Prasasti Kabantenan di Bekasi : Pendidikan, Kenegarawanan dan Leadership Janganlah kita lupakan demi tujuan kita, bahwa para pemimpin berasal dari rakyat dan bukan berada di atas rakyat. [Bung Karno dalam Penyambung Lidah Rakyat, hlm. 69] Melanjutkan tulisan ‘Gemah Ripah loh Jinawi’ : Kemakmuran Negara diukur dari jumlah penduduknya yang banyak. Merupakan tantangan berat Tata Kelola perkotaan yang harus sudah sangat mumpuni, agar kota tersebut tidak berujung menjadi Kota ‘Tryanopolis’, yaitu kota yang banyak gejolak dan serba kekurangan sandang dan pangan. Atau bahkan ‘Nekropolis’, kota yang menuju kehancuran karena terjadi peperangan. Ternyata orang-orang tua Sunda seribuan tahun silam telah mengantisipasi itu dengan mengeluarkan perundang-undangan dan hukum ketat yang mengatur manusia dengan lingkungannya. Diantaranya saja begitu ketatnya aturan RTRW (Rencana Tata Ruang dan Wilayah), dengan tujuan melestarikan su...
Soal daya tarik ritual keagamaan dan adat, sebenarnya selain Bali setiap daerah di Indonesia juga memiliki ritual adat dan budaya yang sangat menarik, seperti Bali yang memiliki ritual kelahiran dan kematian, daerah lainpun begitu, Gayo suku saya misalnya. Seperti Bali yang punya ritual khusus saat pemberian nama Bayi yang dinamakan upacara ‘telu bulanan’ , kamipun di Gayo memiliki ritual semacam itu, ‘Turun Mani’ namanya, seperti di Bali, di kampung sayapun bayi dipercaya lemah dan rawan terserang roh jahat saat baru lahir, karena itu sebelum si Bayi dianggap cukup kuat Bayi dilarang untuk dibawa keluar rumah. Dulu saat saya masih kecil kepercayaan seperti ini masih hidup di Gayo. Ritual ‘turun mani’ seperti yang saya sebutkan sering saya saksikan di kampung saya di Isaq. Bedanya jika di Bali bayi baru boleh keluar rumah saat sudah berumur 105 hari, maka di tempat saya cukup 7 hari saja. Seperti ritual ‘telu bulanan&rsqu...
Monumen Palagan AmbarawaTempat wisata sejarah di di Indonesia yang pertama terdapat di kawasan Ambarawa. Sebagai salah satu bagian dari tempat wisata di Ambarawa, keberadaan dari monumen ini memang memiliki arti tersendiri. Pendirian monumen ini merupakan upaya untuk mengenang salah satu pertempuran yang sangat penting pada masa perebutan kemerdekaan. Monumen ini sendiri dibangun untuk mengenang sejarah pertempuran di Ambarawa para tanggal 12 Desember – 15 Desember 1945. Dalam pertempuran tersebut TKR atau Tentara Keamanan Rakyat yang dipimpin oleh Jendral Soedirman berhasil menghancurkan tentara sekutu. Maka dari itu untuk mengenang pertempuran tersebut setiap tanggal 15 Desember selalu diperingati sebagai hari Infanteri. Monumen ini sendiri secara resmi dibangun pada 1973, dan di resmikan oleh Presiden Soeharto pada 15 Desember 1974. Jika kalian berkunjung ke lokasi ini maka kalian akan bisa melihat beberapa peninggalan peperangan pada saat itu. Ada beb...
Destinasi wisata sejarah di Surabaya yang tak boleh dilewatkan begitu saja. Tempat wisata yang satu ini bisa dikatakan merupakan perlambang dan kebanggaan masyarakat Surabaya. Keberadaan tugu ini sendiri semakin menjadi bukti bahwa Surabaya memang sebuah Kota Pahlawan. Tugu pahlawan ini sendiri dibangun sebagai peringatan untuk mengenang jasa para pejuang yang gugur pada Pertempuran 10 November 1945. Pertempuran tersebut merupakan pertempuran pertama Bangsa Indonesia melawan tentara asing setelah proklamasi kemerdekaan. Selain itu bisa dikatakan bahwa pertempuran di Surabaya ini merupakan salah satu pertempuran terberat dalam sejarah Indonesia. Banyak faktor yang membuat pertempuran ini menjadi sebuah pertempuran yang sangat melegenda di Indonesia. Maka bukan hal yang aneh jika kawasan ini menjadi salah satu destinasi wisata sejarah di Indonesia yang cukup penting. umber :https://tempatwisataunik.com/wisata-indonesia/wisata-sejarah-di-indonesia
Taman Makam Pahlawan Nasional Utama Kalibata atau TMPN Utama Kalibata adalah nama sebuah pekuburan yang berlokasi di wilayah Kalibata, Jakarta Selatan, dan dikhususkan bagi mereka yang telah berjasa kepada negara kesatuan Republik Indonesia, termasuk para pahlawan nasional, anggota militer, dan pejabat tinggi negara. Lebih dari 7.000 orang korban militer dan veteran dari Perang Kemerdekaan Indonesia dikuburkan di sini. Veteran Tentara Kekaisaran Jepang yang tinggal di Indonesia setelah Perang Dunia II atas kehendak bebas mereka sendiri dan berjuang untuk kemerdekaan Indonesia juga dikuburkan di sini TMP Kalibata selain banyak diziarahi anggota keluarga para pahlawan dan masyarakat Indonesia, juga banyak diziarahi oleh masyarakat Jepang. Dalam Perang Kemerdekaan Indonesia, sukarelawan Jepang yang tinggal untuk berjuang melawan tentara Blok Sekutu dan Tentara Kerajaan Belanda berjumlah hingga 3.000 orang. 1.000 orang di antaranya meninggal, 1000 orang kembali Jepang setelah ke...
Di sana Sukarno-Hatta yang kemudian menjadi proklamator kemerdekaan Indonesia, singgah di sebuah rumah milik Djiauw Kie Siong, salah seorang dari pasukan Pembela Tanah Air (Peta). BBC Indonesia mengunjungi rumah yang menjadi saksi sejarah proklamasi kemerdekaan Indonesia. Di rumah Djiauw Kie Siong yang semula berada di pinggiran Sungai Citarum dipindahkan di lokasi yang berjarak sekitar 150 meter dari tempat asli di Kampung Bojong, Rengasdengklok, pada 1957. Menurut cucu Kie Siong, Djiauw Kim Moy, bangunan rumah dan bagian ruang tamu masih asli termasuk juga lantai ubin berwarna terakota yang biasa digunakan untuk rumah keturunan Tionghoa. Dua kamar yang sempat digunakan Sukarno dan Hatta juga masih dipertahankan bentuk aslinya. Bahkan ranjang tua dari kayu jati pun masih ada di kamar yang sempat digunakan Bung Hatta untuk beristirahat. "Ini ranjang masih asli, tetapi di kamar Bung Karno bukan, karena yang asli telah dibawa ke museum di Bandung," jelas Kim M...
sumber : (https://pesonacagarbudayasurabaya.wordpress.com) Gedung Hallo Surabaya ini dahulu dikenal sebagai RS Mardi Santosa, pendiriannya diprakasai oleh Dr. Van Hoogstraten pada november 1951. Pada masa belanda RS. Mardi Santosa beberapa kali berpindah tempat karena alasan ekonomi. Pasca kemerdekaan RS Mardi Santosa berubah nama menjadi RS Griya Husada. sumber :https://pesonacagarbudayasurabaya.wordpress.com/2013/10/06/gedung-hallo-surabaya/
sumber : (http://panduanwisata.id/files/2013/02/gedung-internatio4.jpg) Gedung Internatio atau Internationale Crediten Handelvereeniging, adalah salah satu bangunan peninggalan sejarah pada masa penjajahan Belanda yang ada di Surabaya. Awalnya Gedung Internatio atau Internationale Crediten Handelvereeniging adalah sebuah perusahaan yang artinya kira-kira Asosiasi Komersial dan kredit Internasional “Rotterdam”. Ya, di gedung inilah dulu menjadi salah satu, tempat pengelolaan perdagangan di masa penjajahan Belanda. Sekedar tahu, perusahaan Internatio merupakan perusahaan yang berdiri sejak 1863 sampai 1970. Perusahaan tersebut dibentuk oleh produsen kapas di Twente dan bergerak di bidang pembiayaan perdagangan. Gedung Internatio terletak di sudut jalan Heerenstraat dan Willemsplein, yang sekarang disebut jalan Jayengrono, Surabaya. Tepatnya berada di dekat Jembatan Merah Plaza dan Stasiun Jembatan Merah. Daerah ini dianggap sebagai daerah yang sib...
Sumber ( http://3.bp.blogspot.com) Husein Sastranegara adalah salah seorang di antara tokoh-tokoh yang ikut serta mengabdikan dirinya dalam pembinaan perjuangan bersenjata pada masa-masa revolusi fisik, khususmya dibidang pertahanan udara. Disayangkan bahwa semangat pengabdian dan kesediaan berkorban sebagai patriot Tanah Air tidak bisa dilaksanakan lebih lama. Almarhum hanya dapat menyumbangkan tenaganya bagi perjuangan kemerdekaan Indonesia dalam waktu setahun lebih sedikit dan hanya dalam waktu lima bulan saja setelah Angkatan Udara RI resmi didirkan. Meskipun kesempatan untuk berbakti kepada tanah air yang dcintainya begitu pendek, tidaklah menghilangkan sama sekali nilai-nilai jasa perjuangannya, terutama dalam masa-masa berkecamuknya perjuangan fisik mati-matian menghadapi agres Belanda. Semasa hidupnya Husein Sastranegara telah memberikan teladan yang tak ternilai kepada generasi penerus, baik dibidang kejuangan, kemauan yang keras dalam menggapai cta-cita, ma...