Katofino Kapaea merupakan olahan pepaya muda khas desa Lokarinta, Kecamatan Lohia, Kabupaten Muna, Sulawesi Tenggara. Olahan pepaya muda ini sering disantap bersama sambal terasi. Pengolahanya sangat mudah, pepaya muda yang berukuran kecil di belah dua beserta bijinya direbus menggunakan bumbu khas Muna http://news.baca.co.id/11736405?origin=relative&pageId=a1926a4c-d408-48e6-aa4c-d9fb79d2b9ce&PageIndex=1#list
Katofino Kapaea merupakan olahan pepaya muda khas desa Lokarinta, Kecamatan Lohia, Kabupaten Muna, Sulawesi Tenggara. Olahan pepaya muda ini sering disantap bersama sambal terasi. Pengolahanya sangat mudah, pepaya muda yang berukuran kecil di belah dua beserta bijinya direbus menggunakan bumbu khas Muna http://news.baca.co.id/11736405?origin=relative&pageId=a1926a4c-d408-48e6-aa4c-d9fb79d2b9ce&PageIndex=1#list
Suku bangsa Muna yang mendiami wilayah Sulawesi Tenggara memiliki salah satu tradisi yang masih bertahan sampai sekarang adalah tradisi lisan kantola yang menjadi kekayaan budaya di Indonesia yang perlu dilestarikan. Keberadaan penutur kantola (pokantolano) saat ini umumnya sudah berusia lanjut, namun demikian mereka masih fasih melantunkan syair-syair kantola. Sebagai produk lokal masyarakat Muna, kantola merupakan prosa liris yang dimainkan dengan cara berbalas pantun antara kelompok laki-laki dan kelompok perempuan. Syair-syair yang didendangkan digubah pada saat bermain kantola. Syair-syair digubah secara spontan pada saat bermain dan merupakan ekspresi perasaan dari masing-masing pemain. Pada awalnya kantola digelar pada malam hari di musim kemarau setelah panen ubi kayu dan ubi jalar. Perkembangan selanjutnya permainan kantola digelar ketika ada peristiwa penting yang bertajuk suka cita seperti perkawinan, katoba, karia , perayaan hari kemerdekaan Indonesia,...
Ritual Kaago-Ago merupakan ritual yang dilakukan ketika akan memasuki musim tanam. Para petani yang akan mengolah lahannya terlebih dahulu melakukan berbagai persiapan sebelum dilakukan ritual Kaago-Ago. Pelaksanaan ritual Kaago-Ago yang akan dilakukan terbagi dalam dua tahap, yaitu tahap persiapan dan tahap pelaksanaan. Tahap persiapan melengkapi keperluan ritual dan orang-orang yang terlibat didalamnya. Sedangkan tahap pelaksaan merupakan tahap dilakukannya ritual Kaago-Ago tersebut. Ritual Kaago-Ago adalah ritual yang diadakan sebelum pergantian musim, dari musim timur ke musim barat atau sebaliknya, dari musim barat ke musim timur, untuk mencegah penyakit pada manusia, dalam wujud melakukan hubungan pertalian dengan kekuatan tertentu yang bukan manusia, tetapi jin dan setan, agar mereka tidak mengganggu manusia. Ritual Kaago-Ago atau ritual pencegahan penyakit dilakukan karena pada saat pergantian musim, umat manusia merasa tidak nyaman, tertekan, panik, dan lain sebagainya. Rit...
Tradisi kasambu merupakan salah satu tradisi dalam siklus hidup yang sarat dengan muatan nilai-nilai penting dalam kehidupan. Hal ini untuk mencegah pandangan negatif masyarakat lain tentang proses kehamilan seorang perempuan. Bagi masyarakat suku Muna tradisional, tradisi kasambu melegitimasi bahwa anak yang dikandung seorang perempuan merupakan hasil dari perkawinan yang sah. Tradisi kasambu dipimpin oleh seorang sando. Sando adalah seseorang yang mengetahui seluk-beluk tradisi kasambu dan tuturan-tuturan berupa mantra yang merupakan syarat sah kegiatan kasambu. Kurangnya minat generasi muda suku Muna untuk mempelajari mantra- mantra tersebut menjadi motivasi penting bagi penulis untuk melakukan penelitian guna melestarikan salah satu warisan tradisi lisan berupa mantra-mantra dalam kegiatan tradisi kasambu. Selain sebagai salah satu bentuk pelestarian tradisi kasambu, penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap dunia pendidikan dan pembelajaran, terutama perke...
Suku Moronene adalah salah satu dari empat suku besar (suku Tolaki, Buton, Muna) di Sulawesi Tenggara. Menurut antropolog Universitas Haluoleo, Kendari, Sarlan Adi Jaya, Moronene adalah suku asli pertama yang mendiami wilayah itu. Namun, pamornya kalah dibanding suku Tolaki karena pada abad ke-18 kerajaan suku Moronene-luas wilayahnya hampir 3.400 kilometer persegi-kalah dari kerajaan suku Tolaki. Kata "moro" dalam bahasa setempat berarti serupa, sedangkan "nene" artinya pohon resam, sejenis paku yang biasanya hidup mengelompok. Kulit batangnya bisa dijadikan tali, sedangkan daunnya adalah pembungkus kue lemper. Resam hidup subur di daerah lembah atau pinggiran sungai yang mengandung banyak air. Sebagai petani, peramu, dan pemburu, suku Moronene memang hidup di kawasan sumber air. Mereka tergolong suku bangsa dari rumpun Melayu Tua yang datang dari Hindia Belakang pada zaman prasejarah atau zaman batu muda, kira-kira 2.000...
Kerajaan (Moronene) Rumbia adalah kerajaan Suku Moronene; terletak di Sulawesi, Kab. Bombana, prov. Sulawesi Tenggara. Raja bergelar Mokole. Raja sekarang: Alfian Pimpie, Mokole Moronene Rumbia ke-VII Beliau dilantik sebagai Mokole Moronene ke-VII, pada tanggal 1 mei 2012: http://bombanakab.go.id/?p=1430 Kerajaan Rumbia adalah pecahan dari Kerajaan Bombana. Kerajaan Bombana memiliki ikatan sejarah dan kebudayaan dengan Kerajaan Luwu. Raja (Mokole) Bombana Ke-I, Mokole Dendeangi adalah saudara kandung Sawerigading (Raja Luwu). Lalu, Kerajaan Bombana di pecah menjadi tiga kerajaan kecil semasa pemerintahan Mokole Bombana Ke-III, Mokole Nungkulangi. Karena memiliki tiga pewaris, maka Kerajaan Bombana di pecah menjadi tiga kerajaan, yakni: * Kerajaan Kabaena (diperintah Ratu Indaulu sebagai Mokole Kabaena Ke-I atau Raja Bombana IV), * Kerajaan Rumbia (diperintah Ratu Tina Sio Ropa sebagai Mokole Rumbia Ke-I atau Raja Bombana I...
Kabaena adalah wilayah yuridiksi Kerajaan Bombana masa lampau, yang masih memiliki ikatan sejarah dan kebudayaan dengan Kerajaan Luwu. Raja (Mokole) Bombana Ke-I, Mokole Dendeangi adalah saudara kandung Sawerigading (Raja Luwu). Lalu, Kerajaan Bombana di pecah menjadi tiga kerajaan kecil semasa pemerintahan Mokole Bombana Ke-III, Mokole Nungkulangi. Karena memiliki tiga pewaris, maka Kerajaan Bombana di pecah menjadi tiga kerajaan; yakni Kerajaan Kabaena (diperintah Ratu Indaulu sebagai Mokole Kabaena Ke-I atau Raja Bombana IV), Kerajaan Rumbia (diperintah Ratu Tina Sio Ropa sebagai Mokole Rumbia Ke-I atau Raja Bombana IV), dan Kerajaan Poleang (diperintah Raja Ririsao sebagai Mokole Poleang Ke-I atau Raja Bombana IV). Pembagian ini sekaligus mengakhiri era hierarki Kerajaan Bombana, dan dimulainya era ketiga kerajaan tadi. Sepanjang sejarah Kerajaan Kabaena telah memerintah 25 Mokole. Beberapa Mokole yang terkenal adalah Ratu Indaulu, Mokole Maligana bergelar Rangka...
Kerajinan tangan “nentu” adalah salah satu kerajinan tangan berbentuk anyaman dengan bahan dasar batang tanaman merambat yang oleh masyarakat Muna dikenal sebagai “nentu”. Hasil kerajinan tangan “nentu” ini sudah sangat dikenal oleh para wisatawan yang berkunjung ke Muna. Produk-produk yang dihasilkan dari kerajinan tangan “nentu” ini sangat kuat dan tahan lama, karena batang “nentu” sebagai bahan dasar pembuatan kerajinan ini sangat kuat dan alot namun ringan. Bahkan konon katanya jauh lebih kuat dibanding anyaman berbahan dasar rotan sekalipun. Anyamannya pun sangat rapat dan rapi, tidak mudah koyak dan tidak mudah lapuk dalam waktu bertahun-tahun. Tanaman “nentu” tumbuh liar di hutan di Kabupaten Muna. Tanaman ini juga terdapat di Muna Barat, Buton Tengah, Buton, Buton Utara dan Bombana di Sulawesi Tenggara. “Nentu” sekilas seperti tanaman parasit yang tum...