Cerita Rakyat
Cerita Rakyat
Cerita Rakyat Jawa Barat Bogor
Nyi Putri Lenggang Kencana
- 9 Juli 2018

Laporan Adolf Winkler (1690) Setelah melewati sungai Jambuluwuk (Cibalok) dan melintasi “parit Pakuan yang dalam dan berdinding tegak (“de diepe dwarsgragt van Pakowang”) yang tepinya membentang ke arah Ciliwung dan sampai ke jalan menuju arah tenggara 20 menit setelah arca. sepuluh menit kemudian (pukul 10.54) sampai di lokasi kampung Tajur Agung (waktu itu sudah tidak ada). satu menit kemudian, ia sampai ke pangkal jalan durian yang panjangnya hanya 2 menit perjalanan dengan berkuda santai.

Penduduk asli Bogor atau mereka yang sudah lama tinggal di kota ini tentunya sudah hapal dengan nama – nama pelosok kota termasuk nama – nama daerah yang sering di lalui, ada nama-nama daerah di Bogor yang ngetop karena memiliki ciri khas atau diidentikkan dengan sesuatu misalkan makanan, jembatan nama pohon atau lokasi dari tempat yang kramat dan unik atau juga dari jaman kerajaan.

Salah satunya adalah Tajur, sedikit sekali masyarakat yang mengetahui historis Tajur dan keberadaanya dan tentu orang tak akan percaya dalam perjalanannya Tajur merupakan daerah yg dikramatkan. Ada beberapa situs yang telah hilang atau lenyap karena ketidaktahuan akan sejarah peninggalan leluhurnya, ketidaktahuan akan batu- batu dan situs peninggalan leluhurnya pada jaman megalitikum ataupun pada situs-situs yang lebih muda umurnya,di samping itu kadang-kadang termusnahkan oleh kepercayaan lain yang menyalahkan jika memelihara situs peninggalan karuhun karena dianggap memuja-muja.

Satu di antaranya yaitu bekas kabuyutan yang terletak di lahan daerah Tajur berada persis di bawah bioskop galaksi terdapat batu menhir dan kuburan kuno yg bernama kuburan Nyi Putri nu Geulis Salenggang Pakuan ,beserta Telaga Kecil dan Pancuran (sekarang sudah jadi rumah/dapur) malah Batu Namprak(batu rata tempat duduk) sekitar tahun 1957 -an telah dihancurkan oleh penduduk untuk keperluan batu pondamen bangunan rumah

Daerah inilah yang oleh almarhum Saleh Danasasmita (penulis sejarah Bogor dan budayawan) yang di amanatkan kepada Eman Sulaeman (Penulis dan Ketua Yayasan Budaya Hanjuang Bodas Bogor) untuk diteliti tapi nasib kabuyutan dimaksud telah lenyap menghilang. “Geus lengit dangiangana lain ku urang lengitna tapi ku anu daratang teu wereh kana jati dirina” (ucapan sepuh Bogor artinya telah lenyap kekeramatanya bukan oleh kita tapi oleh pendatang yang telah kehilangan jati dirinya)

Tajur yang dalam cerita rakyat “Nyi Putri Lenggang Kencana” (karya M A Salman) adalah merupakan taman yang indah tempat bercengkerama Dayang dan Puteri Istana Pakuan Pajajaran yang kini telah lenyap.

Sebetulnya, tidak perlu terlalu jauh untuk menerka kenapa daerah itu dinamai Tajur, karena dalam bahasa Sunda buhun, Tajur memiliki arti ‘kebun’ atau ‘taman’. Tajur berarti kebun buah-buahan yang di bangun semasa pemerintahan Prabu Siliwangi (Sri Baduga Maha Raja).

Saat ekspedisi seorang Belanda bernama Scipio dilakukan pada tahun 1687, Tajur adalah sebuah hutan tua dengan kontur tanah dan karakteristik pepohonannya menyerupai sebuah taman hingga diduga merupakan taman atau kebun yang dahulunya merupakan gerbang menuju pusat Kerajaan Pakuan.

Seperti kata Scipio dalam catatan harianya buah yang paling di senangi oleh Raja Pajaajaran adalah buah durian ketika scipio melakukan ekspedisi dalam rangka membuat peta wilayah dia menemui pohon durian yang berjejer di tepi jalan yang menuju Tajur Agung ,

Dahulu sekitar tahun 1579 dan tahun 1687 bahkan sampai tahun 1823 para peneliti bangsa Belanda seperti Scipio, Abraham Van Riebeeck sampai kepada Van Imhoof dan lain nya menyatakan keberadaan daerah Tajur ini. Mereka begitu peduli akan tanah jajahannya tetapi mereka tidak berani datang langsung kedaerah kebuyutan karena mereka menghargai kepercayaan yang di kramatkan penduduk, coba bayangkan dari Parung Angsana (Tanah Baru) apabila akan menuju daerah Batutulis mereka selalu berputar kearah Tajur dulu.

Menurut sejarahwan Alm. Saleh Danasasmita dalam bukunya Sejarah Bogor, dua catatan penting dari ekspedisi Scipio adalah :

• Catatan perjalanan antara Parung Angsana (Tanah Baru) menuju Cipaku dengan melalui Tajur, kira-kira lokasi Pabrik “Unitex” sekarang, berikut adalah salah satu bagian catatannya : “Jalan dan lahan antara Parung Angsana dengan Cipaku adalah lahan yang bersih dan di sana banyak sekali pohon buah-buahan, tampaknya pernah dihuni.”

• Lukisan jalan setelah ia melintasi Ci Liwung. Ia mencatat “Melewati dua buah jalan dengan pohon buah-buahan yang berderet lurus dan tiga buah runtuhan parit.” Dari anggota pasukannya, Scipio memperoleh penerangan bahwa semua itu peninggalan dari Raja Pajajaran.

Laporan Scipio menggugah para pimpinan Belanda. tiga tahun kemudian dibentuk kembali team ekspedisi dipimpin oleh Kapiten Winkler. pasukan Winkler terdiri dari 16 orang kulit putih dan 26 orang Makasar serta seorang ahli ukur.perjalanan ringkas ekspedisi Winkler adalah sebagai berikut :

•Seperti Scipio, Winkler bertolak dari Kedung Halang lewat Parung Angsana (Tanah Baru) lalu ke selatan. Ia melewati jalan besar yang oleh Scipio disebut “twee lanen”. hal ini tidak bertentangan. Winkler menyebutkan jalan tersebut sejajar dengan aliran Ciliwung lalu membentuk siku-siku. karena itu ia hanya mencatat satu jalan. Scipio menganggap jalan yang berbelok tajam ini sebagai dua jalan yang bertemu.

•Setelah melewati sungai Jambuluwuk (Cibalok) dan melintasi “parit Pakuan yang dalam dan berdinding tegak (“de diepe dwarsgragt van Pakowang”) yang tepinya membentang ke arah Ciliwung dan sampai ke jalan menuju arah tenggara 20 menit setelah arca. sepuluh menit kemudian (pukul 10.54) sampai di lokasi kampung Tajur Agung (waktu itu sudah tidak ada). satu menit kemudian, ia sampai ke pangkal jalan durian yang panjangnya hanya 2 menit perjalanan dengan berkuda santai.

Bila kembali ke catatan Scipio yang mengatakan bahwa jalan dan lahan antara Parung Angsana dengan Cipaku itu bersih dan di mana-mana penuh dengan pohon buah-buhan, maka dapat disimpulkan bahwa kompleks “Unitex” itu pada jaman Pajajaran merupakan “Kebun Kerajaan”.

Tajur adalah kata Sunda kuno yang berarti “tanam, tanaman atau kebun”. Tajur Agung sama artinya dengan “Kebon Gede atau Kebun Raya”. Sebagai kebun kerajaan Tajur Agung menjadi tempat bercengkerama keluarga kerajaan. karena itu pula penggal jalan pada bagian ini ditanami pohon durian pada kedua sisinya

Sebuah cuplikan sejarah yang agung dan mendeskripsikan betapa Tajur adalah sebuah wilayah yang penting dan memiliki pengaruh pada arah perkembangan kota ini hingga sekarang.Tajur kini ialah jalanan yang macet dan sesak terutama dipagi dan sore hari dan di diakhir pekan tentunya namun, sudah semestinya kita semua tidak melupakan sejarah bahwa Tajur adalah sebuah warisan sejarah yang teramat penting dan tidak boleh dilupakan.

Tajur adalah sepenggal sejarah kota Bogor yang telah melewati perjalanan yang panjang dan tercatat dalam sejarah kota ini dari zaman kerajaan Padjadjaran sampai kini saat kawasan ini tercatat sebagai salah satu destinasi paling populer di kota Bogor dan dikunjungi ribuan pelancong, khususnya di akhir pekan.

Tajur boleh dibilang muncul dari belakang dan merebut hati banyak orang dan menjadi salah satu icon Kota Hujan bukan karena sejarahnya, tapi konstelasi bisnis yang menggerakkan daerah itu menjadi tujuan wisata, khususnya wisata belanja.

Tentu saja ada masa yang dilewati daerah ini saat dulu bernama Desa Tajur masih satu desa dengan keluarahan pakuan dan masih wilayah Kabupaten (masuk wilayah Kotamadya tahun 1995 dan pisah dengan kelurahan pakuan ) yang sepi dan tidak menjadi tujuan utama mereka yang bepergian ke kota Bogor.

Menurut Lurah Tajur Yadi Ruyadi ,yang baru saja menjabat sekitar 6 bulan,Tajur sekarang memiliki luas wilayah kurang lebih 44 hektar dan mencakup 6 Rw dan 12 Rt dengan jumlah penduduk sekitar 11 ribuan lebih, demikian seperti disampaikan kepada Yan Dilaga dari Hallobogor.com .

Sumber: http://rajasultan.com/histori-tajur-menurut-cerita-rakyat-nyi-putri-lenggang-kencana/

Diskusi

Silahkan masuk untuk berdiskusi.

Daftar Diskusi

Rekomendasi Entri

Gambar Entri
Tradisi MAKA
Seni Pertunjukan Seni Pertunjukan
Nusa Tenggara Barat

MAKA merupakan salah satu tradisi sakral dalam budaya Bima. Tradisi ini berupa ikrar kesetiaan kepada raja/sultan atau pemimpin, sebagai wujud bahwa ia bersumpah akan melindungi, mengharumkan dan menjaga kehormatan Dou Labo Dana Mbojo (bangsa dan tanah air). Gerakan utamanya adalah mengacungkan keris yang terhunus ke udara sambil mengucapkan sumpah kesetiaan. Berikut adalah teks inti sumpah prajurit Bima: "Tas Rumae… Wadu si ma tapa, wadu di mambi’a. Sura wa’ura londo parenta Sara." "Yang mulia tuanku...Jika batu yang menghadang, batu yang akan pecah, jika perintah pemerintah (atasan) telah dikeluarkan (diturunkan)." Tradisi MAKA dalam Budaya Bima dilakukan dalam dua momen: Saat seorang anak laki-laki selesai menjalani upacara Compo Sampari (ritual upacara kedewasaan anak laki-laki Bima), sebagai simbol bahwa ia siap membela tanah air di berbagai bidang yang digelutinya. Seharusnya dilakukan sendiri oleh si anak, namun tingkat kedewasaan anak zaman dulu dan...

avatar
Aji_permana
Gambar Entri
Wisma Muhammadiyah Ngloji
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Wisma Muhammadiyah Ngloji adalah sebuah bangunan milik organisasi Muhammadiyah yang terletak di Desa Sendangagung, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Wisma ini menjadi pusat aktivitas warga Muhammadiyah di kawasan barat Sleman. Keberadaannya mencerminkan peran aktif Muhammadiyah dalam pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan dakwah dan pendidikan berbasis lokal.

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
SMP Negeri 1 Berbah
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

SMP Negeri 1 Berbah terletak di Tanjung Tirto, Kelurahan Kalitirto, Kecamatan Berbah, Sleman. Gedung ini awalnya merupakan rumah dinas Administratuur Pabrik Gula Tanjung Tirto yang dibangun pada tahun 1923. Selama pendudukan Jepang, bangunan ini digunakan sebagai rumah dinas mandor tebu. Setelah Indonesia merdeka, bangunan tersebut sempat kosong dan dikuasai oleh pasukan TNI pada Serangan Umum 1 Maret 1949, tanpa ada yang menempatinya hingga tahun 1951. Sejak tahun 1951, bangunan ini digunakan untuk kegiatan sekolah, dimulai sebagai Sekolah Teknik Negeri Kalasan (STNK) dari tahun 1951 hingga 1952, kemudian berfungsi sebagai STN Kalasan dari tahun 1952 hingga 1969, sebelum akhirnya menjadi SMP Negeri 1 Berbah hingga sekarang. Bangunan SMP N I Berbah menghadap ke arah selatan dan terdiri dari dua bagian utama. Bagian depan bangunan asli, yang sekarang dijadikan kantor, memiliki denah segi enam, sementara bagian belakangnya berbentuk persegi panjang dengan atap limasan. Bangunan asli dib...

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
Pabrik Gula Randugunting
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Pabrik Gula Randugunting menyisakan jejak kejayaan berupa klinik kesehatan. Eks klinik Pabrik Gula Randugunting ini bahkan telah ditetapkan sebagai cagar budaya di Kabupaten Sleman melalui SK Bupati Nomor Nomor 79.21/Kep.KDH/A/2021 tentang Status Cagar Budaya Kabupaten Sleman Tahun 2021 Tahap XXI. Berlokasi di Jalan Tamanmartani-Manisrenggo, Kalurahan Tamanmartani, Kapanewon Kalasan, Kabupaten Sleman, pabrik ini didirikan oleh K. A. Erven Klaring pada tahun 1870. Pabrik Gula Randugunting berawal dari perkebunan tanaman nila (indigo), namun, pada akhir abad ke-19, harga indigo jatuh karena kalah dengan pewarna kain sintesis. Hal ini menyebabkan perkebunan Randugunting beralih menjadi perkebunan tebu dan menjadi pabrik gula. Tahun 1900, Koloniale Bank mengambil alih aset pabrik dari pemilik sebelumnya yang gagal membayar hutang kepada Koloniale Bank. Abad ke-20, kemunculan klinik atau rumah sakit di lingkungan pabrik gula menjadi fenomena baru dalam sejarah perkembangan rumah sakit...

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
Kompleks Panti Asih Pakem
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Kompleks Panti Asih Pakem yang terletak di Padukuhan Panggeran, Desa Hargobinangun, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, merupakan kompleks bangunan bersejarah yang dulunya berfungsi sebagai sanatorium. Sanatorium adalah fasilitas kesehatan khusus untuk mengkarantina penderita penyakit paru-paru. Saat ini, kompleks ini dalam kondisi utuh namun kurang terawat dan terkesan terbengkalai. Beberapa bagian bangunan mulai berlumut, meskipun terdapat penambahan teras di bagian depan. Kompleks Panti Asih terdiri dari beberapa komponen bangunan, antara lain: Bangunan Administrasi Paviliun A Paviliun B Paviliun C Ruang Isolasi Bekas rumah dinas dokter Binatu dan dapur Gereja

avatar
Bernadetta Alice Caroline