Salah satu kebudayaan Bugis Makassar yang mengajarkan cara hidup adalah Pangaderreng/Pangngadakkang. Pangaderreng/Pangngadakkang adalah sistem norma dan aturan-aturan adat. Dalam keseharian suku Bugis Makassar, pangaderreng/pangngadakkang sudah menjadi kebiasaan dalam berinteraksi dengan orang lain yang harus dijunjung tinggi. Salah satu pangaderreng/pangngadakkang dalam Suku Bugis Makassar dikenal dengan budaya Mappatabe'/Attabe'. Mappatabe'/Attabe' merupakan minta permisi untuk melewati arah orang lain, dengan kata-kata "tabe'". Kata tabe' tersebut diikuti gerakan tangan kanan turun kebawah mengarah ketanah atau ketanah. makna dari perilaku orang Bugis Makassar seperti demikian adalah bahwa kata tabe' simbol dari upaya menghargai dan menghormati siapapun orang dihadapan kita, kita tidak boleh berbuat sekehendak hati. Makna lain dari budaya Attabe' adalah satunya kata dan perbuatan (Taro Ada Taro Gau), bahwa orang Bugis Makassar dalam kehidupan sehari-hari harus berbuat sesuai dengan...
Tradisi mappano-pano adalah kebiasaan atau kepercayaan masyarakat bugis yang dilaksanakan secara turun temurun untuk menghormati atau mengenang roh nenek moyang yang apabila tidak dilaksanakan akan mendapatkan mala petaka dengan cara memberikan sesaji kepada makhluk gaib yang dipercaya dapat memberikan ketenangan kepada anak cucunya kepercayaan ini tergolong kepercayaan animisme, animisme adalah kepercayaan seseorang terhadap roh gaib. Mappano-pano juga merupakan upacara ritual adat turun temurun (warisan dari leluhur) yang dilakuan oleh orang-orang tertentu yang mendapat warisan dari leluhurnya/nenek moyangnya sebagai suatu kepercayaan yang mutlak harus dilaksanakan dan apabila tidak dilaksanakan maka akan terjadi musibah pada orang yang bersangkutan. Mappano-pano merupakan suatu tradisi ritual persembahan sesajen oleh kelompok masyarakat pendukungnya dalam rangka berkomunikasi dengan makhluk halus penghuni alam gaib. 1. Tahap Persiapan Tahap dimana ma...
Maccera’ tasi’ berasal dari dua kata, yaitu cera’ yang berarti darah dan tasi’ artinya laut. Dalam mitologi I La Galigo disebut bahwa pada masa paling awal, bumi ini dalam keadaan kosong dan mati. Tidak ada satupun makhluk hidup yang berdiam dimuka bumi. Keadaan itu digambarkan oleh naskah I La Galigo, bahwa tidak ada seekor burungpun yang terbang di angkasa, dan tidak ada seekor semut pun yang melata di atas muka bumi ini, serta tidak ada seekor ikanpun yang berenang di dalam lautan dan samudra. Melalui suatu musyawarah antara Dewa- Dewa Penguasa dari seluruh lapisan alam ini, baik dari “Boting Langi” atau khayangan, maupun dari “Toddang Toja” atau dasar samudra yang ketujuh, maka To PalanroE atau Yang Maha Pencipta memutuskan akan menciptakan kehidupan dimuka bumi atau atawareng ini, dengan tujuan agar kelak mereka akan mengucapkan doa memohon keselamatan bila mereka ditimpa bencana dan malapetaka dan atau mengucapkan “Doa...
Di daerah Bugis, permainan ini populer dengan nama Massantok, kecuali orang Bugis yang berdiam di Soppeng menyebutnya Maggalantok. Termasuk jenis permainan yang dapat dilakukan oleh semua golongan masyarakat. Kehadiran permainan ini sangat berkaitan dengan kegemaran suku Bugis menunggang kuda. Peralatan permainan terdiri atas sebuah batu besar yang akan dijadikan sebagai sasaran lontaran permainan dan sebuah batu agak kecil dan pipih sebesar genggaman tangan untuk masing-masing pemain sebagai alat pelempar. Jumlah pemain dalam permainan massantonk 2-6 orang. Permainan dapat dilakukan oleh anak laki-laki ataupun perempuan. Permainan massantok biasa dilakukan di lapangan atau di tempat yang terbuka. Permainan ini Melatih ketangkasan dan ketenangan Permainan mallogo memerlukan ketangkasan pemainnya. Nilai ini tercermin dari gerakan pemain saat melempar yang membutuhkan stamina, energy, ketelitian dan fisik yang seimbang.
Di Indonesia, gambar cadas merupakan suatu hasil kebudayaan yang berkembang pada masa berburu tingkat lanjut, dan ditemukan di daerah Sulawesi Selatan, Kepulauan Maluku, Papua, Kalimantan dll. Gambar cadas merupakan bukti sejarah bahwa manusia pada zaman prasejarah mampu mencurahkan ekspresinya ke dalam lukisan. Menurut Kosasih (1983) lukisan gua di Indonesia berkembang pada masa berburu dan mengumpulkan makanan tingkat lanjut. Jadi ada persamaan dengan gambar cadas di Eropa, yaitu pada tahap yang sama, berburu dan meramu. Menurut H.R. Van Hekeren (1972, dalam Permana 2008) kemungkinan besar kehidupan gua di Sulawesi Selatan berlangsung sejak ribuan tahun sebelum Masehi. Pada 1950, H.M. Heeren-Palm menemukan gambar cadas di Sulawesi Selatan tepatnya di Leang Pattae. Di gua ini ditemukan cap-cap tangan dengan latar belakang cat merah, barangkali ini merupakan cap tangan kiri perempuan. Cap-cap tangan ini dibuat dengan cara merentangkan jari-jari tangan di dinding gua...
Tau - tau merupakan patung yang dibuat dengan tujuan mewakili atau sebagai representasi orang yang telah meninggal. Diukir dari kayu atau bambu, patung-patung Tau-tau biasanya ditemukan di dekat tempat mayat telah diletakkan untuk beristirahat. Tau-tau diyakini sudah ada serai abad ke-19 dan pada mulanya hanya dibuat untuk kalangan bangsawan dan orang kaya sebagai bentuk mencerminkan status dan kemewahan. Tau-tau juga dipercaya sebagai penjaga makam serta pelindung yang hidup . Dengan adanya Tau-tau, masyarakat meyakini telah menjaga hubungan antara orang mati dan yang hidup. Kata Tau-tau berasal dari istilah " Tau " yang berarti manusia , dan pengulangan kata dalam bahasa lokal maupun bahasa Indonesia sering berarti "sesuatu yang menyerupai". Oleh karena itu, Tau-tau dapat diartikan sebagai sesuatu yang menyerupai manusia. Tau-tau diukir berdasarkan pada bentuk fisik almarhum. Menurut kepercayaan Toraja (disebut Aluk Todolo), setia...
Sureq Laligo adalah nama lain dari La Galigo yang merupakan sebuah naskah epos yang menceritakan penciptaan manusia. Cerita ini berasal dari suku Bugis di Sulawesi Selatan. Cerita ini ditulis di antara abad ke-13 dan ke-15 dalam bentuk puisi bahasa Bugis kuno, ditulis dalam huruf Lontara kuno Bugis. Versi tertulis hikayat ini yang paling awal diawetkan pada abad ke-18. Sekarang manuskripnya banyak di simpan di Eropa dan Indonesia Hikayat La Galigo telah menjadi dikenal di khalayak internasional secara luas setelah diadaptasi pertunjukan I La Galigo oleh Robert Wilson , sutradara asal Amerika Serikat , yang mulai dipertunjukkan secara internasional sejak tahun 2004. Naskah ini juga sudah di tetapkan sebagai Memory of the World oleh UNESCO. Ukuran keseluruhan karya ini sangat besar (diperkirakan 6000 halaman folio) dan dapat dianggap sebagai karya sastra paling produktif di dunia. sumber UNESCO. “La Galigo.” http://www.un...
Baju Bodo adalah pakaian tradisional perempuan suku Bugis Makassar Masyarakat Sulawesi Selatan tentu sudah familiar dengan pakaian adat ‘Baju Bodo’. Baju Bodo merupakan pakaian adat Bugis Makassar yang dikenal sebagai salah satu busana tertua di dunia. Terdiri dari berbagai macam warna baju bodo yang dikenakan oleh perempuan utamanya dalam acara-acara adat seperti acara pengantin dan acara-acara adat yang lain, Baju bodo berbentuk segi empat, biasanya berlengan pendek, yaitu setengah atas bagian siku lengan. Tapi kalian sudah tahu belum?? bahwa ternyata perempuan yang memakai baju bodo ini tidak asal memilih warna. Menurut adat Bugis, setiap warna baju bodo yang dipakai oleh perempuan Bugis Makassar menunjukkan usia ataupun martabat pemakainya. Makna warna Baju Bodo suku Bugis Makassar: Warna jingga, dipakai oleh perempuan umur 10 tahun. Warna jingga dan merah digunakan oleh perempuan umur 10-14 tahun. Warna merah unt...
Pakaian Adat Sulawesi Selatan Perempuan Baju Bodo Gesung @adatindonesia Berbeda dengan laki-laki, baju adat Sulawesi selatan perempuan disebut baju bodo atau ada pula yang menyebutnya sebagai baju bodo gesung. Penyebutan tersebut sesuai dengan bentuk baju adat perempuan yang terlihat menggelembung di bagian punggung. Umumnya pakaian adat jenis ini lebih sering dipakai oleh para perempuan Makassar. Seperti halnya pakaian adat pada umumnya, baju bodo ini akan digunakan pada saat acara resmi di Sulawesi Selatan. Konon, baju bodo merupakan baju adat pertama yang ada di provinsi Sulawesi Selatan. Petunjuk mengenai bentuk hingga cara memakai baju bodo sudah dijelaskan secara gambling di dalam sebuah kitab suci milik nenek moyang suku Makassar yang biasa disebut kitab Patuntung. Maka dapat disimpulkan bahwa sejak jaman dahulu, suku Makassar telah memiliki keahlian dalam bidang tekstil. Baju bodo ini terbuat dari bahan dasar kain muslin. Kain tersebut merupakan kain ya...