tari
365 entri ditemukan

Entri per provinsi
Entri per provinsi

Entri Terkait

Gambar Entri
Tari Pirirng
Tarian Tarian
Sumatera Barat

Tari piring adalah salah satu seni tari tradisional di Minangkabau, yang berasal dari kota Solok, Sumatera Barat. Tarian ini dimainkan dengan menggunakan piring sebagai media utama. Kemudian, piring-piring tersebut diayun dengan gerakan-gerakan cepat yang teratur, tanpa terlepas dari genggaman tangan.

avatar
Yulius Dwi Kristian
Gambar Entri
Kambanglah Bungo
Musik dan Lagu Musik dan Lagu
Sumatera Barat

kambanglah bungo parautan si mambang riang ditarikan di desa dusun ranah minang bungo kambang sumarak anjuang pusaka minang ranah pagaruyuang dipasuntiang siang malam tabayang bayang rumah nan gadang kambanglah bungo parautan si mambang riang ditarikan di desa dusun ranah minang

avatar
Meta Indriyani Kurniasari
Gambar Entri
Tari Piring
Tarian Tarian
Sumatera Barat

Tari Piring : Sebuah tari tradisional yang melambangkan suasana kegotong royongan rakyat dalam menunaikan tugasnya. Siang hari mengerjakan sawah ladang dan malam harinya bersukaria bersama-sama.  

avatar
Meta Indriyani Kurniasari
Gambar Entri
Tari Payung
Tarian Tarian
Sumatera Barat

Tari Payung : Ditarikan oleh sepasang muda-mudi dengan payung di tangan, sang pria melindungi kepala sang wanita, sebuah perlamban perlindungan lelaki terhadap wanita.

avatar
Meta Indriyani Kurniasari
Gambar Entri
KAMBANGLAH BUNGO
Musik dan Lagu Musik dan Lagu
Sumatera Barat

kambanglah bungo parautan si mambang riang ditarikan di desa dusun ranah minang bungo kambang sumarak anjuang pusaka minang ranah pagaruyuang dipasuntiang siang malam tabayang bayang rumah nan gadang kambanglah bungo parautan si mambang riang ditarikan di desa dusun ranah minang

avatar
Yulius Dwi Kristian
Gambar Entri
NAGARI KOTO NAN AMPEK DAN KOTO NANTAN GADANG
Cerita Rakyat Cerita Rakyat
Sumatera Barat

  Negeri Koto Nan Ampek adalah sebuah daerah yang terletak di Kabupaten Lima Puluh Kota, Provinsi Sumatra Barat, Indonesia. Konon, daerah yang subur ini dulunya merupakan kawasan hutan lebat. Oleh masyarakat sekitar, kawasan ini dijadikan permukiman dan diberi nama Nagari Koto Nan Ampek dan Koto nan Gadang. Mengapa daerah tersebut diberi nama Nagari Koto Nan Ampek dan Koto nan Gadang? Temukan jawabannya dalam cerita Asal Mula Negeri Koto Nan Ampek berikut ini! * * *   Alkisah, di sebuah nagari di daerah Minangkabau, Sumatra Barat, ada sebuah kerajaan dipimpin oleh seorang raja yang bergelar Baginda Mulia Nan Arif Bijaksana. Diberi gelar demikian karena ia seorang raja yang sungguh arif dan bijaksana. Ia senantiasa menjalankan segala kewajibannya sebagai seorang raja dan memberikan segala sesuatu yang menjadi hak rakyatnya. Rakyat negeri ini senantiasa hidup aman, tentram dan makmur. Betapa tidak, selain memiliki raja yang arif dan bijaksana, mereka juga mem...

avatar
Meta Indriyani Kurniasari
Gambar Entri
Danau Maninjau
Cerita Rakyat Cerita Rakyat
Sumatera Barat

  Di salah satu perkampungan di kaki Gunung Tinjau itu tinggal sepuluh orang bersaudara yang terdiri dari sembilan lelaki dan seorang perempuan. Penduduk sekitar biasa memanggil mereka Bujang Sembilan. Kesepuluh orang bersaudara tersebut adalah Kukuban, Kudun, Bayua, Malintang, Galapuang, Balok, Batang, Bayang, dan lelaki termuda bernama Kaciak. Sementara adik mereka yang paling bungsu adalah seorang perempuan bernama Siti Rasani, akrab dipanggil Sani. Kedua orangtua mereka sudah lama meninggal, sehingga Kukuban sebagai anak sulung menjadi kepala rumah tangga. Semua keputusan ada di tangannya. Kesepuluh bersaudara tersebut tinggal di sebuah rumah peninggalan kedua orangtua mereka. Untuk memenuhi kebutuhannya, mereka menggarap lahan pertanian yang cukup luas warisan kedua orangtua mereka. Mereka sangat terampil bertani, karena mereka rajin membantu ayah dan ibunya ketika keduanya masih hidup. Di samping itu, mereka juga dibimbing oleh paman mereka yang bernama Datu...

avatar
Meta Indriyani Kurniasari
Gambar Entri
Malin Kundang
Cerita Rakyat Cerita Rakyat
Sumatera Barat

  Pada suatu waktu, hiduplah sebuah keluarga nelayan di pesisir pantai wilayah Sumatra. Keluarga tersebut terdiri dari ayah, ibu dan seorang anak laki-laki yang diberi nama Malin Kundang. Karena kondisi keuangan keluarga memprihatinkan, sang ayah memutuskan untuk mencari nafkah di negeri seberang dengan mengarungi lautan yang luas.   Maka tinggallah si Malin dan ibunya di gubug mereka. Seminggu, dua minggu, sebulan, dua bulan bahkan sudah 1 tahun lebih lamanya, ayah Malin tidak juga kembali ke kampung halamannya. Sehingga ibunya harus menggantikan posisi ayah Malin untuk mencari nafkah. Malin termasuk anak yang cerdas tetapi sedikit nakal. Ia sering mengejar ayam dan memukulnya dengan sapu. Suatu hari ketika Malin sedang mengejar ayam, ia tersandung batu dan lengan kanannya luka terkena batu. Luka tersebut menjadi berbekas dilengannya dan tidak bisa hilang.   Setelah beranjak dewasa, Malin Kundang merasa kasihan dengan ibunya yang banting tulang me...

avatar
Meta Indriyani Kurniasari
Gambar Entri
Tradisi Malam Bainai
Ritual Ritual
Sumatera Barat

Secara harfiah bainai artinya melekatkan tumbukan halus daun pacar merah yang dalam istilah Sumatera Barat disebut daun inai ke lengan dan kuku-kuku jari calon pengantin perempuan (anak daro). Tumbukan halus daun inai ini kalau dibiarkan lekat semalam, akan meninggalkan bekas warna merah yang cemerlang pada kuku. Untuk melaksanakan acara ini calon anak daro didandani dengan busana khusus yang disebut baju tokah dan bersunting rendah. Tokah adalah semacam selendang yang dibalutkan menyilang di dada sehingga bagian-bagian bahu dan lengan tampak terbuka. Setelah didandani, calon anak daro duduk di pelaminan. Disana para tamu dan sanak saudara telah berkumpul untuk mengaji dan berdo'a bersama, kemudian melantunkan shalawat nabi sambil diiringi prosesi tepung mawar. Setelah prosesi tepung mawar selesai, sebagai salah satu keharusan dalam malam berinai, calon anak daro diharuskan menari. Dua gadis dan tiga jejaka telah siap menyambut calon anak daro untuk menari. Mereka berbaris membe...

avatar
Hasnatul_dina