. Dikumpulkan detikTravel, Kamis (10/8/2017), kisah ini berawal dari perjalanan Adisoko dari tanah Jawa ke Sulawesi Tengah, dan kemudian menjadikannya sebagai Raja Pertama di Banggai. Sebutannya adalah Mumbu Doi Jawa yang artinya Tuan dari Jawa. Adisoko pun menikah dengan perempuan gaib yang memberikannya anak ajaib yaitu Abu Kasim. Saat Abu Kasim di dalam kandungan, Adisoko memutuskan untuk kembali ke tanah Jawa. Selama 10 tahun, rakyat Banggai hidup tanpa adanya kepala pemerintahan. Masyarakat pun jadi resah karena menginginkan sosok pemimpin untuk Keraton Banggai. Telur burung Maleo (Bon...
Masyarakat adat nusantara masih memegang teguh tradisi dan kebudayaan serta warisan kultural dari para leluhurnya. Baik dari pola hidup maupun dari berbagai ritual adatnya. Ngata Toro merupakan desa adat yang masih memegang teguh tradisi para leluhur. Ngata Toro atau Desa Toro merupakan sebuah desa yang berada di dekat Taman Nasional Lore Lindu, tepatnya di Kecamatan Kulawi, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah. Desa ini terkenal dengan varietas padi unggulan seperti padi Kamba dan padi Kanari. Menurut pengakuan salah seorang tetua adat, masyarakat Desa Toro sejak dulu sudah menggantungkan hidupnya pada dua nilai moral, yaitu hintuvua dan katuvua . Hintuvua adalah nilai-nilai moral dalam membangun hubungan antar sesama manusia dengan berlandaskan saling cinta, penghargaan, solidaritas, dan musyawarah. Sedangkan, katuvua adalah nilai-nilai ideal tentang pola hubungan antara manusia dengan lingkungannya yan...
Pohon sagu dan palem merupakan jenis tanaman dataran rendah tropik yang banyak ditemukan tumbuh liar di kawasan hutan Dolo, Donggala, Sulawesi Tengah, Indonesia. Menurut kepercayaan masyarakat setempat, asal usul kedua jenis pohon ini berasal dari tubuh manusia atau penjelmaan manusia. Hal ini dikisahkan dalam sebuah legenda yang hingga kini masih dipercayai kebenarannya oleh masyarakat setempat. Bagaimana manusia dapat menjelma menjadi pohon sagu dan palem? Ikuti kisahnya dalam cerita Asal Usul Pohon Sagu dan Palem berikut ini! * * * Alkisah, di daerah Donggala, Sulawesi Tengah, hidup sepasang suami-istri bersama seorang anak lelakinya. Mereka tinggal di sebuah rumah tua yang terletak di pinggir hutan Dolo. Hidup mereka sangat miskin. Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, mereka mencari buah-buahan dan hasil hutan lainnya yang tersedia di sekitar mereka. Semakin lama sang Suami pun merasa bosan hidup dengan keadaan seperti itu. Akhirnya, timbullah niatnya ingin me...
Guma adalah parang panjang dari Sulawesi Tengah yang merupakan pusaka turun temurun. Guma hanya keluar saat sedang ada acara adat. Mata parangnya bukan dari besi melainkan dari batu keras. Ditambah ukiran kepala manusia di dekat pangkal parang. Sumber: https://gpswisataindonesia.info/2017/04/senjata-tradisional-sulawesi-tengah/
Surampa disebut juga tombak kanjae, senjata panjang yang sering digunakan masyarakat berupa tombak bermata tiga seperti senjata trisula. Sumber: https://gpswisataindonesia.info/2017/04/senjata-tradisional-sulawesi-tengah/