Oha Bojo atau Nasi Singkong merupakan olahan nasi khas Bima. Kita tahu bahwa, singkong dapat diolah menjadi apa saja. Apalagi daunnya sangat enak untuk lalapan. Namun tahukah kita bahwa dulu sekali singkong sering diolah menjadi nasi singkong. Tanpa lauk makanpun jadi.
Oha Karedo merupakan makanan olahan nasi khas Bima. Nasi bubur terdiri beberapa olahan, ada nasi bubur warna coklat, ada nasi bubur putih. Nasi bubur berwarna coklat karna dicampur dengan gula merah. Sedangkan nasi bubur putih karna yang digunakan adalah gula pasir. Sudah barang tentu rasanya sangat manis sesuai dengan selera.
Oha Jago atau Nasi Jagung merupakan olahan nasi khas Bima. Nasi goreng warga bima cukup sederhana, tak perlu banyak bumbu dan rempah-rempah seperti nasi goreng masa kini. Nasi goreng jaman dulu hanya berbumbukan garam dan micin secukupnya.
Oha Mango atau Nasi Kering merupakan olahan nasi khas Bima. Nasi kering biasa diolah ketika ada nasi yang tidak habis dimakan. Sehingga akhirnya nasi yang tak termakan tersebut di keringkan hingga benar-benar kering. Nasi kering biasanya di oleh menjadi kerupuk cenilan. nasi kering menjadi benar-benar enak, kriuk dan renyah ketika dicampur atau ditaburi dengan gula pasir.
Oha Timbu atau Nasi Lemang merupakan makanan khas yang hingga kini masih sering dijumpai. pembuat Timbu tersebar hampir di seluruh wilayah Bima-Dompu. di Bima sendiri, kecamatan Wawo dan sila merupakan wilayah yang banyak dijumpai timnu. Sedangkan di Dompu, hampir merata ke sejumlah wilayah. Bahan dasar pembuatan atau pengolahan timbu adalah beras ketan merah, ditambah santan kelapa secukupnya.
Di era modern yang penuh dengan berbagai macam kuliner ini, tak banyak orang yang tahu bahwa, warga Bima memiliki banyak jenis olahan nasi dengan cara dan bahan yang sangat sederhana. Jika kita mengenal olahan nasi di jaman yang serba serbi ini dengan sebutan, lalapan, nasi goreng, nasi kucing, nasi soto, nasi rebus dan lain-lain, maka kita juga perlu mengenalkan pada dunia bahwa warga Bima juga memiliki olahan nasi tradisional yang khas dan tak kalah unik dan enaknya. Tanpa disadari, sesungguhnya warga Bima memiliki banyak kuliner khas Bima yang seharusnya dijaga dan dilestarikan sebagai sebagai bentuk penghargaan sekaligus mengenang cara hidup dan kehidupan para nenek moyang warga Bima, bahkan tidak menutup kemungkinan dapat dijadikan aset kuliner yang memiliki nilai-nilai leluhur. Berikut 11 jenis olahan nasi warga Bima tempoe doeloe yang tak banyak orang tahu : 1. Oha Kaboe (Nasi Kacang Hijau) 2. Oha Latu (Nasi Sorgun) 3. Oha Witi (Nasi...
Beberapa puluhan tahun yang lalu tradisi pamali selalu menjadi patokan masyarakat untuk memprediksi cuaca dan hama pengganggu tanaman. Tradisi pamali mengandung dua makna yakni larangan dan akibat. Larangan untuk melakukan kegiatan dalam bentuk apapun di lokasi pertanian atau perkebunan pada saat tradisi pamali dilaksanakan. Akibat yang timbul akan berdampak pada tanaman pertanian jika tidak mengikuti tradisi pamali. Suatu tradisi yang menarik untuk diceritakan kembali karena melemahnya nilai-nilai IMTAQ dan IPTEK pada masa itu menjadikan tradisi pamali ini turun-temurun dari generasi ke generasi. Sehingga sampai pada suatu generasi tradisi pamali ditantang secara keras karena tidak sesuai dengan ajaran islam dan konsep ilmu pengetahuan alam. Tradisi pamali dilaksanakan pada bulan September dan Oktober sebelum masyarakat melakukan aktivitas pertanian di sawah dan ladang. Dalam menentukan kapan tradisi pamali ini dilaksanakan tergantung dari keputusan musyawarah antara...
Kalei Bunti (usung pengantin) Pengantin yang di usung pun yakni pengantin perempuan. Budaya ini masih dilestarikan oleh warga Desa Bolo sampai sekarang. Budaya Kalei Bunti ini sudah melekat dan tak bisa dipisahkan dari kehidupan warga masyarakat, khususnya di saat acara-acara pernikahan. Kalei Bunti ini ada di Desa Bolo Kecamatan Madapangga Kabupaten Bima-NTB. Budaya yang menjadi palaksanaan rutin warga ketika ada hajatan pernikahan ini sangatlah menarik, selain melestarikan budaya yang sudah turun temurun, Kalei Bunti juga menjadi suatu nilai keairifan lokal yang patut dilestarikan. Pelaksanaan acara ini diawali dengan pengantin perempuan akan diusung keliling desa, hingga berakhir di tempat kediaman pengantin itu sendiri. Adapun tempat dilaksanakanya acara Kalei Bunti ini, yakni berlangsung di jalan raya dan dimulai sekitar jam 22:30 wita (malam) hingga selesai. Sebelum dimulai, pihak keluarga pe...
Bolu Mantoi, demikianlah orang-orang tua di Bima sering menyebut kue tradisional Mbojo yang satu ini. Bolu Mantoi berarti Bolu lama, karena saat ini berkembang banyak sekali kue bolu yang dihasilkan dengan serba cepat melalui peralatan memasak yang kian canggih. Saya masih ingat, nenek saya dulu membuat Bolu ini dengan cetakan dari besi dengan bentuk bulat tetapi dibagian bawahnya lingkarannya agak mengecil. Bolu Mbojo rasanya tidak terlalu manis. Bahan pembuatannya adalah tepung terigu, telur, gula dan sedikit soda agar Bolu mengembang. pembuatan Bolu Mbojo dalam skala kecil dan untuk kebutuhan keluarga dibutukan 2 kilo terigu, 1 kilo gula pasir, 10 butir telur dan satu setengah sendok soda. “ Tapi kalau dibuat untuk kebutuhan hajatan atau dijual, maka kebutuhan bahan lebih banyak lagi. Bolu Mbojo masih tetap dijual di pasar Amahami Kota Bima. Kadang juga dijual dalam kemasan plastic dengan harga Rp.10.000. Di Pasar Amahami, Bolu Mbojo dijual dengan harga Rp.5.000 unt...