Sebelum mulai membahas alat musik di dalam kesenian tradisional Dideng, silahkan lihat cerita rakyat Dideng lebih lengkap di sini. Dideng bukan hanya sebuah cerita rakyat, namun belakangan Dideng dijadikan sebuah seni pertunjukan yang di tampilkan di acara-acara rakyat seperti pernikahan dan lain-lain, namun saat ini kesenian ini sudah mulai jarang ditemui. Dalam pertunjukannya, sang pendendang akan menyanyikan syair Dideng yang terdiri dari tangga nada pelog. Secara keseluruhan melodinya merupakan repetisi dari melodi utama, yang membedakan adalah isi syair yang berbeda-beda pada tiap baitnya. #SBJ
Kurang lebih 600 tahun yang lalu sebelum masuknya agama Islam ke Desa Kumun, kesenian yang ada masih berisi atau bersifat pemujaan kepada arwah nenek moyang/ tempat-tempat sakti/keramat. Saat itu seni yang hidup di Desa Kemuan di antaranya Nyambuk jiyeo (tarian yang dilakukan untuk pengobatan). Sejalan dengan masuknya agama Islam, muncul tari Rangguk (Ranggauk), tari ini merupakan sebuah media penyebaran agama Islam melalui kesenian di Desa Kemuan, di mana “merangguk” berasal dari kata mereguk (bermenung sambil berfikir), sebagai kesenian yang bernafaskan Islam dan digunakan sebagai media dakwah dalam penyebaran agama Islam di desa tersebut. Kemudian, seiring dengan datangnya para muballiq agama Islam, maka dibuatlah tarian Rangguk dalam bahasa daerah biasa disebut Ranggauk yang berasal dari kata mereguk. Pada awalnya Rangguk/Merangguk merupakan tarian yang dilakukan secara masal, masyarakat boleh ikut menari bersama, tanpa mengenal usia maupun jenis kelamin –...
Tari Tauh (masyarakat setempat terkadang menyebut dengan istilah Kesenian Tauh) sudah ada di Desa Lempur Tengah sejak lama, dan selalu ditampilkan pada saat selesai pesta panen padi (kenduri sko setelah tuai). Di mana tari tauh merupakan sebuah ungkapan rasa syukur masyarakat setempat atas hasil panen yang diperoleh – sesuai dengan kehidupan masyarakat yang agraris. Selain itu juga, tauh sebagai sebuah ungkapan rasa terima kasih kepada leluhur yang dipercaya ikut menjaga dan menghindari desa mereka dari bencana. Tauh juga dipergunakan untuk penghormatan dalam menyambut tamu yang dianggap penting. Menurut sejarah, tari tauh yang ada di Desa Lempur, Kabupaten Kerinci sudah ada sejak 1817 (sejak zaman Pamuncak), bahwa tauh telah dipakai oleh seluruh pamuncak untuk mengisi acara pesta panen serta acara penyamputan tamu yang dihormati, dan kehadiran tauh sendiri bersamaan dengan asal-usul Desa Lempur tersebut. Hingga kini keberadaan tauh terus dipertahankan, dan terus dilestari...
Tari Iyo-iyo adalah sebuah tari tradisi yang biasanya dilaksanakan bersamaan dengan upacara kenduri sko. Tari ini sudah ada sejak lama, dan kehadirannya bersamaan dengan kenduri sko. Kata “iyo-iyo” berasal dari yo yo maksudnya membenarkan atau meng-iyakan yang disampaikan oleh para ninik mamak/pemimpin adat/depati. Pada saat benda pusaka diturunkan dari tempatnya, maka para kaum wanita bersamasama menyambutnya sambil menarikan iyo-iyo. Mereka menari sambil menyanyi (tale) yang mengiringi geraknya. Syair lagu/nyanyiannya ialah: Iyo-iyo rilok tarai kayo sadou rinai iyo-iyo-iyo Iyo-iyo rayun jaroilah saludeang jateuh iyo-iyo-iyo Iyo-iyo rantok kakai kudea dibularoi iyo-iyo-iyo Iyo-iyo semauk tapijeak rideak ralah matai iyo-iyo-iyo Setelah benda pusaka tersebut diturunkan lalu dicuci, selanjutnya diperlihatkan di hadapan masyarakat dan dibawa ke halaman atau tanah lapang. Setelah didahului oleh pencak silat yang dilakukan oleh hulu balang, maka kaum p...
Seni tari daerah Jambi cukup banyak ragam serta coraknya, dimana pada tiap-tiap daerah mempunyai ciri sesuai dengan keadaan daerah serta suku dalamkelompok masyarakat adat yang bersangkutan. Dari sekian banyak corak dan ragamnya seni tari daerah Jambi, namun sudah banyak pula yang hampir tidak dikenal bahkan dilupakan oleh lingkungan masyarakat yang bersangkutan. Chatab pada tahun 1962, kemudian ditata ulang oleh OK Hendri BBA pada tahun 1967. tari ini digunakan untuk menyambut tamu-tamu yang dihormati sebagai ungkapan rasa putih hati muka yang jernih menunjukkan keramahtamahan dalam menyambut tamu, dan ditarikan oleh penari remaja putri. Sekapur Sirih biasanya ditarikan oleh 9 orang penari perempuan, dan 3 orang penari laki-laki, 1 orang yang bertugas membawa payung dan 2 orang pengawal. Propetri yang digunakan: cerano/wadah yang berisikan lembaran daun sirih, payung, keris. Pakaian: baju kurung /adat Jambi, iringan musik langgam melayu dengan alat musik yang terdiri dari : bio...
Zikir Berdah berasal dari kabupaten Muaro Jambi dengan wilayah persebaran diantaranya di desa Muaro Jambi. Bila dicermati maka zikir berdah termasuk kedalam seni musik karena dalam penampilannya Zikir Berdah selalu diiringi oleh gendang yang biasa disebut gendang Redab (atau biasa disebut Rebano Siam atau rebano besak), gendang dua muka (biasa disebut gendang duo sisi), gong (tetawak). Selain sebutan Zikir Berdah dahulunya masyarakat menyebutnya dengan sebutan Berebano. Zikir Berdah di kabupaten Muaro Jambi menjadi bagian yang tidak terpisahkan dalam setiap peristiwa adat, pernikahan, khitanan, cukuran, bahkan beselang nugal dan sebagainya. Bahkan masyarakat mempercayai bahwa ketika akan memasuki musim tanam (dalam istilah local beselang nugal) maka bila dimainkan Zikir Berdah akan menjauhkan dari balak/bencana, termasuk menjauhkan tanaman dari hama, Kesenian yang Islami ini dalam kehidupan masyarakat Melayu sangat digemari bahkan menjadi pertanda dalam sebuah hajatan atau perhelata...