Cerita Rakyat
Cerita Rakyat
Cerita Rakyat Sumatera Barat Pariaman
Sutan Pangaduan
- 15 November 2018
Menurut legenda, Ada seorang raja yang berkuasa di Kampung Dalam, Pariaman. Sang Raja memiliki tiga orang anak dari ibu yang berbeda yaitu Sutan Lembak Tuah, Sutan Pangaduan dan Puti Sari Makah. Ibu Sutan Lembak Tuah berasal dari kalangan biasa, ibu Sutan Pangaduan bernama Puti Andam Dewi yang merupakan keturunan bangsawan, sedangkan ibu Puti Sari Makah adalah seorang keturunan Arab. Jadi secara adat, Sutan Pangaduan adalah putra Mahkota yang sah karena ibunya, Puti Andam Dewi, masih keturunan bangsawan.
 
Menurut cerita rakyat Sumatera Barat, Sang Raja memutuskan untuk bersemayam ke Gunung Ledang di saat anak-anaknya masih kecil. Sepeninggal ayahandanya, ibunda Sutan Pangaduan, yaitu Puti Andam Dewi, berusaha dipersunting oleh Rajo Unggeh Layang seorang raja yang berkuasa di negeri Taluak Singalai Tabang Papan. Puti Andam Dewi menolak pinangan Rajo Unggeh Layang. Akibatnya, Rajo Unggeh Layang marah dan menculik Puti Andam Dewi dan membawanya ke sebuah bukit.
 
Sementara itu Sutan Lembak Tuah sebagai anak paling tua, diangkat menjadi raja menggantikan ayahnya, walaupun saat itu usia Sutan Lembak Tuah masih anak-anak. Sifat Sutan Lembak Tuah sendiri cenderung manja dan kekanak-kanakan. Kelak saat berkuasa nanti ia akan bertindak semena-mena terhadap rakyatnya. Meski secara adat Sutan Pangaduan adalah putra mahkota yang sah, namun ibunda Sutan Lembak Tuah sangat berambisi agar puteranya menjadi raja. Ia mencari segala cara agar tujuannya tercapai. Sutan Pangaduan yang masih kecil kemudian dibawa dan diasuh oleh nenek dan kakak sepupunya. Kakak sepupunya itu (dari pihak ibu) adalah seorang pendekar di Kuala Pantai Cermin.
 
Beranjak dewasa di bawah pengasuhan nenek dan kakak sepupunya, Sutan Pangaduan tumbuh menjadi anak tangkas lagi bijaksana. Ia unggul dalam hal ilmu kebatinan, kesaktian dan kebijaksanaan. Saat berusia 10 tahun Sutan Pangaduan didatangi ayahandanya yang bersemayam di Gunung Ledang secara batin. Ayahnya memberi tugas kepada Sutan Pangaduan untuk membebaskan ibunya dari tawanan Rajo Unggeh Layang. Dalam menjalankan tugas ini, ayahnya meminta agar ia bekerjasama dengan kakaknya Sutan Lembak Tuah yang tinggal di istana.
 

Menemui Sutan Lembak Tuah

Maka pergilah Sutan Pangaduan dari Kuala Pantai Cermin ke istana di Kampung Dalam, Pariaman untuk menemui kakaknya Sutan Lembak Tuah. Nenek dan kakak sepupunya membekali Sutan Pangaduan dengan senjata keramat. Di perjalanan, pakaian bangsawan yang dikenakan Sutan Pangaduan menarik hati seorang penipu. Saat Sutan Pangaduan tengah memetik setangkai kembang, si penipu mendekatinya dan membual bahwa bunga tersebut adalah Kembang Bunga Larangan yang terlarang untuk dipetik. Sebagai hukumannya, Sutan harus menukarkan pakaian bangsawannya dengan pakaian compang-camping milik si penipu. Dengan lugunya Sutan Pangaduan menuruti begitu saja permintaan si penipu.
 
Sutan Pangaduan melanjutkan perjalanan ke Kampung Dalam dengan pakaian compang-camping. Akhirnya sampai juga Sutan Pangaduan di istana Kampung Dalam, Pariaman. Sutan Lembak Tuah sangat terkejut melihat seorang anak compang-camping dengan wajah sangat mirip dengan dirinya, datang ke istana. Karena telah lama tidak bertemu sedari kecil, Sutan Lembak Tuah lupa dengan wajah Sutan Pangaduan, saudaranya sendiri. Tetapi ibu Sutan Lembak Tuah sadar bahwa anak kecil di hadapannya adalah Sutan Pangaduan.
 
Merasa Khawatir tahta raja anaknya terancam, ia kemudian menyuruh Sutan Lembak Tuah untuk mengusir Sutan Pangaduan. Akhirnya terjadilah perkelahian antara keduanya. Namun dengan mudah Sutan Pangaduan mengalahkan Sutan Lembak Tuah. Pada saat itulah, Sutan Pangaduan mengucapkan kata kunci yang diajarkan ayahnya saat mendatanginya secara batin. Mendengar kata kunci tersebut, sadarlah Sutan Lembak Tuah bahwa anak di hadapannya adalah saudaranya sendiri. Karena ayahandanya mendatangi Sutan Lembak Tuah secara batin bahwa Sutan Pangaduan akan mendatanginya dengan mengucapkan kata kunci.
 

Tugas dari Ayahanda untuk membebaskan Ibunda

Akhirnya Sutan Lembak Tuah meminta izin kepada ibunya untuk menemani Sutan Pangaduan dalam rangka membebaskan Puti Andam Dewi dari tawanan Rajo Unggeh Layang. Dengan berat hati akhirnya ibunya mengizinkan putranya pergi bersama Sutan Pangaduan untuk memerangi Rajo Unggeh Layang karena itu adalah perintah ayahandanya di Gunung Ledang.
 
Tapi ternyata ibunda Sutan Lembak Tuah diam-diam memiliki rencana jahat ingin meracuni Sutan Pangaduan agar jabatan raja anaknya tidak terganggu. Tapi rencana tersebut terbongkar yang membuatnya mendapatkan hukuman kurungan di istana. Meski merasa sedih dengan kondisi ibundanya, tapi Sutan Lembah Tuah tetap pergi menemani Sutan Pangaduan untuk memerangi Rajo Unggeh Layang.
 

Berperang dengan Rajo Unggeh Layang

Setibanya di bukit tempat Puti Andam Dewi ditawan, kedua pangeran terlibat perkelahian sengit dengan ribuan penjaga bukit itu. Karena jumlah penjaga Rajo Unggeh Layang terlampau banyak, akhirnya kedua kakak beradik ini berhasil diringkus oleh musuh.
 
Ayahanda Sutan Pangaduan mengetahui bahwa kedua putranya dikalahkan oleh Rajo Unggeh Layang. Akhirnya ia mendatangai putrinya yaitu Puti Sari Makah secara batin dan memberitahunya agar membantu kedua saudaranya.
 
Puti Sari Makah segera meminta bantuan kepada kakak sepupu Sutan Pangaduan dan Sutan Lembak Tuah dari ayahandanya kakak sepupu sultan dari Puti Andam Dewi. Pergilah mereka bertiga ke bukit tempat Puti Andam Dewi ditawan. Ketiganya adalah pendekar wanita yang sangat sakti. Putri Sari Makah memiliki kemampuan untuk mengendalikan air sedangkan kedua sepupu Sutan Pangaduan masing-masing memiliki kemampuan untuk mengendalikan angin dan suara.
 
Dengan perpaduan keahlian masing-masing, mereka berhasil menciptakan badai yang menaikkan air laut sampai ke atas bukit sehingga menyapu para pengawal Rajo Unggeh. Akhirnya mereka bertiga membebaskan Puti Andam Dewi dan kedua saudaranya Sutan Pangaduan dan Sutan Lembak Tuah dengan mudah.
 

Ditipu Gadis Kecil

Adalah seorang gadis kecil menghipnotis Sutan Pangaduan. Si gadis kecil meminta Sutan agar membawa dirinya serta dengan alasan takut hanyut terbawa badai. Kedua kakak Sutan melarangnya untuk membawa gadis kecil tersebut karena mereka mengetahui bahwa gadis kecil tersebut adalah adik Rajo Unggeh Layang. Namun Sutan Pangaduan tidak mendengarkan nasehat kedua kakaknya dengan tetap membawa serta si gadis kecil.
 
Karena telah berhasil menyelamatkan Puti Andam Dewi, akhirnya mereka berpisah. Sutan Pangaduan, kakak sepupunya dan ibunya, kembali ke Kampung Dalam. Sutan Lembak Tuah kembali ke kerajaan Kampung Dalam, Pariaman. Sementara Puti Sari Makah kembali ke Makkah.
 
Singkat cerita, Sutan Pangaduan telah beranjak dewasa dan menikah dengan putri raja negeri tetangga. Sutan kemudian diangkat menjadi raja di negeri tersebut. Tanpa disadarinya, gadis kecil yang ia selamatkan, ternyata selama ini telah meracuninya sedikit demi sedikit sehingga kesaktiannya perlahan berkurang. Atas tipu muslihat si gadis kecil itu pula, Puti Andam Dewi kembali diculik oleh Rajo Unggeh Layang.
 

Puti Andam Dewi kembali Diculik

Dengan tingkat kesaktian yang telah berkurang dan kondisi istrinya yang tengah hamil, Sutan Pangaduan terpaksa meninggalkan istrinya dan kerajaan demi menyelamatkan ibunya. Istri Sutan merelakan kepergian suaminya demi menyelamatkan ibu mertuanya.
 
Maka pergilah Sutan Pangaduan dengan kakaknya Sutan Lembak Tuah menuju negeri Taluak Singalai Tabang Papan. Namun karena kesaktian Sutan Pangaduan telah berkurang, maka kedua kakak beradik tersebut dapat dengan mudah dilumpuhkan musuh. Keduanya akhirnya ditawan dengan dirantai oleh musuh.
 
Dengan sisa-sisa kesaktian yang dimiliki, pada suatu malam bulan purnama yang terang, Sutan Pangaduan menghentakkan kakinya untuk memutus rantai yang mengikatnya. Walau rantai pengikat tidak berhasil terputus, namun suara hentakan kaki tersebut menggelegar bagaikan petir dan terdengar sampai kejauhan. Goncangan tersebut adalah pertanda bahwa anak Sutan Pangaduan telah lahir ke dunia. Kelak anak Sutan Pangaduan akan menuntut balas untuk membebaskan ayah dan neneknya.
 
 
 
Referensi: 
  1. http://groups.yahoo.com/group/RantauNet/message/98177
  2. Carita Sato (https://caritasato.blogspot.com/2018/10/sutan-pangaduan.html)

Diskusi

Silahkan masuk untuk berdiskusi.

Daftar Diskusi

Rekomendasi Entri

Gambar Entri
Tradisi MAKA
Seni Pertunjukan Seni Pertunjukan
Nusa Tenggara Barat

MAKA merupakan salah satu tradisi sakral dalam budaya Bima. Tradisi ini berupa ikrar kesetiaan kepada raja/sultan atau pemimpin, sebagai wujud bahwa ia bersumpah akan melindungi, mengharumkan dan menjaga kehormatan Dou Labo Dana Mbojo (bangsa dan tanah air). Gerakan utamanya adalah mengacungkan keris yang terhunus ke udara sambil mengucapkan sumpah kesetiaan. Berikut adalah teks inti sumpah prajurit Bima: "Tas Rumae… Wadu si ma tapa, wadu di mambi’a. Sura wa’ura londo parenta Sara." "Yang mulia tuanku...Jika batu yang menghadang, batu yang akan pecah, jika perintah pemerintah (atasan) telah dikeluarkan (diturunkan)." Tradisi MAKA dalam Budaya Bima dilakukan dalam dua momen: Saat seorang anak laki-laki selesai menjalani upacara Compo Sampari (ritual upacara kedewasaan anak laki-laki Bima), sebagai simbol bahwa ia siap membela tanah air di berbagai bidang yang digelutinya. Seharusnya dilakukan sendiri oleh si anak, namun tingkat kedewasaan anak zaman dulu dan...

avatar
Aji_permana
Gambar Entri
Wisma Muhammadiyah Ngloji
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Wisma Muhammadiyah Ngloji adalah sebuah bangunan milik organisasi Muhammadiyah yang terletak di Desa Sendangagung, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Wisma ini menjadi pusat aktivitas warga Muhammadiyah di kawasan barat Sleman. Keberadaannya mencerminkan peran aktif Muhammadiyah dalam pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan dakwah dan pendidikan berbasis lokal.

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
SMP Negeri 1 Berbah
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

SMP Negeri 1 Berbah terletak di Tanjung Tirto, Kelurahan Kalitirto, Kecamatan Berbah, Sleman. Gedung ini awalnya merupakan rumah dinas Administratuur Pabrik Gula Tanjung Tirto yang dibangun pada tahun 1923. Selama pendudukan Jepang, bangunan ini digunakan sebagai rumah dinas mandor tebu. Setelah Indonesia merdeka, bangunan tersebut sempat kosong dan dikuasai oleh pasukan TNI pada Serangan Umum 1 Maret 1949, tanpa ada yang menempatinya hingga tahun 1951. Sejak tahun 1951, bangunan ini digunakan untuk kegiatan sekolah, dimulai sebagai Sekolah Teknik Negeri Kalasan (STNK) dari tahun 1951 hingga 1952, kemudian berfungsi sebagai STN Kalasan dari tahun 1952 hingga 1969, sebelum akhirnya menjadi SMP Negeri 1 Berbah hingga sekarang. Bangunan SMP N I Berbah menghadap ke arah selatan dan terdiri dari dua bagian utama. Bagian depan bangunan asli, yang sekarang dijadikan kantor, memiliki denah segi enam, sementara bagian belakangnya berbentuk persegi panjang dengan atap limasan. Bangunan asli dib...

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
Pabrik Gula Randugunting
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Pabrik Gula Randugunting menyisakan jejak kejayaan berupa klinik kesehatan. Eks klinik Pabrik Gula Randugunting ini bahkan telah ditetapkan sebagai cagar budaya di Kabupaten Sleman melalui SK Bupati Nomor Nomor 79.21/Kep.KDH/A/2021 tentang Status Cagar Budaya Kabupaten Sleman Tahun 2021 Tahap XXI. Berlokasi di Jalan Tamanmartani-Manisrenggo, Kalurahan Tamanmartani, Kapanewon Kalasan, Kabupaten Sleman, pabrik ini didirikan oleh K. A. Erven Klaring pada tahun 1870. Pabrik Gula Randugunting berawal dari perkebunan tanaman nila (indigo), namun, pada akhir abad ke-19, harga indigo jatuh karena kalah dengan pewarna kain sintesis. Hal ini menyebabkan perkebunan Randugunting beralih menjadi perkebunan tebu dan menjadi pabrik gula. Tahun 1900, Koloniale Bank mengambil alih aset pabrik dari pemilik sebelumnya yang gagal membayar hutang kepada Koloniale Bank. Abad ke-20, kemunculan klinik atau rumah sakit di lingkungan pabrik gula menjadi fenomena baru dalam sejarah perkembangan rumah sakit...

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
Kompleks Panti Asih Pakem
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Kompleks Panti Asih Pakem yang terletak di Padukuhan Panggeran, Desa Hargobinangun, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, merupakan kompleks bangunan bersejarah yang dulunya berfungsi sebagai sanatorium. Sanatorium adalah fasilitas kesehatan khusus untuk mengkarantina penderita penyakit paru-paru. Saat ini, kompleks ini dalam kondisi utuh namun kurang terawat dan terkesan terbengkalai. Beberapa bagian bangunan mulai berlumut, meskipun terdapat penambahan teras di bagian depan. Kompleks Panti Asih terdiri dari beberapa komponen bangunan, antara lain: Bangunan Administrasi Paviliun A Paviliun B Paviliun C Ruang Isolasi Bekas rumah dinas dokter Binatu dan dapur Gereja

avatar
Bernadetta Alice Caroline