Di Bogor juga memiliki tradisi piknik bersama keluarga di minggu terakhir menjelang Ramadan bernama cucurak. Cucurak adalah sebuah perayaan masyarakat Bogor untuk menyambut bulan suci Ramadhan. Cucurak tersendiri adalah Tradisi berkumpul dan makan bersama antar kerabat dan keluarga tersebut kerap diadakan di pekan terakhir sebelum memasuki bulan Ramadhan. Cucurak sudah menjadi tradisi bagi masyarakat Bogor sebelum datangnya bulan suci Ramadhan. Selain makan-makan bersama, cucurak merupakan sebuah tradisi saling maaf-memaafkan menjelang bulan puasa. Cucurak berasal dari kata "curak-curak" yang diartikan dengan kesenangan atau suka-suka. Sebenarnya cucurak tidak selalu dilakukan saat menjelang Ramadhan, cucurak juga bisa dilakukan ketika kita mendapatkan berkah seperti lulus sekolah, naik pangkat, dll. Namun masyarakat Bogor lebih sering melakukan Cucurak untuk menyambut datangnya Ramadhan. Tradisi berkumpul dan makan bersama antar kerabat dan keluarga tersebut ker...
Gempa bumi atau dalam bahasa sunda disebut lini atau lindu diyakini oleh masyarakat suku Sunda disebabkan oleh sebuah batu yang ada di sebuah gunung. Konon batu ini bisa bergerak dan gerakannya itulah yang menyebabkan terjadinya gempa bumi. Tapi meskipun begitu batu ini tidak akan bergerak sembarangan bilamana di muka bumi ini masih terdapat manusia mengingat ia sendiri tahu bahwa efek dari pergerakannya bisa membuat bencana bagi manusia yang mendiami bumi. Namun, pada saat tertentu setan yang menyamar menjadi semut hitam mendatangi batu itu untuk melaporkan bahwa di bumi sudah tidak ada manusia lagi dan jika sang batu merasa capek karena terus-menerus berdiam diri maka dipersilahkan untuk bergerak atau menggeliat untuk sekedar melemaskan otot-otot yang kaku. Karena laporan dari semut hitam itulah maka sang batu pun akhirnya bergerak dan dengan begitu terjadilah gempa bumi atau lini tadi. Manusia yang mendiami bumi pun kaget karena gempa bumi itu, dan mereka tahu ini semua pasti...
Sumedang adalah salah satu kabupaten yang berada di Provinsi Jawa Barat, Indonesia. Di kabupaten ini, tepatnya di Desa Karedok, Kecamatan Jati Gede, ada satu upacara adat yang disebut dengan ngarot. Kata “ngarot” dalam bahasa Jawa dapat diartikan sebagai “berkenduri menjelang mengerjakan sawah” (Prawiro-atmodjo, 198: 422). Sedangkan, dalam bahasa Sunda, kata “ngarot” berasal dari kata “ngaruat” yang artinya adalah “selamatan untuk menolak bala”. Asal usul upacara ngarot di Desa Karedok berawal pada sekitar tahun 1900-an, ketika desa itu dilanda wabah penyakit yang banyak memakan korban, baik manusia maupun hewan peliharaan. Melihat warganya mendapat musibah, Erum, Kepala Desa Karedok waktu itu, meminta bantuan seorang Polisi Desa bernama Ki Maryamin untuk bertapa selama 40 hari-40 malam. Tujuannya adalah mencari tahu penyebab terjadinya wabah penyakit di Desa Karedok. Konon, ketika menjelang malam ke-40 tiba-tiba Ki...
Laporan Adolf Winkler (1690) Setelah melewati sungai Jambuluwuk (Cibalok) dan melintasi “parit Pakuan yang dalam dan berdinding tegak (“de diepe dwarsgragt van Pakowang”) yang tepinya membentang ke arah Ciliwung dan sampai ke jalan menuju arah tenggara 20 menit setelah arca. sepuluh menit kemudian (pukul 10.54) sampai di lokasi kampung Tajur Agung (waktu itu sudah tidak ada). satu menit kemudian, ia sampai ke pangkal jalan durian yang panjangnya hanya 2 menit perjalanan dengan berkuda santai. Penduduk asli Bogor atau mereka yang sudah lama tinggal di kota ini tentunya sudah hapal dengan nama – nama pelosok kota termasuk nama – nama daerah yang sering di lalui, ada nama-nama daerah di Bogor yang ngetop karena memiliki ciri khas atau diidentikkan dengan sesuatu misalkan makanan, jembatan nama pohon atau lokasi dari tempat yang kramat dan unik atau juga dari jaman kerajaan. Salah satunya adalah Tajur, sedikit sekali masyarakat yang mengetahui histo...
Tahu Sumedang merupakan kudapan kebanggaan masyarakat Sumedang, Jawa Barat. Memiliki rasa yang gurih, tahu jenis ini biasanya memiliki tekstur yang lembut di dalam tetapi kasar di luar. Tekstur tersebut berasal dari tahu yang sangat lembut dan digoreng dengan minyak panas. Bermula dari kreativitas yang dimiliki oleh imigran Cina, Ong Kino dan istrinya yang menjadi perintis untuk memproduksi tahu di Sumedang yang awalnya dibuat dari kedelai lurik yang mirip telur puyuh. Tahun demi tahun, Ong Kino beserta istrinya terus menggeluti usaha mereka hingga sekitar tahun 1917, dan anak tunggal mereka bernama Ong Bung Keng untuk melanjutkannya. Ong Bung Keng kemudian melanjutkan usaha keduaorangtuanya yang memilih kembali ke tanah kelahiran mereka di Hokkian, Republik Rakyat Tiongkok. Melalui generasi Ong Bung Keng yang terus melanjutkan usaha yang diwariskan dari kedua orang tuanya hingga akhir hayatnya di usia 92 tahun. Di balik kemasyhuran tahu Sumedang ada pula kisah seper...
Dikutip dari itoday, (http://www.itoday.co.id/metafisika/kisah-misteri-kobak-sumur-di-karawang) mengenai pantangan warga Desa Ciranggon agar tidak memelihara atau menyembelih kambing dibenarkan oleh para sesepuh Karawang, salah satunya adalah R. H. Tjetjep Supriadi. Menurut beliau, pantangan tersebut karena telaga atau sendang yang berbentuk sumur di desa tersebut, yang oleh warga sekitar disebut sebagai Kobak Sumur. Konon menurut cerita warga setempat, sumur tua inilah yang menjadi sumber dari segala cerita yang berkaitan dengan pantangan warga memelihara dan menyembelih kambing. Larangan memelihara atau menyembelih kambing itu bermula dari satu peristiwa berdarah yang berlangsung di Karawang di masa silam. Dan kejadian itu ada kaitannya dengan cerita berdirinya Karawang ratusan tahun lalu. Peristiwa yang dimaksud yakni kisah terpenggalnya kepala Singaperbangsa, Bupati pertama Karawang. Dalam sejarah disebutkan bahwa pemberontakan Trunajaya berpengaruh besar bagi...
Ki Lapidin adalah tokoh Subang di era Belanda. Ki Lapidin yang merupakan jagoan Subang yang hidup pada zaman Pamanoekan and Tjiasem Lands atau sering dikenal P&T Lands. Selama ini belum banyak yang tahu ternyata Subang memiliki cerita rakyat yang melegenda. Terutama generasi muda banyak yang belum tahu tentang cerita Ki Lapidin yang ternyata ada sosok jagoan Subang yang membela rakyat kecil pada jaman P&T Lands dulu. Ceita tentang Ki Lapidin, dalam buku Ki Lapidin disebut bahwa Ki Lapidin merupakan sosok jagoan yang membela masyarakat kecil dan menjadi pahlawan bagi warga Subang saat menghadapi penjajah Belanda. Namun diakhir cerita Ki Lapidin harus mati digantung di Wisma Karya Subang. Cerita Ki Lapidin Jagoan Subang dan Lagu Kembang Gadung Cerita Ki Lapidin dalam beberapa waktu terakhir menyeruak ke publik. Sejumlah pegiat seni-budaya mengurai kisah Ki Lapidin dalam bentuk buku ata...
Kisah ini ditulis berdasarkan kesaksian Supena, yang dituturkan bebera waktu silam. Kejadiannya berlangsung saat Supena menjabat seketris desa atau juru tulis di sebuah desa yang terletak di kecamatan Pusakanegara, Kabupaten Subang, Jawa Barat. Lelaki itu semakin hari semakin menderita setelah ditinggal anak perempuannya. Anaknya yang baru berusia lima tahun itu merenggut ajal di pinggir sungai Cipunagara. Sejak kehilangan sang anak, Dirta, si lelaki itu, selalu melamun di tepi sungai Cipunagara, dan terkadang dia bicara sendirian lalu tersenyum. Begitulah hari-hari yang dilewati Dirta semenjak empat bulan yang lalu ditinggal mati anak perempuan semata wayangnya. Rasa menyesal di hatinya membuat goncangan hebat di dalam jiwanya. Bermula dari kemarau panjang, menjelang akhir tahun. Karena kondisi perekonomian yang sulit, banyak warga yang terpaksa makan nasi aking. Kejahatan pun semakin merebak di be...
Tatar pasundan memang pantas disebut tanah parahyangan, keindahan yang dimilikinya memang pantas menjadikannya rumah para dewa (parahyangan). Kepingan keindahan itu dapat kita nikmati di Curug Cijalu, Subang Jawa Barat. Wana Wisata Curug Cijalu berada dalam kawasan cagar alam Gunung Burangrang termasuk KPH Bandung Utara. Kawasan wisata ini berada pada ketinggian 1300 meter di atas permukaan laut. Menurut warga sekitar, jika hari cerah dari ketinggian kawasan tersebut kita bisa melihat kota Subang, kota Purwakarta dan Waduk Jatiluhur. Curug Cijalu memiliki ketinggian sekitar 70 meter. Tumpahan airnya mengalir deras membelah bukit di kawasan gunung Burangrang jatuh ke kolam yang berada di dasar curug. Para pengunjung biasanya bermain-main air di kolam tersebut. Namun, karena suhu airnya yang sangat dingin para pengunjung biasanya tak berlama-lama bermain air. Menurut cerita masyarakat sekitar, dahulu nama curug ini adalah curug Cikondang. Hingga suatu w...