1
864 entri ditemukan

Entri per provinsi
Entri per provinsi

Entri Terkait

Gambar Entri
Dou Woro
Ritual Ritual
Nusa Tenggara Barat

Masyarakat Bima memberikan label " Dou Woro " untuk arwah sanak keluarga yang telah meninggal dunia. Entah kapan istilah ini ada, tetapi Dou Woro terus hidup dalam memori kolektif masyarakat. Seiring dengan peningkatan pemahaman terhadap ajaran islam istilah atau label Dou Woro sudah mulai pudar, namun di beberapa desa dan tempat label ini masih saja ada. Pada masa lalu, membakar lampu dari biji jarak yang dikenal dengan" Ilo Peta " seperti ini sudah mentradisi di kalangan masyarakat Bima terutama tiga hari menjelang idul Fitri. Nenek saya menceritakan bahwa tujuh hari menjelang idul fitri para Dou Woro mendatangi dunia. Empat hari berkunjung ke Asi Mbojo dan tiga hari ke rumah para sanak keluarganya untuk bersilaturahmi. Oleh karena itulah, maka dinyalakanlah Ilo Peta untuk menyambut mereka. Tradisi Ka' a Ilo atau membakar lampu dari buah pohon Mantau dan biji jarak menjelang idul fitri ini adalah nostalgia masa silam bagi saya dan mungkin juga teman teman yang se zaman. Ka...

avatar
Arum Tunjung
Gambar Entri
Tari Kalero Donggo
Tarian Tarian
Nusa Tenggara Barat

Tarian kalero berasal dari Donggo suatu Desa yang terletak di atas gunung Salunga yang masuk di wilayah Kabupaten Bima, tarian Kalero merupakan tarian klasik yang masih tetap dipelajari oleh masyarakat Donggo. Tarian ini termasuk tarian yang mempunyai nilai original yang kental dengan adat setempat karena sejak dulu hingga sekarang gerakan tarian Kalero tetap sama dan tidak ada modifikasi. Di percaya tarian Kalero tercipta sejak abad ke 7 saat tanah Bima (dana Mbojo) masih di kepalai oleh para Ncuhi (sejenis kepala suku) dan dimana masih menganut kepercayaan makamba-makimbi (aninisme dan dinamisme). Tarian Kalero ini merupakan tarian spiritual masyarakat Donggo yang berhubungan dengan kepercayaan orang Donggo zaman dulu untuk menghormati yang meninggal, yang setiap gerakannya mempunyai makna dalam meratapi kerabat yang telah meninggal atau berkabung, arti dari setiap gerakan Kalero ini yaitu kesedihan, harapan, dan penghormatan kepada yang meninggal, Ceritanya orang Donggo z...

avatar
Arum Tunjung
Gambar Entri
Filosofi Bunga Dan Buah Dalam Motif Tenun Bima
Motif Kain Motif Kain
Nusa Tenggara Barat

Ciri yang menonjol dalam motif ukiran dan tenun Bima adalah garis, bunga dan buah-buahan. Para penenun Bima jarang sekali menggunakan motif manusia dan binatang. Kalaupun ada hanyalah sebatas motif kupu-kupu dan Kapi Keu atau kepiting. Motif tenun Bima didominasi oleh bunga dan garis. Sedikitnya ada tiga motif bunga dan dua jenis buah buahan yang biasa dirangkai oleh para penenun hingga saat ini yaitu motif bunga satako atau bunga setangkai, bunga samobo atau bunga sekuntum, aruna atau nanas, kakando atau rebung dan mundu atau bunga melati. Apa makna motif bunga dan buah itu dalam filosofi hidup masyarakat Bima? Bunga Satako atau setangkai adalah lambang kehidupan keluarga yang mampu mewujudkan kebahagiaan bagi anggota keluarga dan masyarakat. Bagaikan setangkai bunga yang selalu menebar keharuman bagi lingkungannya. Bunga Samobo atau bunga sekuntum memberikan pesan bahwa sebagai mahluk sosial manusia selain bermanfaat bagi dirinya, juga harus bermanfaat bagi orang lain, lak...

avatar
Arum Tunjung
Gambar Entri
Maulu Weki
Ritual Ritual
Nusa Tenggara Barat

Kue Tart, Balon, Lilin dan pernak pernik lainnya nampak mendominasi menghiasi acara peringatan hari kelahiran anak pada sekarang ini. Bukan hanya itu, saat sekarang peringatan hari kelahiran atau ulang tahun sudah identik dengan restoran siap saji yang menjadi tempat perayaan dalam konteks kehidupan modern. Sejarah peniupan lilin dan peletakaannya diatas kue tart itu sendiri dimulai pada zaman Yunani kuno membuat sebuah kue berbentuk bulat untuk menghormati Dewi Artemis yang merupakan Dewi Bulan dalam kepercayaan Mitologi Yunani. Nyala lilin pada kue sebagai symbol cahaya bulan sedangkan untuk peniupan lilin sebagai symbol sebuah harapan dan doa kepada Tuhan, yang juga dilakukan oleh para penganut agama Majusi kuno berdoa kepada Api sebagai symbol perantara mereka dengan Tuhan. Di Eropa sendiri kue ulang tahun bermula pada abad 17 dimana kue tart dulunya hanya diperuntukkan bagi kalangan orang kaya saja, seiring adanya revolusi industri yang terjadi di Eropa kemudian kue tar...

avatar
Arum Tunjung
Gambar Entri
Sagele
Ritual Ritual
Nusa Tenggara Barat

Tradisi Sagele merupakan tradisi menanam padi yang biasa dilakukan masyarakat Bima. Tapi menanam padi ini bukan menanam seperti biasanya, nantinya dikala mereka saat menanam akan di iringi oleh musik tradisional dengan Gambo (alat musik). Tradisi menanam yang di iringi oleh musik tradisional itu disebut Sagele dan Arugele, dimana para Ibu-ibu menanam benih padi dan gerakan mereka serentak bersamaan mengikuti irama Gambo yang dimainkan oleh seorang pemain Gambo yang memang dibayar khusus oleh pemilik lahan yang akan di tanami. Pemain Gambo tersebut juga bertugas sebagai instruktur yang mengarahkan arah untuk menanam. Pemain Gambo dengan peralatan yang sederhana yaitu sebuah Aki, Toak kecil serta ampli yang dibuat sendiri digantung di samping untuk memudahkan dia berjalan sambil memainkan Gambo yang sangat menarik sekali untuk di saksikan. Karena lahan tadah hujan tidak rata jadi penanaman dilakukan dengan cara terlebih dahulu di mulai dari atas dan berakhir di bawah. Sete...

avatar
Arum Tunjung
Gambar Entri
Tradisi Taji Lopi Toi
Ritual Ritual
Nusa Tenggara Barat

Ada yang menarik salah satu tradisi masyarakat pesisir Teluk Bima di Lewi Dewa yaitu Taji Lopi Toi yang berarti lomba perahu mini, tradisi ini biasa dilakukan tiga kali dalam satu bulan, awalnya tradisi Taji Lopi Toi dilakukan saat sesudah selesai panen dan para nelayan yang menunggu cuaca angin membaik saat musim angin barat. Perahu mini atau oleh masyarakat lokal menyebutnya Lopi Toi tersebut di buat dari kayu pohon kapuk karena sangat ringan. Panjang dari Lopi Toi yaitu 1,70 cm hingga 200 cm, layarnya terbuat dari plastik bekas atau dibeli permeternya. Ciri dari Lopi Toi tersebut adalah warna warni cat-nya, semakin banyak warnanya maka akan semakin kelihatan mencolok pada saat Lopi Toi di turunkan ke laut. Harganyapun bekisar dari 200 ribu hingga 500 ribu rupiah. Perlombaan Lopi Toi di adakan 3 kali dalam sebulan, pesertanya bisa mencapai 300 hingga 400 orang yang mendaftar. Satu Lopi Toi di daftar dengan biaya 10 ribu rupiah yang terbagi dalam dua kategori perlombaan...

avatar
Arum Tunjung
Gambar Entri
Tradisi Tumbu Tuta
Ritual Ritual
Nusa Tenggara Barat

Salah satu tradisi masyarakat warisan Bima adalah Ntumbu Tuta atau adu kepala. Tarian ini diiringi dengan musik tradisional. Tidak hanya pengunjung lokal yang takjub. Namun, tamu dari Jakarta. Bahkan, tim dokumentasi Kementerian Pariwisata, meminta prosesi dari awal, sebelum Ntumbu Tuta dilakukan. Ritual yang dilakukan, seperti memberikan air atau menyapi air yang sudah dibacakan doa pada bagian sensitif kepala. Bagi yang sudah diusap dan diajak terlibat bermain, harus beradu kepala. Jika tidak, maka akan mengalami gatal-gatal hingga sepekan, kecuali sang guru mengusapkan lagi air di kepalanya. Saat Ntumbu Tuta dilakukan, satu sama lain saling membenturkan kepala. Semua menari-nari diiringi musik tradisional. Setelah itu, dua orang menyiapkan diri mengadu kepala. Posisi menunduk dan memasang kuda-kuda sementara penari Ntumbu Tuta lainnya masih terus mengikuti irama musik, sampai ada aba-aba siap membenturkan kepalanya.  Usia pemain Ntumbu Tuta tidak dibatasi, s...

avatar
Arum Tunjung
Gambar Entri
Tradisi Honggo Naru
Ritual Ritual
Nusa Tenggara Barat

Ada dua kebudayaan yang sangat identik dengan Wawo yaitu Tumbu Tuta dan Honggo Naru yang sejak dulu hingga turun temurun terus dijaga oleh generasi ke generasi Wawo, dalam tulisan ini akan mengulas mengenai Honggo Naru yaitu tradisi memperpanjang rambut oleh para kaum hawa di Wawo, dalam kehidupan modern sekarang memperpanjang rambut identik dengan kehidupan kuno tapi beda dengan wanita Wawo bahwa memperpanjang rambut itu identik dengan kehormatan mereka layaknya sang putri raja. Wawo mempunyai cuaca yang sangat dingin terletak di atas dataran tinggi pegunungan Wawo mempunyai udara yang sangat sejuk, kehidupan di Wawo sangat menjaga tata karma dan adat istiadat mereka sehingga dalam rentetan waktu perkembangan Kecamatan Wawo tidak pernah terjadi konflik antar warga maupun dengan desa lainnya yang berada pada wilayah kabupaten Bima. Tradisi Honggo Naru wanita Wawo dimulai sejak mereka mengenal mempergunakan kemiri sebagai ramuan untuk menghilangkan sakit kepala, karena ding...

avatar
Arum Tunjung
Gambar Entri
Gele, Mantra untuk Obati cacar Air dari Bima
Ritual Ritual
Nusa Tenggara Barat

Alunan irama dendang yang di lantunkan dan di ikuti hentakan tangan sambil memukul lantai yang sangat menarik dengan gaya pantun bahasa Bima yang di lakukan oleh dua orang tertua di Raba Dompu yaitu Nenek Hj Asiah dan adiknya Nenek Saadiah. Dendang ini bernama Gele yang diperuntukkan untuk mendendangkan anakanak yang terkena sakit seperti cacar air, bisul, dan sakit lainnya. Kata-kata dalam Gele yang digunakan termasuk bahasa Bima lama. Dalam kepercayaan masyarakat Bima, penyakit cacar air pada anak-anak atau dalam bahasa Bima disebut Kawaro merupakan penyakit yang sering menjangkit anak-anak pada usia balita maupun batita itu merupakan tamu yang perlu di hargai dari ujian Yang Maha Kuasa sehingga kadang di beri kemenyan dan di rayu dengan kata-kata indah yang disebut Rere. Maka setiap anak yang menderita Kawaro akan di dendangkan Gele ini untuk menenangkan hati mereka sehingga bisa tertidur pulas. Ketika Gele didendangkan seorang anak yang terkena cacar air di pangku dan ad...

avatar
Arum Tunjung