Raden Patah ( Jawa : ꦫꦢꦺꦤê§ê¦¦ê¦ ê¦ ) alias Jin Bun ( Hanzi : 鳿- , Pinyin : Jìn Wén ) bergelar Senapati Jimbun [1] atau Panembahan Jimbun [2] (lahir: Palembang , 1455 ; wafat: Demak , 1518 ) adalah pendiri dan raja Demak pertama dan memerintah tahun 1500-1518. Menurut kronik Tiongkok dari Kuil Sam Po Kong Semarang , ia memiliki nama Tionghoa yaitu Jin Bun tanpa nama marga di depannya, karena hanya ibunya yang berdarah Tionghoa. Jin Bun artinya orang kuat. [3] Nama tersebut identik dengan nama Arabnya "Fatah (Patah)" yang berarti kemenangan. Pada masa pemerintahannya Masjid Demak didirikan, dan kemudian ia dimakamkan di sana. Me...
Dipercaya oleh masyarkat Kalimantan Tengah bahwa di tepi sungai Kahayan dahulu hidup seorang bernama Dandan Kahayan dan istrinya. Pada saat sang istri mengandung anak kedua, seperti juga pada kehamilan pertama, sang istri mengidam babi hutan. Untuk memenuhi permintaan istrinya Dandan Kahayan pergi ke hutan untuk berburu diikuti anjing-anjingnya. Ketika di sampai di tepi lading, anjing-anjingnya mendahuluinya. Tiba-tiba matanya bertatapan dengan “Katungau Rajan Bawui”, yaitu seekor babi hutan yang berukuran besar, yang terbirit-birit lari karena dikejar anjing buruannya. Ilustrasi Dandan Kahayan dan anjingnya ketika berburu Katungau Rajan Bawui Ketika melihatnya, Dandan Kahayan melemparkan tombaknya kea rah babi itu. Babi itu ternyata tidak mati tetapi berlari dengan darah mengucur dari lukanya. Babi yang terluka itu berlari selama satu hari satu malam tanpa istirahat menuju hulu Sungai Kahayan, Malahui, Mambaruh, Saruyan, Katingan, dan akhirnya ke hulu...
Langgai tingang memiliki arti – bulu ekor terpanjang burung tingang, bentuknya sama dengan Nyabur hanya saja gagangnya serupa dengan Mandau dan letak kundiengnya agak jauh dari gagangnya. Sumber: https://folksofdayak.wordpress.com/2013/09/04/senjata-khas-dayak-part-1/
Jimpul adalah variasi bentuk Mandau yang melengkung dan runcingan depannya ke bawah. Sumber: https://folksofdayak.wordpress.com/2013/09/04/senjata-khas-dayak-part-1/
Secara pribadi aku tidak pernah melihat jenis besi ini, katanya bilah besi ini akan mengapung di air dan juga merupakan bilah yang tajam. Kalau dari cerita kakek ku besi ini berwarna kekuningan, dari beberapa kisah legenda; bijih baja ini dicuri dari alam ghaib. Well mungkin saja kalau dari ilmu kimia besi yang bisa mengapung adalag “lithium” tetapi jika terkena air akan langsung teroksidasi, material lain yang mungkin adalah potassium dan Sodium dalam bentuk metal, tetapi juga besi ini tidak dapat dibentuk menjadi bilah pedang. Dibawah ini artikel mengenai pembentuk metallic lithium, apakah dayak ngaju pada zaman dahulu sudah mengenal pengetahuan semaju ini didalam bidang kimia?? Entahlah.. masih misteri Sumber: https://folksofdayak.wordpress.com/2013/09/04/senjata-khas-dayak-part-1/
Sanaman Karam konon katanya memiliki sifat beracun, bukan karena telah diberi racun atau ipu tetapi memang sifat besi ini yang toxi dan mampu membuat luka membusuk apakah sanaman karam ini sama dengan sanaman montalat, juga tidak tahu.. Sumber: https://folksofdayak.wordpress.com/2013/09/04/senjata-khas-dayak-part-1/
“Saluang Belom” kalau diterjemahkan secara harfiah artinya “Ikan Seluang Hidup” dari namanya saja kita bisa mengira bahwa obat ini digunakan sebagai obat keperkasaan pria – ibarat ikan seluang (ikan yang kecil) tapi hidup gesit dan lincah. Menurut beberapa penelitian akar saluang belom ini memiliki kemampuan untuk melancarkan peredaran darah, sehingga selain sebagai obat kuat ia juga bisa digunakan sebagai obat asam urat, kram dan kesemutan dan apabila tumbuhan ini digabung dengan tumbuhan Sutera/Amalan atau di sebut dengan kayu Pangalit Hatue akan mengahsilkan obat ampuh untuk memyembuhkan penyakit Maag Kronis dan infeksi usus dan mengatasi nyeri haid pada perempuan. Cara pemakaian diambil akarnya lalu direbus untuk diminum 1 gelas teh 3X sehari. Saluang belom adalah pohon yang ditepi sungai. Pohonnya cukup tinggi dan akarnya sangat lebat merambah hingga ke sungai, sehingga bagian bawah akar merupakan tempat berkumpul atau tempat hidu...
Mari Bahas soal budaya Kepidaraan (istilah bahasa banjar) istilah Dayak Ngajunya Puji Liau – Puji Liau atau Kepidaraan adalah kondisi ketika orang mengalami sakit karena dikenang oleh arwah orang mati biasanya terjadi pada anak anak kecil. Konon ciri orang karena kepidaraan biasanya yang panas hanya bagian sebelah saja misal sebelah kaki atau tangannya sedangkan bagian sebelahnya terasa dingin. Cara mengobatinya ada banyak tapi salah satunya yang umum adalah dengan dibacakan doa arwah dan dipanggangkan ikan gurami (panggng kalok/panggang bujur tanpa dipotong-potong, ditusuk dari ekor sampai kepala) lalu sang anak akan “dikasai” (diolesi) dengan janar (kunyit) dan kapur kemudian dibacakan doa selamat . Ada juga caranya dengan meminum air dengan darah ayam putih yang dioleskan didada. Untuk menghindari kepidaraan ini, bagi anak yang orang tuanya baru saja meninggal, telinganya diolesi dengan kunyit dan kapur dengan bentuk + atau cacak burung, sedang apabila...
Ini adalah ritual pesta syukur masyrakat Dayak Siang karena hasil panen dan rejeki yang diterima selama satu tahun. Ngolunuk berarti mendirikan pohon lunuk (beringin) atau mendirikan “sangkai lunuk” ditengah-tengah rumah betang. Pada pohon ini akan digantungkan pelbagai buah-buahan, kerajinan tangan, kue-kuean sebagai simbol kebahagiaan nenek moyang dan pada akhir pesta semuanya ini akan dibagikan kepada para tamu yang datang. Sangkai lunuk inilah yang akan jadi pusat kegiatan baik itu ritual berupa “Balian Basi Siang” yaitu menyampaikan doa-doa suci dan persembahan kepada Tuhan Yang Kuasa atau disebut Mohotara Lobata, Dilang Sangumang, Suk Silik Ajuh Ompoi co nganduh nia tana danum. Juga sebagai tempat pusat kesenian tetarian berupa tari Horoliung lunuk, manasai, deder, tari turuk tuwo, tari cuhuk onyuh, tati karang alu dan tari manompak. Lunuk buahnya dapat dimakan oleh hampir semua mahluk hidup selain manusia. Bahkan mahluk-mahluk halus dan roh gai...