Tari wayang mulai dikenal masyarakat pada masa kesultanan Cirebon pada abad ke-16 oleh Syekh Syarif Hidayatullah, yang kemudian disebarkan oleh seniman keliling yang datang ke daerah Sumedang, Garut, Bogor, Bandung dan Tasikmalaya. Disebut tari wayang karena para penari mengenakan kostum dan melakukan gerak tari yang menggambarkan tokoh / karakter wayang yang dikenal masyarakat di Jawa Barat. Pada awalnya tari wayang ini dimainkan pada saat pertunjukan wayang orang, namun pada perkembangannya kemudian tari wayang menjadi satu pertunjukan seni terse Tari Wayang dapat dimainkan secara tunggal, berpasangan maupun masal. Sedangkan karakter yang dimainkan oleh pemain terdiri dari beragam karakter pria dan wanita. Karakter tari wanita terdiri dari Putri Lungguh untuk tokoh Subadra dan Arimbi serta ladak untuk tokoh Srikandi. Sedangkan karakter tari pria terdiri dari : Satria Lungguh untuk tokoh Arjuna, Abimanyu, dan Arjuna Sastrabahu. Satria Ladak Lungguh untuk tokoh Arayan...
Tari Keurseus merupakan tarian tradisional Jawa Barat yang disusun oleh R. Sambas Wirakoesoemah , lurah Rancaekek (Bandung) tahun 1915-1920 dan 1926-1935. Beliau adalah putra Nyi Raden Ratnamirah dan Raden Mintapradjakoesoemah, wedana Tanjungsari, Sumedang. Pada awalnya dikenal tari tayub/tayuban yaitu tarian yang dilakukan oleh para menak (pejabat). Pada tahun 1905-1913, Wirakoesoemah belajar tari kepada Uwanya, Rd. Hj. Koesoemaningroem, penari di Kabupaten Sumedang dan ia juga belajar pada Sentana (Wentar), pengamen Topeng dari Palimanan, Cirebon tahun 1914. Dari bekal belajar tari itu, kemudian ia menyusun dan merapikan tari Tayub yang pada masanya sering dilakukan oleh para penari yang sudah dipengaruhi oleh minuman keras dan menari tanpa ada gerakan dasar. Dengan tujuan untuk menata budi para menak maka R.Sambas Wirakoesoemah mendirikan perguruan tari. Perguruan tarinya diberi nama Wirahmasari yang didirikan tahun 1920 di Rancaekek dengan murid-muridnya yang kebany...
Teppik pengkalan mandi Tinggaldo indai kanca Halokwi antak sinji Negham bandung pujama Induh kapan masani Gham dapok muloh tungga Kintu wat salah dighi Mahaf keti sai dija Reff. Mangkung tantu kapan masani Gham dapok muloh tungga Sangun sedih, kik tipubiti Pulipang jak pujama 2x Luhotku dipuaghi Sunyinni sai wat dija Kintu telibak dudi Singgah di gham dang lupa
Pia ini memang mempunyai cap Mangkok sehingga terkenal dengan sebutan Pia Mangkok. Pia Mangkok merupakan salah satu oleh-oleh khas Malang. Makanan ini tidak hanya digemari sebagai pnganan oleh-oleh, namun warga Malang sendiri juga banyak yang menggemarinya. Hal ini karena keistimewaan teksturnya yang empuk dan punya ciri khas rasa dari daerah Malang. Pia ini mempunyai tekstur kulit kering serta renyah yang menjadi pembeda dari pia kebanyakan. Pia dari Malang berbeda dengan pia dari Yogyakarta atau Bandung. Pia di Malang mempunyai tekstur empuk yang begitu khas. Bahkan menurut pengakuan sebagian orang, pia khas Malang memiliki tekstur kulit yang lebih kering dan renyah. Meski demikian, saat digigit Pia Mangkok akan memberikan sensasi lembut di mulut. Bakpia , jika mendengar kata dari hidangan ini maka seketika kita akan berfikir tentang oleh-oleh khas kota Jogjakarta, Jawa Tengah . Namun jika kalian beranjak dari Jawa tengah menuju JAwa Timur dan sing...
Batik adalah salah satu budaya tradisional di Indonesia yang diakui oleh UNESCO sehingga pada tanggal 2 oktober diperingati sebagai hari batik. Pada kampus Institut Teknologi Bandung, setiap tanggal 2 oktober diwajibkan untuk memakai batik.akan tetapi tahukah kalian dari sekian banyak batik yang kalian kenal hanya ada tiga tipe batik. apa saja kah itu? TIPE 1 Batik Keraton. Pada awalnya batik hanya dipakai oleh kalangan para bangsawan dan kerajaan. zaman dahulu batik bersifat ekslusif. hanya orang-orang tertentu yang dapat memaikainya. zaman dahulu pula, setiap tingkatan raja, selir dan putra mahkota juga memiliki batik sendiri. contoh motif batik keraton ialah motif parang dan kawung. motif batik zaman dahulu juga mengandung nilai-nilai tertentu. seperti batik parang hanya boleh dipakai saat perang dan tidak boleh dipakai saat acara pernikahan karena mengandung arti yang berbeda saat situasi yang berbeda. TIPE 2 Batik Pesisir...
"TOTOPONG / IKET" Totopong (ikat kepala) mulai dikenal sekitar tahun 1450 Masehi atau pada masa Kerajaan Pajajaran. Awalnya, totopong dikenakan untuk melindungi kepala dari panas terik dan sebagai identitas diri.Pada masa perang kemerdekaan, totopong digunakan sebagai identitas para pejuang. Pada era itu pula, totopong menjadi simbol perlawanan terhadap penjajahan. Totopong juga menjadi simbol pemersatu dan pengobar semangat orang Sunda kala itu. Totopong merupakan ikat kepala terbuat dari kain polos atau kain batik. Ukuran kain pada umumnyasekitar 1 m2. Khusus totopong, memiliki ukuran setengah meter dan bentuk kain terbelah tengah secara diagonal atau sering dise-but setengah iket. Totopong biasanya memiliki motif batik khusus, misalnya batik kangkung, kumeli, sida mukti, kawung ece, seumat sahurun, gjringsing, manyingnyong, katuncar mawur, kalangkang ayakan, dan porod, eurih. Sebagaimasyarakat agraris, para leluhur Sunda memanfaatkan totopong sebagai pelindung dari sengatan matahar...
Menurut legenda yogyakarta , pada zaman dahulu terdapat dua buah kerajaan sama besar yang saling bertetangga, kerajaan Prambanan & kerajaan Pengging. Kerajaan Prambanan dipimpin oleh Raja Boko yang memiliki putri sangat cantik bernama Roro Jonggrang. Sedangkan kerajaan Pengging dipimpin oleh raja Pengging. Raja Pengging terkenal sangat haus kekuasaan. Suatu ketika, Raja Pengging yang terkenal sombong dan haus kekuasaan, memerintahkan pada ksatria perkasa bernama Bandung Bondowoso untuk menyerang kerajaan Prambanan. "Hai Bondowoso, kau pergilah ke kerajaan Prambanan kemudian taklukan kerajaan tersebut agar mau tunduk pada kerajaan kita." kata Raja Pengging pada Bandung Bondowoso. "Baik raja. Hamba akan segera berangkat. Hamba berjanji akan menaklukan kerajaan Prambanan." Bandung Bondowoso menerima perintah raja. Segerasaja pasukan Bandung Bondowoso pergi menyerang kerajaan Prambanan. Dalam waktu singkat mereka berhasil memas...
A. Pendahuluan Produk sastra lisan yang merupakan karya sastra, adalah cerminan angan-angan kolektifnya (Dananjaya: 1991 ), serta dapat dianggap sebagai dokumen sejarah pemikiran, dan filsafat (Wellek, 1966). Dipahami, bahwa karya sastra (khususnya bentuk lisan) dapat menggambarkan keinginan, angan-angan, dan cara berpikir kolektifnya. Hal inilah, yang mendudukannya sebagai dokumen yang sangat penting dalam perkembangan kesusastraan secara khusus, dan kebudayaan bangsa secara umum. Indonesia yang terdiri atas beraneka ragam suku bangsa, sudah tentu kaya pula dengan berbagai cerita rakyat bentuk lisan. Semi (1993), menjelaskan bahwa sastra lisan yang terdapat pada masyarakat suku bangsa di Indonesia telah lama ada, bahkan setelah tradisi tulis berkembang, sastra lisan masih dijumpai. Baik dari segi kualitas maupun dari segi kuantitas, sastra lisan di Indonesia luar biasa kayanya, dan luar biasa ragamnya. Setiap suku sebagai suatu kolektif tertentu...
Bandrek merupakan salah satu minuman tradisional khas masyarakat Sunda, Jawa Barat. Tidak hanya di Sunda, bandrek sudak sangat dikenal diseluruh wilayah Indonesia. Minuman bandrek ini biasa disajikan dikala cuaca dingin ataupun pada malam hari sebagai penghangat tubuh. Bandrek memiliki bahan dasar seperti jahe serta larutan gula merah. Namun didaerah-daerah tertentu ada yang menambahkan variasi rempah-rempah lain seperti serai, merica, susu serta telur ayam kampung kedalam bandrek untuk mendapatkan rasa hangat yang lebih didalam tubuh. Didaerah Bandung sendiri, biasanya para penjual bandrek menambahkan sedikit kelapa muda untuk menambahkan cita rasa didalam bandrek . Pada kesembatan kali ini, saya akan berbagi Resep Barongko khas Makassar untuk anda : Bahan : 1 litter air matang. 250 gram gula merah (sisir halus). 1 batang serai (memarkan)...