budaya
160 entri ditemukan

Entri per provinsi
Entri per provinsi

Entri Terkait

Gambar Entri
Permainan Maggalenceng (Sulawesi Selatan)
Permainan Tradisional Permainan Tradisional
Sumatera Selatan

Maggalenceng adalah salah satu permainan yang ada di kalangan orang Bugis. Permainan ini dahulu dianggap sakral karena hanya dimainkan pada saat ada kematian. Dengan perkataan lain, permainan ini tidak boleh dilakukan di sembarang waktu karena dapat mendatangkan kematian bagi anggota keluarga si pemain. Oleh karena itu, para orang tua melarang siapa saja yang memainkan permainan ini pada saat yang tidak tepat (bukan saat-saat ada kematian).   Penyelenggara permainan ini adalah pihak keluarga yang berkabung. Lama dan singkatnya penyelenggaraan permainan ini bergantung pada status sosial orang keluarga yang meninggal. Dalam konteks ini jika orang yang meninggalkan adalah orang kebanyakan, maka penyelenggaraan permainan hanya dilakukan dalam waktu 7 hari (berturut-turut dan dilakukan pada malam sampai menjelang pagi hari). Namun, jika orang yang meninggal mempunyai status sosial yang tinggi di dalam masyarakatnya (kaum bangsawan), maka permainan biasanya akan diselenggarak...

avatar
Ressy vemialita
Gambar Entri
Permainan Gallak-gallak
Permainan Tradisional Permainan Tradisional
Sumatera Selatan

Pada masyarakat Bugis-Makassar yang berada di Provinsi Sulawesi Selatan, Indonesia, ada sebuah permainan yang disebut sebagai gallak-gallak. Dari mana dan kapan permainan ini bermula sulit diketahui secara pasti, karena permainan tersebut telah dikenal oleh orang Bugis-Makassar secara turun-temurun. Gallak-gallak yang merupakan bahasa Makassar berasal dari kata gallak yang berarti “nama gelar tertentu” yang menunjukkan status sosial seseorang dalam masyarakatnya. Stratifikasi sosial masyarakat Bugis-Makassar pada dasarnya dapat dibedakan menjadi tiga golongan, yakni golongan bangsawan (karaeng), golongan orang biasa (tusamara) dan hamba atau budak (ata). Orang-orang yang secara genealogis masih keturunan raja-raja Bugis-Makassar menempati lapisan atas yang disebut sebagai bangsawan (karaeng). Kemudian, orang-orang yang secara genealogis bukan keturunan raja-raja disebut sebagai orang biasa (tusamara). Sedangkan, orang-orang yang menjadi tawanan karena kalah peran...

avatar
Ressy vemialita
Gambar Entri
Permainan Makbenteng
Permainan Tradisional Permainan Tradisional
Sumatera Selatan

Polewali-Mandar adalah sebuah daerah yang tergabung dalam wilayah Provinsi Sulawesi Selatan, Indonesia. Di masa lalu, di daerah yang terletak di pesisir utara Sulawesi Selatan ini pernah berdiri sebuah kerajaan yang bernama Pitu Baba Binaga. Saharudin (1977), menyebutkan bahwa kerajaan ini ketika berperang dengan kerajaan lainnya selalu mengusung panji-panji (bendera) yang harus dibela mati-matian oleh para jowak-nya (prajuritnya). Tradisi inilah yang kemudian melahirkan suatu permainan yang disebut sebagai makbenteng. Makbenteng itu sendiri adalah bahasa setempat yang merupakan gabungan atas dua kata, yaitu “mak” yang berarti “tiang” dan “benteng” yang berarti “tempat pertahanan”. Dengan demikian, makbenteng dapat diartikan sebagai usaha mempertahankan benteng.   Pada masa lalu, permainan yang intinya adalah mempertahankan benteng ini hanya diselenggakan oleh dan untuk kerajaan. Artinya, hanya para remaja bangsawanlah yan...

avatar
Ressy vemialita
Gambar Entri
Permainan Massaung Manuk
Permainan Tradisional Permainan Tradisional
Sumatera Selatan

Asal Usul Massaung manuk adalah penamaan orang Bugis untuk sebuah permainan yang dalam bahasa Indonesia berarti “sabung ayam”. Massaung manuk dahulu hanya dilakukan para raja dan bangsawan Bugis pada pagi atau sore hari untuk memeriahkan pesta-pesta adat seperti: pelantikan raja, perkawinan, dan panen raya. Konon, permainan ini bermula dari kegemaran para raja yang sering mempertarungkan pemuda-pemuda di seluruh wilayah kerajaannya untuk mencari tubarani-tubarani (pahlawan) kerajaan yang akan dibawa ke medan pertempuran. Jadi, pada waktu itu yang disabung bukanlah ayam melainkan manusia. Namun, lama-kelamaan, mungkin karena semakin jarangnya terjadi peperangan antarkerajaan, pertarungan antarmanusia itu berubah menjadi pertarungan antarayam yang dinamakan massaung manuk.   Pada waktu itu permainan tidak hanya dilakukan di dalam sebuah kerajaan, tetapi juga antarkerajaan yang tujuannya tidak hanya untuk bersenang-senang tetapi juga sebagai ajang adu pre...

avatar
Ressy vemialita
Gambar Entri
Aesan Gede dan Aesan Pasangko
Pakaian Tradisional Pakaian Tradisional
Sumatera Selatan

Aesan Gede dan Aesan Pasangko - Palembang Aesan Gede atau pakaian gede adalah pakaian yang melambangkan kebesaran. Pakaian satu ini merupakan perlambang akan keagungan kerajaan Sriwijaya di masa lampau. Berbalut dengan warna merah jambu yang dipadukan dengan sulaman berwarna keemasan, aesan gede ini mempunyai nilai filosofis bahwa Sumatera memang layak untuk dijuluki sebutan swarnadwipa atau pulau emas. Gemerlap dan juga mewahnya pakaian adat Palembang di dalam gaya aesan gede akan semakin bertambah dengan dipakaikannya beberapa aksesoris. Aksesoris seperti mahkota, kelapo standan, kembang goyang, bungo cempako, baju dodot dan songket bermotif napan perak adalah beberapa pernik yang ada pada dalam aesan gede.  Berbeda halnya dengan aesan gede, aesan pasangko ini dianggap sebagai pakaian adat Palembang Suamtera Selatan yang mencirikan keanggunan. Gaya busana untuk laki-laki dalam aesan asangko ini biasanya berupa penggunaan songket lepus sulam emas, jubah dengan...

avatar
Mas Ardy Wijaya
Gambar Entri
Tari Gending Sriwijaya
Tarian Tarian
Sumatera Selatan

Gending Sriwijaya merupakan salah satu tarian tradisional khas Palembang, Sumatera Selatan. Sebenarnya ini tidak hanya sekedar tarian tetapi juga merupakan sebuah lagu. Melodi lagu Gending Sriwijaya digunakan sebagai pengiring untuk mengiringi tarian Gending Sriwijaya. Sesuai dengan namanya, tarian dan lagu ini menggambarkan kejayaan, keagungan, dan keluhuran kerajaan Sriwijaya yang pernah mengalami kejayaan selama bertahun-tahun dan berhasil mempersatukan wilayah Barat Nusantara Tarian ini biasanya ditampilkan secara khusus sebagai tarian untuk menyambut tamu-tamu kehormatan seperti Duta Besar, Presiden, dan tamu-tamu agung yang lain. Sekilas, tarian ini mirip dengan Tari Tanggai. Bedanya terletak pada perlengkapan busana penari dan jumlah penarinya. Dalam sebuah pementasan, penari Gending Sriwijaya total berjumlah 13 orang. Dari 13 orang tersebut terdapat satu orang sebagai penari utama. Penari ini membawa tepak, kapur, dan sirih. Sisanya 6 orang sebagai penari pendamping, dua or...

avatar
Bagusf
Gambar Entri
Tari Seluang Mudik
Tarian Tarian
Sumatera Selatan

Tari Seluang Mudik adalah salah satu tarian tradisional yang berasal dari Kabupaten Banyuasin, Sumatera Selatan. Tarian ini merupakan tari kreasi yang menceritakan tentang tingkah laku dan juga gerak-gerik ikan seluang di musim seluang mudik. Ikan Seluang atau nama latinnya Rasbora Argrytaenia merupakan jenis ikan air tawar yang banyak hidup di rawa-rawa dan juga banyak berkembang biak di negara Asia Tenggara, salah satunya di Indonesia. Di Indonesia, ikan yang kerap diolah dan dimanfaatkan menjadi lauk-pauk ini banyak ditemukan di wilayah rawa Provinsi Sumatera Selatan. Selain dapat dikonsumsi, ikan seluang ini juga mempunyai kebiasaan unik, yakni selalu berkumpul dan juga berpindah tempat secara bergerombol serta bersamaan. Pada musim seluang mudik, ikan seluang ini akan beriringan, berkumpul, dan juga berpencar untuk kemudian berkumpul kembali. Fenomena unik pada ikan seluang mudik inilah yang kerap dijumpai setiap tahun di rawa atau danau di Provinsi Sumatera Selatan. Ba...

avatar
Novan
Gambar Entri
Monpera
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Sumatera Selatan

Pasca proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia, berbagai wilayah di Indonesia masih mengalami pergolakan didalam serangan agresi militer Belanda II. Seperti yang terjadi di Kota Palembang pada Desember 1946, Belanda yang melanggar garis demarkasi menyulut sebuah pertempuran. Karena terdesak perlawanan para pejuang nasionalis, mereka kemudian meminta bantuan, yang pada akhirnya membuat tersudut para pejuang nasionalis. Pada Januari 1947, Belanda makin gencar menghancurkan Kota Palembang dengan cara mengerahkan tank dan artileri. Para penjajah Belanda juga menembaki para pejuang nasionalis dari kapal perang dan boat, menjatuhkan bom dan granat. Pertempuran tersebut terjadi hampir di seluruh wilayah Kota Palembang selama 5 hari 5 malam dan menghancurkan sebagian Kota Palembang ini. Untuk memperingati peristiwa tersebut, maka para sesepuh pejuang kemerdekaan RI wilayah Provinsi Sumatera Selatan yang tergabung didalam Legiun Veteran Sumatera Selatan berinisiatif untuk membangun...

avatar
Novan
Gambar Entri
Gelumpai
Naskah Kuno dan Prasasti Naskah Kuno dan Prasasti
Sumatera Selatan

Bahasa menunjukkan bangsa, begitu sekiranya ungkapan yang tepat untuk menggambarkan sebuah kekayaan aksara yang dimiliki oleh masyarakat Sumatera Selatan. Hal tersebut dapat dibuktikan dengan ditemukannya banyak peninggalan sejarah yang berupa naskah kuno dan aksara yang berasal dari zaman Kerajaan Sriwijaya. Di Kota Palembang misalnya, banyak ditemukan naskah kuno yang beranekaragam, baik itu dilihat dari jenisnya, bentuk aksara yang digunakan, sampai media yang digunakan untuk menuliskan naskah tersebut. Aksara yang digunakan pun beranekaragam, seperti aksara Jawi, Jawa, Arab, serta Ulu (Ka Ga Nga). Sedangkan jika dilihat dari media yang digunakan, pada naskah kuno Palembang banyak ditulis pada media kulit daun pohon halim dan bambu. Isi naskah tersebut menceritakan banyak hal, seperti halnya tentang sejarah, matera-matera, cerita wayang, doa-doa, sampai pelajaran agama Islam. Sebagian naskah kuno Palembang dari masa lampau tersebut saat ini banyak tersimpan di museum-...

avatar
Novan