Batik Motif Parang http://batikdan.blogspot.com/2015/04/batik-pekalongan.html
Motif Batik Encim http://batikdan.blogspot.com/2015/04/batik-pekalongan.html
Kain batik Pekalongan yang bergaya dan berselerakan Belanda, antara lain batik dari juragan batik E. van Zuylen, Metz, Yans dan beberapa nama lagi. Namun yang sangat terkenal adalah batik Van Zuylen . Kebanyakan batik yang bergaya Belanda ini umumnya merupakan kain sarung. Mungkin hal ini dikarenakan kain sarung lebih mudah pemakainnya bagi kaum pendatang. Dalam kelompok batik ini terlihat ragam hias buketan yang biasanya terdiri dari flora yang tumbuh dinegeri Belanda seperti bunga krisan, buah anggur, dan rangkaian bunga Eropa. Dikenal juga ragam hias kartu bridge yang merupakan permainan kartu dari kalangan pendatang barat. Juga terdapat ragam hais berupa lambang bagi masyarakat eropa antaralain cupido (lambang cinta), tapak kuda dan klavderblad (lambang keberuntungan) dan juga ragam hias yang berasal dari cerita / dongeng misalnya putri salju, cinderella dan lain-lain. ...
Batik Semarangan Motif Kembang Cengkeh http://batikdan.blogspot.com/2015/04/batik-pekalongan.html
Jika motif batik jlamprang sangat dipengaruhi oleh budaya Islam, sesuai dengan namanya motif batik liong sangat dipengaruhi oleh budaya Tiongkok. Melalui etnis tionghoa yang menetap di Pekalongan, mereka ikut berkontribusi dengan terciptanya motif batik liong ini berdasar dari makhluk imaginer ular naga dan burung phoenix. Menurut mitologi Tiongkok, kedua makhluk tersebut merupakan simbol dari kesuburan, kemakmuran dan kebaikan. Dengan motif batik liong, diharapkan bisa memberi pengaruh yang sama kepada penggunanya. Begitulah filosofi dari motif batik liong. https://motifbatiks.blogspot.com/2017/11/motif-batik-pekalongan.html
Undang-Undang No. 11 tahun 2010 tentang Cagar Budaya menyebutkan bahwa salah satu cara perlindungan adalah dengan menerapkan sistem zonasi. Dengan kata lain pada sebuah kawasan diatur ruang-ruang yang terdiri atas zona inti, zona penyangga, zona pengembangan, dan zona penunjang. Khusus untuk konsep penyusunan zonasi di Kawasan Candi Dieng didasarkan pada konsep kosmologi pada masa Indonesia-Hindu berlaku dalam pemilihan lokasi pendirian bangunan candi. Berikut adalah Sistem Zonasi Kawasan Dieng. Z ona I nti meliputi area di mana bangunan cagar budaya berada ditambah 4 meter dari batas situs. Batas situs yang dimaksud adalah batas asli bangunan biasanya berbentuk pagar atau pondasi pagar yang terbuat dari batu. Dalam hal ini dapat disebutkan bahwa zona inti di kawasan candi Dieng ini terdiri atas zona inti Kelompok Candi Arjuna, Zona inti Kelompok Candi Gatutkaca, zona inti Candi Dwarawati, zona inti Candi Setyaki, zona inti Candi Bima, dan zona inti kelompo...
Para pengunjung terkadang bertanya-tanya ketika berkunjung ke Kompleks Percandian Dieng dan melihat struktur-struktur pondasi dari batu. Apakah fungsi dari struktur-struktur ini pada masa lalu ketika candi-candi ini masih digunakan sebagai tempat peribadatan agama Hindu. Struktur-struktur ini merupakan pondasi-pondasi dari bangunan yang disebut Dharmasala. Bangunan-bangunan ini tersebar di sekitar Kawasan Percandian Dieng. Pada masa lalu bangunan-bangunan ini berupa bangunan bertiangi kayu. Bangunan ini merupakan bangunan tanpa dinding dan terbuka. Lantainya juga terbuat dari papan kayu dan dibuat seperti panggung sehingga tidak menyentuh tanah. Jumlah tiang kayu bervariasi tergantung banyaknya umpak. Atapnya pada umumnya berbentuk limasan dengan atap berupa sirap dari kayu. Di india, tempat asal candi-candi, juga banyak ditemukan bangunan-bangunan semacam ini. Fungsinya adalah untuk memberi tempat istirahat bagi para pengunjung yang beribadat di candi-candi...
Masjid Agung Nur Sulaiman merupakan salah satu bangunan cagar budaya di Kabupaten Banyumas yang telah terdaftar oleh Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala (BP3) Jawa Tengah pada 2004 dengan Nomor 11-12/Bas/44/TB/04. Masjid yang berlokasi di sebelah barat Alun-Alun Kecamatan Banyumas, Kabupaten Banyumas ini dilindungi Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2010 tentang Cagar Budaya. Semula masjid tersebut dikenal dengan sebutan Masjid Agung Banyumas. Namun sejak 1992 berganti nama menjadi Masjid Agung Nur Sulaiman Banyumas. Masuknya Masjid Agung Nur Sulaiman ke dalam daftar cagar budaya bukan tanpa alasan. Bangunan tersebut merupakan peninggalan sejarah yang dibangun saat ibu kota kabupaten itu masih berada di Banyumas atau sebelum dipindah ke Purwokerto. Masjid tersebut diperkirakan dibangun tidak lama setelah pembangunan pendopo "Bale Sipanji" atau rumah kabupaten. Berdasarkan Babad Banyumas yang dihimpun Oemardani dan Poerbasewojo, pendopo "Bale Sipanji" dibangun Rade...
Nama resmi masjid ini adalah masjid Saka Tunggal Baitussalam, tapi lebih populer dengan nama masjid saka tunggal karena memang Masjid ini hanya mempunyai saka tunggal (tiang penyangga tunggal). Saka tunggal yang berada di tengah bangunan utama masjid, saka dengan empat sayap ditengahnya yang akan nampak seperti sebuah totem, bagian bawah dari saka itu dilindungi dengan kaca guna melindungi bagian yang terdapat tulisan tahun pendirian masjid tersebut. Masjid saka tunggal berukuran 12 x 18 meter ini menjadi satu satunya masjid di pulau Jawa yang dibangun jauh sebelum era Wali Sembilan (Wali Songo) yang hidup sekitar abad 15-16M. Sedangkan masjid ini didirikan tahun 1288M, 2 abad sebelum Wali Songo., dan sebelum Kerajaan Majapahit berdiri yang dimulai dengan penobatan Raden Wijaya sebagau Raja pertama Majapahit pada 10 November 1293. Sekaligus menjadikan Masjid Saka Tunggal Baitussalam sebagai Masjid Tertua di Indonesia. Lokasi Masjid Saka Tunggal B...