Bahan-bahan 1 kg daging ikan tongkol, cuci bersih 2 sdm air jeruk nipis 1 sdt garam + 1 sdm garam 1,5 liter santan dari 1 butir kelapa tua besar (jk kcil 2 btir) 1 sdm serutan gula merah/gula jawa secukupnya minyak sayur Bumbu (haluskan) : 100 gr bawang merah 40 gr bawang putih 100 gr cabe merah keriting (sy pake 2,5 sdm cabe merah halus) 15 gr cabe rawit 2 butir kemiri 3 cm lengkuas 1 ruas jahe...
Bahan-bahan 1 keranjang gereh pindang Tomat ijo Tomat merah Bumbu 5 siung bawang merah 4 siung bawang putih 5 cabe hijau Garam Kaldu jamur 1/2 butir Gula jawa kecil 1 daun salam Seruas lengkuas Langkah Bersihkan gereh keranjang dari sisa kotoran. Lalu goreng setengah matang...
Bahan-bahan 5 keranjang pindang, belah dan bersihkan durinya 1 papan Petai, kupas dan potong kecil 5 buah Tomat hijau, potong kecil secukupnya gula secukupnya garam jika suka Penyedap 2 lembar Daun salam Lengkuas Gula jawa Bahan yang dipotong: 5 Bawang merah 3 Bawang putih 4 Cabe hijau besar 2 Cabe merah besar 3 Cabe rawit...
Manusianya sudah masuk dalam bilangan orang tua di dalam kampung. Tetapi tubuhnya masih berisi dan pendek. Semasa muda ia dikenal jalo silat. Hingga sekarang kakinya masih cepat menyepakkan sesuatu.Sejak sedari muda ia memelihara kumis yang dipi;in, hingga kedua ujungnya tampak runcing. Panduko Sarek walau ia telah tua, kemauannya masih keras. Ia tidak mau ketinggal dengan anak-anak muda dalam memncari nafkah, ke sawah maupun ke ladang. Kadang-kadang dengan sampannya ia menangkap ikan di danau. Disamping itu Panduko Sarek mempunyai sifat yang disenangi anak-anak muda. Ia ahli membuat cerita yang lucu-lucu dan garahnya banyak. Karena sifatnya ini ia sangat dikenal oleh masyarakat kampung terlebih lagi oleh anak-anak muda. Ia belum latah seperti kebanyakan orang-orang tua lainnya. Pada suatu hariPandukoSarek tampak sangat letih pulang dari sawah. Matahari terasa membakar di samping sawah yang dicangkulnya kekurangan air. Maklum disaat itu hujan telah lama tak turun. Baru saja ia s...
Ada empat orang anak muda kampung yang sekawan. Pertama bernama si Maridun alias si Bungkuk lantaran tubuhnya agak bungkuk sedikit. Wajahnya agak kesat lantaran beberapa jerwat batu bersumburan. Kedua bernama si Pured. Ia tinggi panjang dan agak kurus jika dibandingkan dengan si Bungkuk. Jika berjalan seperti Belanda mabuk lantaran kakinya mengangkang ke kiri dan ke kanan. Ketiga bernama si Magek. Tubuhnya hampi bersamaan dengan si Purel. Hanya saja perbandingan panjang lehernya tidak sebanding dengan mukanya yang kecil. Ke empat si Pendek. Tubuhnya memang pendek jika dibandingkan dengan teman-temannya. Di antara keempat berteman ini dialah yang paling lucu dan menyebabkan ia sangat disenangi. Ke empat kawanan ini termasuk anak-anak muda kampung yang disegani penduduk lantaran tidak pernah mengganggu siapa saja. Dalam hidup sehari-hari mereka seakan-akan telah merasa bertanggung jawab membantu meringankan beban rumah tangga orang tua masing-masing. Mereka setiap hari pergi ke sa...
Cerita ini terjadi di negeri Surantih daerah Pesisir Selatan. Cerita ini populer di daerah Surantih, sampai saat ini. Cerita ini bertenden, Anak Durhaka terhadap mandenya. Jalan cerita ini membahayakan kehidupan orang yang suka berjudi menyabung ayam. Ayah Bujang Jibun adalah seorang pemain besar atau jago main. Bujang Jibun sewaktu kecilnya dibuaikan oleh mandenya di ruangan rumah, agar bujang Jibun tertidur, mandenya pergi ke dapur untuk memasak dan sementara itu ayahnya pulang dari gelanggang dengan membawa seekor ayam. Sesampainya ayah Bujang Jibun di rumah, langsung dipanggilnya mande Bujang Jibun, dengan menyampaikan kata pada mande Bujang Jibun. Tidaklah dapat uang dengan cara berlagu saja, langsung mande Bujang Jibun menjawab dengan perkataan meminta maaf pada ayah Bujang Jibun, sambil menyusun jari nan sepulih, lalu ayah Bujang Jibun berkata: Itu sudah jelas memang banca juga yang berair. Air gelanggang jangan sampai lama tinggal, saya akan pergi menyabung aya...
Tersebutlah cerita Batu Menengis di sebuah kampung di pinggiran danau Minanjau. Kampung itu bernama Bayur. Dan batu yang akan diceritakan itu terletak di sebelah kiri jalan ke Lubuk Basung menjelang negeri Koto Baru. Dahulu kala kampung ini didiami oleh penduduk yang kerjanya bertani menangkap ikan ke danau. Penduduk yang berjiwa gotong-royong ini bisa mendirikan rumah-rumah besar yang bergonjong dan di antaranya ada yang bernama rumah gadang Gajah Maharam. Rumah-rumah yang didirikan oleh penduduk ini sangatlah rapatnya, sehingga atap rumah yang satu dengan yang lain hampir bersambungan. Pada suatu hari terjadilah kebakaran yang sangat banyak memusnahkan rumah-rumah penduduk itu. Hampir seluruh kampung itu habis dilanda api. Penduduk kampung banyak yang jatuh melarat karena tidak bisa menyelamatkan harta benda. Dan bahkan padi di lumpung pun turut terbakar. Dengan kejadian yang menakutkan ini banyaklah penduduk kampung berniat kembali mendirikan rumahnya di tempat-tempat...
Dahulu, hiduplah seorang guru agama yang tinggal di tepian sungai di daerah Sumatera Barat. Lebai, begitulah namanya. Karena profesinya itu, ia sangat dikenal di seluruh kampung yang berada di hulu sampai hilir sungai tersebut. Suatu hari, Lebai mendapatkan sebuah undangan pesta pernikahan anak salah seorang kenalannya yang berada di hulu sungai. Ia pun membaca isi undangan tersebut satu-persatu. Tidak berapa lama, datanglah tetangganya. "Pak Lebai, besok sore ada undangan pernikahan salah seorang anak didik Bapak Lebai. Rumahnya ada di hilir sungai. Ia berpesan agar Pak Lebai bisa hadir di acaranya tersebut," ucap salah seorang tetangganya. "Baiklah. Jika aku tidak berhalangan, aku akan datang," jawab Pak Lebai. Tetangga itu pun pergi setelah menyampaikan pesan. Tapi, Pak Lebai teringat akan undangan yang ia dapatkan sebelumnya. Ternyata, kedua undangan tersebut waktunya bersamaan. Hanya, rumah kedua undangan berjauhan. Undangan pertama letaknya ada di hulu sungai, seda...
Banyak muncul di daerah Sumatera. Walau tak setajam aslinya, identitas kuah yang berempah tak hilang. Bahan: 1 ekor ayam (1 kg-1½ kg), potong 8 bagian 50 ml air asam jawa 3 sdm minyak samin 1 buah bawang bombay, iris bulat ½ cm 4 siung bawang putih, iris tipis 10 butir cengkih 5 butir kapulaga 3 cm kulit kayu manis 3 lembar daun salam koja 2 batang serai, memarkan 1 lembar daun pandan 1 butir pekak 400 ml santan sedang, dari 1 butir kelapa parut Bumbu, haluskan: 4 buah cabai merah 4 butir kemiri 3 cm jahe 1 sdt ketumbar sangrai ½ sdt merica putih butiran ½ sdt jintan ½ sdt adas Cara Membuat: Lumuri ayam dengan air asam jawa. Sisihkan. Panaskan minyak samin, tumis bawang bombay dan bawang putih hingga harum. Kecilkan api, tambahkan cengkih, kapulaga, kayu manis, daun kari, se...