Babi guling ( be guling ) terbuat dari anak babi yang perutnya diisi dengan bumbu dan sayuran, misalnya daun ketela pohon, lalu dipanggang sambil diputar-putar (diguling-gulingkan) sampai matang. Awalnya babi guling digunakan untuk sajian upacara adat atau keagamaan. Namun kini babi guling dapat ditemukan dengan mudah di berbagai rumah makan, warung, dan hotel-hotel di Bali. Babi guling yang paling terkenal berasal dari Kabupaten Gianyar. Tempat yang Menyediakan: Babi Guling Ko Made Address: Jalan Boulevard Raya Blok WD2 No. 10, Kelapa Gading, Jakarta Utara, 14240 Phone: (021) 4531958
Tarian manuk rawa pertama kali diciptakan pada tahun 1981 oleh I Wayan Dibia (koreografer) , dan I Wayan Beratha (komposer). Sebelum menjadi sebuah tari lepas, tari Manukrawa merupakan bagian dari sendratari Mahabharata Bale Gala-Gala karya tim sendratari Ramayana/Mahabharata Propinsi Bali yang ditampilkan dalam Pesta Kesenian Bali tahun 1980. Komposisi tari manuk rawa : Tarian yang dibawakan oleh sekelompok (antara 5 sampai 7 orang ) penari wanita ini merupakan tarian kreasis baru yang menggambarkan perilaku sekelompok burung (manuk) air (rawa) sebagaimana yang dikisahkan didalam cerita Wana Parwa dari Epos Mahabharata. Dari Sejarah tari Manukrawa, Gerakan nya diambil dari tari klasik Bali yang dipadukan dengan gerakan tari dari Jawa dan Sunda, yang telah dimodifikasikan sesuai dengan tuntutan keindahan. Filosofi Seperti halnya tari Cendrwasih dan Tari Belibis dari Bali. Tarian Manukarawa terinspirasi dari burung Manukrawa sendiri.Manukrawa diambil dari kata...
Tari Petik Teh umumnya dilaksanakan menjelang atau pada saat kegiatan memetik teh. Tarian ini menceritakan karakter pemetik teh yang cerita, suple semanagt dan tikda memliki beban. Dulu tarian ini kerap diperagakan di kebun teh, sambil memetik teh. Ritual tari ini bertujuan utnuk meminta keselamatan kepada Pencipta, agar diberikan kelancaran selama proses petik hingga distribusi teh kepada masyarakat.
Permainan guak ngalih taluh diperkirakan muncul sekitar abad 16-19. Permainan ini merupakan jenis permainan untuk anak-anak di bawah usia antara 4-6 tahun. Sebelum masyarakat mengenalkan pendidikan formal kepada anak-anak, mereka terlebih dahulu mengenalkan pendidikan informal melalui sistem bermain. Minat belajar anak-anak mulai diarahkan dengan sarana permainan. Dengan sistem bermain ini, anak-anak mulai diperkenalkan dengan berhitung, ketrampilan serta ketekunan menghargai hak-hak orang lain. Dasar-dasar permainan dalam guak ngalih taluh cukup sederhana karena pemainan ini khusus untuk anak-anak yang belum memasuki bangku sekolah. Para pemain sudah diarahkan untuk berusaha mencari kemenangan. Dasar-dasar kompetitif mulai diperkenalkan. Tetapi dasar-dasar ini belum begitu kelihatan karena untuk menarik minat anak unsur hiburan yang lebih ditonjolkan. Selain itu anak-anak mulai ditananamkan rasa tanggung jawab, tenggang rasa dan toleransi sebagai sik...
Suatu tradisi adat/agama yang sampai saat ini masih tetap dilakukan oleh masyarakat Ulakan, Kecamatan Manggis, Kabupaten Karangasem adalah Upacara “Usaha Dalem” yang diadakan di Pura Dalem. Dalam upacara ini dipersembahkan berbagai macam binatang kurban sebagai rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa. Sebelum kurban-kurban ini disembelih, terlebih dahulu dibawa untuk mengelilingi pelinggih (tempat Ida Katu Dalem) sebanyak tiga kali. Diantara binatang calon kurban terdapat seekor sapi jantan hitam yang sudah dewasa. Leher sapi ini diikat dengan tati-tali bambu yang terdiri dari 30 utas untuk dipegang ujung-ujungnya oleh masyarakat Desa Ulakan. Upacara ini berlangsung amat meriah karena dihadiri oleh seluruh masyarakat desa. Sapi ini diarak sambil dipukul-pukul ujung-ujung tali ladi sambil bersorak-sorai. Jika dilihat secara sepintas permainan makebo-keboan seperti mendapat inspirasi dari upacara ini. Berdasarkan informasi dari orang tua yang perna...
Macepetan berasal dari kata dasar cepet (bahasa Bali) yang memiliki arti dasar tangkas atau sigap. Kata dasar tersebut kemudian mendapat awalan ma dan akhiran an sehingga menjadi “Macep at an”. Di beberapa daerah kata itu sering mendapat perulangan sehingga menjadi “mac e pe t c e petan”. Permainan ini belum dapat dipastikan berasal dari daerah mana. Namun ada beberapa sumber yang menyebutkan bahwa permainan ini berasal dari daerah Badung dan Buleleng. Meski belum bisa dipastikan daerah asal dari permainan ini, yang jelas permainan ini sudah berkembang secara turun menurun di seluruh Bali sebagai permainan anak-anak. Jenis permainan ini memerlukan ketangkasan untuk menangkis, menghindar serta menyerang. Menangkis dan menghindar maksudnya ialah menolak atau menepis serta menghindarkan bagian-bagian tubuh yang diserang. Sedangkan menyerang memiliki arti mencari bagian tubuh tert...
Tari Magebug dan Mekare merupakan dua tari tradisional yang hampir sama. Seperti halnya olahraga tinju, Magebug dan Mekare mencari sasaran bagian tubuh lawan untuk memenangkan pertandingan. Yang membedakan dengan pertandingan tinju mungkin alat pemukul dan musik yang selalu mengiringi, sehingga bentuknya pun inukul dan musik yang selalu mengiringi, sehingga bentuknya lebih dikenal dengan tarian. Megebug mempergunakan rotan sebagai alat pemukul sedangkan Mekare mempergunakan seikat pohon pandan berduri. Sebagai alat pelindung, setiap penari (pemain) dibekali dengan sebuah perisai. Sehingga tari ini dapat digolongkan sebagai tari perang. Magebug dikenal di Desa Seraya dan Mekare dikenal di Desa Tengan Pegringsingan. Desa Seraya terletak di ujung timur pulau Bali termasuk dalam Kecamatan Karangasem. Sedang Desa Tenganan, sebuah desa kuno yang sudah cukup dikenal terletak di Kabupaten yang sama dan juga tidak jauh dari kota Amlapura. Mungkin karena dikelilingi oleh bukit-bu...
Menurut cerita rakyat, dahulu kala di kerajaan Daha (sekarang di Provinsi Bali) hidup seorang Brahmana bernama Sidi Mantra. Ia adalah seseorang yang terkenal sakti mandraguna. Batara Guru memberinya harta benda dan seorang istri cantik jelita. Setelah bertahun-tahun hidup berumah tangga, akhirnya mereka mendapat seorang anak laki-laki. Mereka memberinya nama Manik Angkeran. Manik Angkeran kemudian tumbuh menjadi seorang pemuda gagah berani. Tapi sayang, dia memiliki sebuah sifat buruk senang menghabiskan uang di meja judi. Di meja perjudian, dia sering mengalami kekalahan sehingga terpaksa mempertaruhkan harta kekayaan orang tuanya, bahkan berhutang pada orang lain. Hingga pada suatu titik, ia berhutang banyak hingga tak dapat membayar hutang-hutangnya. Manik Angkeran kemudian meminta bantuan ayahnya untuk berbuat sesuatu. Sang Ayah, Sidi Mantra lalu berpuasa dan berdoa memohon pertolongan Sang Dewa. Setelah sekian lama berdoa, tiba-tiba dia mendengar suara gaib, &ldquo...
Permainan colek-nadi merupakan permainan tradisional anak-anak di daerah Bali Utara. Permainan ini merupakan permainan yang sangat popular pada zamannya. Meskipun tidak sepopular permainan megoak-goakan yang mana merupakan tarian rakyat yang sering kali dipentaskan menjelang Hari Raya Nyepi. Permainan ini menjadi sebuah pegelaran khusus. Akan tetapi permainan colek-nadi merupakan permainan umum dikalangan anak-anak hingga remaja yang sangat mengasikkan. Permainan colek-nadi banyak digemari oleh kalangan anak-anak maupun remaja. Didalam permainannya biasanya dimainkan oleh lebih dari 3 orang dan tidak di batasi jumlahnya. Sehingga di kalangan remaja permainan ini cukup popular selain di dukung juga kelebihan permainan ini yang tidak memerlukan alat, waktu, dan tempat yang khusus. Permainannya yang cukup simple atau mudah untuk di lakukan merupakan salah satu juga kelebihan permainan ini, yang mana didalam permainan colek-nadi akan ada salah satu anak sebagai &...