Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat merupakan daerah yang paling kaya dengan peninggalan prasasti dari masa Melayu Kuno sekitar abar XIII – XIV M, prasasti – prasasti tersebut sebagian besar berasal dari Raja Adityawarman yang memerintah sekitar awal abad sampi seperempat akhir abad XIV M. Jumlah prasasti yang pernah ditemukan di daerah Tanah Datar sekitar 22 buah, yang tersebar di Kecamatan Pariangan, Kecamatan Rambatan, Kecamatan Tanjung Emas, dan Kecamatan Lima Kaum. Beberapa buah prasasti yang ditemukan di sekitar Bukit Gombak, kecamatan Tanjung Emas telah dikumpulkan dalam suatu tempat yang kemudian disebut dengan Kompleks Prasasti Adityawarman. Prasasti – prasasti yang ada di kompleks ini dikenal dengan nama Prasasti Pagaruyung. Ada delapan buah prasasti yang terdapat di kompleks ini, yaitu Prasasti Pagaruyung I, II, III, IV, V, VI, VII dan VII Kompleks prasasti ini berada dipinggir jalan raya Pagaruyung – Batusangkar, tepatnya di Jorong Gudam...
Alkisah, di sebuah kampung di daerah Sumatra Barat, hiduplah keluarga Pak Buyung. Ia tinggal di sebuah gubuk di pinggir laut bersama istri dan seorang anaknya yang masih kecil bernama Indra. Untuk memenuhi kebutuhan keluarganya, Pak Buyung bersama istrinya mengumpulkan hasil-hasil hutan dan menangkap ikan di laut. Setiap pagi mereka pergi ke hutan di Bukit Junjung Sirih untuk mencari manau, rotan, dan damar untuk dijual ke pasar. Jika musim ikan tiba, mereka pergi ke laut menangkap ikan dengan menggunakan pancing, bubu ataupun jala. Ketika sudah berumur sepuluh tahun, Indra sering membantu kedua orangtuanya ke hutan maupun ke laut. Betapa senang hati Pak Buyung dan istrinya mempunyai anak yang rajin seperti Indra. Namun, ada satu hal yang membuat mereka risau, karena si Indra memiliki suatu keanehan, yaitu selera makannya amatlah berlebihan. Dalam sekali makan, ia dapat menghabiskan nasi setengah bakul dengan lauk beberapa piring. Pada suatu ketika, musim paceklik tiba. Baik...
Pada suatu hari seorang pemuda berburu di hutan. Hari itu dia sudah berjalan jauh, tetapi tidak seekor pun buruan yang didapatnya. Sampai di suatu tempat, dia melihat seekor rusa. Diambilnya anak panah dan dibidikkan ke rusa itu. Anak panah dilepas dari busur dan melesat mengenai tubuh rusa. Tetapi rusa itu tidak mati, malah lari menjauh. Pemuda tersebut mengejar dengan mengikuti jejak rusa tersebut. Sampai jauh dia mengikuti jejak rusa, tetapi rusa tersebut tidak ketemu. Karena kelelahan, si pemuda istirahat di pangkal batang enau. ”Hai sobat, apa yang kau cari?” terdengar sebuah suara. Si pemuda mencari sumber suara itu. Dilihatnya di sekeliling hanya hutan dan belukar. Suara itu terdengar lagi. Si Pemuda kaget, ternyata suara itu berasal dari pohon enau tempat dia beristirahat. Dia pun menjawab pertanyaan pohon enau. ”Saya sedang mengikuti jejak rusa yang saya panah”, jawab si pemuda. “Hai sobat, tak usah lah kamu cari. Rusa i...
Upacara Turun Mandi di Minangkabau dilaksanakan untuk mensyukuri nikmat berupa kelahiran bayi. Tujuan dari tradisi ini adalah untuk memperkenalkan bayi yang baru lahir tersebut kepada masyarakat. Sedangkan bagi sang ibu, upacara Turun Mandi merupakan kesempatan keluar rumah untuk pertama kalinya setelah menjalani pemulihan pasca melahirkan. https://www.orami.co.id/magazine/6-tradisi-merayakan-kelahiran-bayi-yang-hanya-ada-di-indonesia/
Menurut legenda, Ada seorang raja yang berkuasa di Kampung Dalam, Pariaman. Sang Raja memiliki tiga orang anak dari ibu yang berbeda yaitu Sutan Lembak Tuah, Sutan Pangaduan dan Puti Sari Makah. Ibu Sutan Lembak Tuah berasal dari kalangan biasa, ibu Sutan Pangaduan bernama Puti Andam Dewi yang merupakan keturunan bangsawan, sedangkan ibu Puti Sari Makah adalah seorang keturunan Arab. Jadi secara adat, Sutan Pangaduan adalah putra Mahkota yang sah karena ibunya, Puti Andam Dewi, masih keturunan bangsawan. Menurut cerita rakyat Sumatera Barat, Sang Raja memutuskan untuk bersemayam ke Gunung Ledang di saat anak-anaknya masih kecil. Sepeninggal ayahandanya, ibunda Sutan Pangaduan, yaitu Puti Andam Dewi, berusaha dipersunting oleh Rajo Unggeh Layang seorang raja yang berkuasa di negeri Taluak Singalai Tabang Papan. Puti Andam Dewi menolak pinangan Rajo Unggeh Layang. Akibatnya, Rajo Unggeh Layang marah dan menculik Puti Andam Dewi dan membawanya ke sebuah bukit. &...
Batu basurek terletak didesa kubu rajo nagari lima kaum berjarak 4 km dari batu sangkar.Batu basurek ini terletak di bagian atas makam raja Adityawarman.Prasasti batu basurek ini ditulis dengan tulisan jawa kuno berbahasa sanskerta.Batu basurek ini lebarnya 25 cm tingginya 80 cm dengan ketebalan 10 cm dan berat sekitar 50 kg . Batu basurek ini telah berumur 659 tahun.penemuan prasasti ini pertama kali ditulis pada 16 Desember 1880 oleh P.H. Van Hengst, Asisten Residen Tanah Datar. Prof. H Kern, seorang ahli dari Belanda,Ia orang yang pertama kali membahas prasasti dengan tulisan Jawa Kuno berbahasa Sanskerta itu. Pada 1917 dia menerjemahkan isinya adalah: :"Adityawarman maju perkasa, ia penguasa Kanakamedinindra atau Suwarnadwipa (Sumatera atau Tanah Emas). Ayahnya Adwayawarman. Dia keluarga Indra." Adityawarman lahir dari rahim Dara Jingga, putri raja Darmasraya yang terletak di tepi Sungai Batanghari, Jambi. Ayahnya, Adwayawarman tadi, kerabat Keraton Singosari. Tersebut...
Bareh Solok Bareh Solok tanah di dandang Dipagatok ulam pario Bunyi kulek cando badendang Dek ditingkah ehem... si samba lado Urang Sumpu jalan barampek Di Singkarak singgah dahulu Bareh baru makan jo pangeh Indah tampak, ondeh mah, mintuo lalu Bareh Solok bareh tanamo Bareh Solok lamak rasonyo Bareh Solok bareh tanamo Bareh Solok lamak rasonyo Sumber: www.lagu-daerah.com/2015/06/lirik-lagu-daerah-dari-sumatera-barat.html #SBJ
Lama berkelana Tuanku Rajo Tuo menemukan tambatan hati baru di Nagari Guguak, Kubuang Tigo Baleh. Sang istri memiliki wajah yang mirip dengan permaisuri yang telah meninggal. Tuanku Rajo Tuo kemudian diberi tanah dan berdiam di kampung kecil dalam Nagari Guguak yang bernama Sungai Nyalo. Nagari Guguak bertetangga dengan Nagari Padang Duobaleh, yang dipimpin oleh raja lalim (Raja Angek Garang), raja yang berasal dari kalangan penyamun dan menghidupi nagari tersebut dengan hasil samun, judi dan adu ayam. Keberadaan 3 orang anak Tuanku Rajo Tuo dipandang sebagai potensi bahaya yang akan mengganggu kekuasaanya kelak. Maka dirancanglah suatu fitnah dengan mengirimkan wabah penyakit ke Nagari Guguak yang menyebabkan ternak, tanaman dan masyarakat menderita. Obatnya hanya satu, darah dari ketiga anak Tuanku Rajo Tuo. Hasil rapat para basa di Nagari Guguak menyepakati untuk menuruti solusi dukun kroni Raja Angek Garang. Ketiga anak Tuanku Rajo Tuo yaitu Rondok Dindin, Murai Batu dan B...
Tari Tempurung adalah tarian yang menggunakan tempurung sebagai properti tariannya. Tarian tradisional Sumatera Barat ini diperkenalkan oleh Ali Muhammad sekitar tahun 1952. Popularitas tari tempurung berkembang sampai ke Nagari Ayei Dingin Padang Sibusuk tahun 1970 hingga 1980. Perkembangan tersebut menurun pada tahun 1990 sampai sekarang, masyarakat di Kanagarian Batu Manjulur tidak lagi menarikan tarian tersebut. Tari tempurung pada umumnya ditujukan sebagai hiburan dan media komunikasi bagi masyarakat Batu Manjulur. Tari Tempurung menggunakan busana khas Minangkabau berwarna hitam. Kurang minatnya generasi muda untuk mempelajari tari tradisional membuat Tari Tempurung saat ini kurang eksis di masyarakat Kanagarian Batu Manjulur. Sumber: https://ilmuseni.com/seni-pertunjukan/seni-tari/tarian-tradisional-sumatera-barat