Pernikahan merupakan sesuatu yang sakral. Salah satu momen penting dalam perjalanan hidup manusia. Pernikahan menjadi pembeda yang paling mencolok antara orang dewasa dan anak-anak atau remaja. Untuk merayakan momen bersejarah dalam hidupnya, banyak orang yang membuat acara pernikahan semewah dan seunik mungkin. Sebagai masyarakat Indonesia yang terkenal akan keunikan budayanya, tentu saja kebanyakan orang Indonesia tidak pernah melupakan unsur budaya dalam merayakan pernikahan. Mulai dari pakaian, hingga tahap-tahap ritual yang dilaksanakan. Selain unik, pernikahan berbau adat ini juga memiliki filosofi tersendiri yang sarat makna. Berikut hasil wawancara saya dengan salah seorang guru Bahasa dan Budaya Sunda di sebuah sekolah di Kota Tasikmalaya tentang ritual pernikahan dalam budaya Sunda. Dalam adat pernikahan sunda ada beberapa tahap kegiatan/ritual yang dilaksanakan... Secara garis besar ada 3 tahapan: - sebelum pernikahan - saat pernikahan - setelah pernik...
Ada ungkapan yang sangat melekat dalam jiwa masyarakat dan lingkungan adat budaya bangsa di beberapa daerah di Jawa Barat, yaitu Guru Ratu Wong Atua Karo Wajib Sinembah. Artinya kepada guru, pemimpin, dan terutama orang tua kita harus selalu menghormati untuk menuju jalan bahagia dan selamat dunia akhirat. #OSKMITB2018
Silat Sera Buhun adalah salah satu aliran silat yang berada di Jawa Barat. Dari beberapa silat yang berkembang di Jawa Barat seperti silat Cimande, silat Cikalong, silat Syahbandar, dll., silat Sera Buhun adalah aliran silat yang paling sedikit praktisinya dan bahkan hampir punah. “Perguruan silat Sera di Indonesia bisa dihitung jari, itu juga termasuk yang sudah tidak aktif”, jelas Kang Asep Wahyu yang merupakan salah satu guru silat Sera di Bandung. Bahkan silat ini sempat dinyatakan punah dalam siaran televisi belanda tahun 2013 silam. Awal mulanya silat Sera ini dibuat oleh seorang panglima perang dari kerajaan Demak. Silat ini ditujukan sebagai silat untuk perang. Namun, silat ini hanya diajarkan turun temurun pada satu kalangan keluarga saja. “Namanya “Rukun wargi”, jadi hanya untuk keluarga dan saudara. Dulu itu kalau mau belajar silat Sera bakal ditanya ayahnya dan ibunya siapa, kalau tidak dikenal ya tidak boleh” tambah Kang Asep. Wal...
Lagu ini merupakan lagu yang sering dinyanyikan oleh anak-anak kecil saat bermain dan ada yang bertengkar. Lagu ini diajarkan oleh guru bahasa Sunda saya semasa SMA Berikut liriknya: Tampolong Bahe Belut Ditalian Tong ngomong wae Gelut sakalian Yang dua baris terakhirnya berarti: Jangan berbicara terus Bertengkar sekalian
Angklung, Kesenian Tradisional yang Penuh Nilai Kehidupan Alat musik tradisional ini tidak dipukul ataupun dipetik, melainkan digetarkan agar mengeluarkan bunyi. Bernada ganda dan terbuat dari pipa-pipa bambu dalam berbagai ukuran, masyarakat lebih mengenalnya dengan nama "Angklung". Dalam Dictionary of the Sunda Language (1862), Jonathan Rigg memberikan penjelasan lebih lanjut mengenai angklung. Ia menjelaskan bahwa angklung merupakan sebuah alat musik yang terbuat dari pipa-pipa bambu, yang dipotong ujung-ujungnya, menyerupai pipa-pipa dalam suatu organ, dan diikat bersama dalam suatu bingkai, digetarkan untuk menghasilkan bunyi. Catatan mengenai keberadaan angklung muncul pada masa Kerajaan Sunda (abad ke-12 sampai abad ke-16), dan hingga kini alat musik tersebut telah menjadi bagian dari kebudayaan masyarakat Sunda (Priangan). Berdasarkan catatan yang ada, angklung tercipta karena pandangan hidup masyarakat Sunda yang agraris dengan sumber kehidupan dari padi (pare) sebagai ma...
Naskah Sunda kuna (selanjutnya NSK) tersebar di beberapa tempat penyimpanan, baik di dalam maupun di luar negeri, baik tersimpan dengan sistem baku dan sistematis di lembaga penyimpanan maupun yang masih tersebar di masyarakat umum (lih. Ekadjati, 1988; Chambert-Loir & Fathurahman, 1999: 181-188). Berdasarkan penelusuran katalog, baik yang sudah maupun belum diterbitkan, jumlah NSK tidak sebanyak naskah Sunda baru dan naskah Jawa kuna, misalnya. Lembaga yang menyimpan NSK di antaranya adalah Perpustakaan Nasional RI (selanjutnya PNRI) di Jakarta, Museum Sri Baduga di Bandung, Perpustakaan Universitas Leiden di Belanda, dan Bodleian Library di Inggris (band. Ekadjati, 1988; Rickleff & Voerhoeve, 1977). Selain di lembaga-lembaga tersebut, NSK juga disimpan di kabuyutan: daerah yang disucikan kelompok masyarakat tertentu di Tatar Sunda, seperti Kabuyutan Ciburuy-Garut dan Kabuyutan Koleang, Jasinga-Bogor. Pada saat ditemukan, dapat diketahui bahwa naskah Sunda ku...
Kerajaan Galuh Kerajaan Galuh ← 669–1482 → Wilayah Kerajaan Bersatu Sunda dan Galuh Ibu kota Saunggalah (669-1311) Kawali (1311-1482) Bahasa Bahasa Sunda , Bahasa Banyumasan Agama Hindu , Buddha , Sunda Wiwitan Pemerintahan Monarki Seja...
Kerajaan Galuh Kerajaan Galuh ← 669–1482 → Wilayah Kerajaan Bersatu Sunda dan Galuh Ibu kota Saunggalah (669-1311) Kawali (1311-1482) Bahasa Bahasa Sunda , Bahasa Banyumasan Agama Hindu , Buddha , Sunda Wiwitan Pemerintahan Monarki Seja...
PAKUAN PAJAJARAN Pakuan Pajajaran atau Pakuan ( Pakwan ) atau Pajajaran adalah ibu kota Kerajaan Sunda Galuh yang pernah berdiri pada tahun 1030-1579 M di wilayah barat pulau Jawa . Lokasinya berada di wilayah Bogor , Jawa Barat sekarang. Pada masa lalu, di Asia Tenggara ada kebiasaan menyebut nama kerajaan dengan nama ibu kotanya sehingga Kerajaan Sunda Galuh sering disebut sebagai Kerajaan Pajajaraan. Lokasi Pajajaran pada abad ke-15 dan abad ke-16 dapat dilihat pada peta Portugis yang menunjukkan lokasinya di wilayah Bogor, Jawa Barat. [1] Sumber utama sejarah yang mengandung informasi mengenai kehidupan sehari-hari di Pajajaran dari abad ke 15 sampai awal abad ke 16 dapat ditemukan dalam naskah kuno Bujangga Manik . Nama-nama tempat, kebudayaan, dan kebiasaan-kebiasaan masa itu digambarkan terperinci dalam naskah kuno tersebut. Kehancuran Pakuan Pajajaran han...