Tarian Reja adalah tarian kegembiraan, yang di pertunjukkan pada saat membangun rumah atau membawa hasil panen kepada Marapu, dan lain-lain. Bentuk penyajiannya adalah pria dan wanita bergandeng tangan menari sambil bernyanyi diiringi irama gong dan tambur.
Pada jaman dahulu tari kataga merupakan tarian penyambutan pahlawan yang pulang dari medan perang yang dilakukan oleh sekelompok pria dengan menggunakan parang, tameng berbalutan kain adat dengan cara berbanjar. Namun pada saat ini tari Kataga sering di pertunjukkan dalam acara-acara penyambutan tamu agung atau pejabat ataupun pada acara khusus seperti nikah dan lain-lain, dalam tarian ini terdapat pekikan khas (pakalak) untuk membangkitkan semangat.
Kayawara artinya tarian pembatas, yaitu tarian yang membatasi antara saat dimulainya dan diakhirinya suatu acara budaya. Kayawara adalah salah satu tarian adat Mamboro yang pada mulanya dipentaskan pada acara-acara ritual, seperti pada acara pembuatan rumah adat dan Samboru Adung (kayu ukir bersejarah yang dipajangkan didepan rumah adat kampung). Dua orang penari laki-laki dan satu penari perempuan, menari dengan serasi mengikuti irama gong. Para penari memakai pakaian adat Mamboro dengan perangkat lengkap.
Tradisi Pasola adalah permainan perang-perangan tradisional yang disebut Pasola. Pasola adalah permainan perang dua kelompok 'pasukan' berkuda yang saling melempar lembing (tombak kayu) di sebuah padang savana. Secara etimologis, Pasola berasal dari kata 'sola' atau 'hola' yang bermakna tombak kayu atau lembing. Setelah mendapat imbuhan 'pa' menjadi 'pasola' atau 'pahola', maka artinya menjadi permainan ketangkasan menggunakan lembing. Menurut cerita setempat, tradisi unik ini lahir dari kisah percintaan janda cantik jelita bernama Rabu Kaba. Sebelum menerima status janda, Rabu Kaba adalah istri sah dari Umbu Dula, satu di antara tiga bersaudara pemimpin warga Waiwuang. Dua saudara lainnya bernama Ngongo Tau Masusu dan Yagi Waikareri. Seperti diceritakan dalam situs http://sumbaisland.com, ketiga bersaudara ini kemudian berpamitan kepada warga Waiwuang untuk pergi melaut. Namun, ternyata mereka pergi ke daerah selatan Pantai Sumba Timur untuk mengambil padi. Setelah sekian lama, te...
Tradisi Pasola adalah permainan perang-perangan tradisional yang disebut Pasola. Pasola adalah permainan perang dua kelompok 'pasukan' berkuda yang saling melempar lembing (tombak kayu) di sebuah padang savana. Secara etimologis, Pasola berasal dari kata 'sola' atau 'hola' yang bermakna tombak kayu atau lembing. Setelah mendapat imbuhan 'pa' menjadi 'pasola' atau 'pahola', maka artinya menjadi permainan ketangkasan menggunakan lembing. Menurut cerita setempat, tradisi unik ini lahir dari kisah percintaan janda cantik jelita bernama Rabu Kaba. Sebelum menerima status janda, Rabu Kaba adalah istri sah dari Umbu Dula, satu di antara tiga bersaudara pemimpin warga Waiwuang. Dua saudara lainnya bernama Ngongo Tau Masusu dan Yagi Waikareri. Seperti diceritakan dalam situs http://sumbaisland.com, ketiga bersaudara ini kemudian berpamitan kepada warga Waiwuang untuk pergi melaut. Namun, ternyata mereka pergi ke daerah selatan Pantai Sumba Timur untuk mengambil padi. Setelah sekian lama, te...
Moke adalah minuman khas dari pulau Flores yang terbuat dari tanaman siwalan (pohon lontar) dan enau. Minuman ini mempunyai banyak sebutan seperti sopi, dewe, dan moke. Tetapi nama yang paling familiar dan menjadi ciri khas dari Pulau Flores adalah Moke. Moke adalah simbol adat, persaudaraan dan pergaulan bagi masyarakat Flores. Moke merupakan minuman tradisional yang dibuat dari hasil penyulingan buah dan bunga pohon lontar maupun enau, proses pembuatannya masih tradisional yang diwariskan secara turun temurun dan masih dilakukan sampai sekarang. Pembuatan moke dilakukan di kebun-kebun masyarakat dengan menggunakan wadah-wadah tradisional seperti periuk tanah untuk memasaknya. Pembuatan moke memerlukan keuletan, kesabaran dan keahlian khusus untuk menghasilkan minuman yang berkualitas. Satu botol Moke butuh 5 jam, karena menunggu tetesan demi tetesan dari alat penyulingan yang menggunakan bambu. Moke dengan kualitas terbaik sering disebut masyarakat dengan BM atau...
Tari Rangkuk Alu adalah kreasi seni yang tercipta dan berawal dari permainan tradisional Rangkuk Alu atau Rangku Alu. Rangkuk Alu sendiri merupakan permainan tradisional yang menggunakan bambu sebagai alat permainannya. Dalam tarian ini, permainan tersebut dikreasikan dengan berbagai gerakan dan pengiring sehingga menghasilkan sebuah kreasi seni yang khas. Tari Rangkuk Alu ini merupakan salah satu tarian tradisional dari daerah Manggarai, Flores, Nusa Tenggara Timur. Sejarah Tari Rangkuk Alu Tarian ini awalnya merupakan sebuah permainan tradisional, yaitu permaianan rangkuk alu. Dalam permaianan tersebut, bambu disusun dan dimainkan secara diayunkan seperti menjepit oleh beberapa orang pemain. Salah satu atau dua pemain melompat-lompat menghindari jepitan dari bambu tersebut. Saat melompat-lompat menghindari jepitan, pemain seakan melakukan gerakan tari. Dari situlah awal terbentuknya gerakan dasar Tari Rangkuk Alu ini. Gerakan penari dan pemain bambu terseb...
Kampung Adat Wologai terletak di ketinggian sekitar 1.045 mdpl merupakan salah satu kampung adat tersisa yang masih ada di Flores. Diperkirakan usianya sudah sekitar 800 tahun. Wologai terletak sekitar 37 kilometer arah timur kota Ende, di Kecamatan Detusoko yang dapat ditempuh dengan kendaraan umum maupun mobil sewaan dengan harga sekitar 300 ribu rupiah selama sehari. Di bagian depan sebelah kanan pintu masuk kampung terdapat sebuah pohon beringin yang diyakini komunitas adat Wologai ditanam oleh leluhur mereka, yang sekaligus konon setara dengan waktu pendirian kampung adat ini. Satu hal unik dari Wologai adalah arsitektur bangunannya yang berbentuk kerucut. Rumah-rumah dibangun melingkar dan ada tiga tingkatan dimana setiap tingkatannya disusun bebatuan ceper di atas tanah yang sekelilingnya dibangun rumah-rumah. Semakin ke atas, pelataran semakin sempit menyerupai kerucut. Deretan rumah panggung di kampung ini dibangun melingkar mengitari Tubu Kanga , sebu...
Tarian tradisional satu ini merupakan tarian yang dilakukan secara masal di Ende, Flores, Nusa Tenggara Timur. Namanya adalah Tari Gawi . Tari Gawi adalah tarian tradisional yang dilakukan secara masal di Ende, Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT) . Tarian ini merupakan salah satu tarian adat masyarakat suku Ende Lio sebagai ungkapan rasa syukur atas segala berkat dan rahmat yang diberikan oleh Tuhan kepada mereka. Dalam pertunjukannya Tari Gawi dilakukan secara masal dengan saling berpegangan tangan dan membentuk formasi seperti lingkaran yang menjadi ciri khas tarian ini. Tari Gawi sering ditampilkan dalam upacara seperti saat selesai panen, pembangunan rumah adat, pengangkatan kepala suku dan acara adat lainnya. Asal Mula Tari Gawi Tari Gawi ini merupakan salah satu tarian suku Ende Lio yang tertua dan sudah ada sejak jaman leluhur mereka dulu. Menurut sumber sejarah yang ada, tarian ini sejak dulu sering ditampilkan dalam upacara adat atau ritual ad...