×

Akun anda bermasalah?
Klik tombol dibawah
Atau
×

DATA


Kategori

Kerajaan

Provinsi

Sulawesi Tenggara

Asal Daerah

Kab. Bombana (Pulau Kabaena)

Kerajaan Kabaena - Kab. Bombana (Pulau Kabaena) - Sulawesi Tenggara

Tanggal 05 Mar 2018 oleh hallowulandari .

Kabaena adalah wilayah yuridiksi Kerajaan Bombana masa lampau, yang masih memiliki ikatan sejarah dan kebudayaan dengan Kerajaan Luwu. Raja (Mokole) Bombana Ke-I, Mokole Dendeangi adalah saudara kandung Sawerigading (Raja Luwu). Lalu, Kerajaan Bombana di pecah menjadi tiga kerajaan kecil semasa pemerintahan Mokole Bombana Ke-III, Mokole Nungkulangi. Karena memiliki tiga pewaris, maka Kerajaan Bombana di pecah menjadi tiga kerajaan; yakni Kerajaan Kabaena (diperintah Ratu Indaulu sebagai Mokole Kabaena Ke-I atau Raja Bombana IV), Kerajaan Rumbia (diperintah Ratu Tina Sio Ropa sebagai Mokole Rumbia Ke-I atau Raja Bombana IV), dan Kerajaan Poleang (diperintah Raja Ririsao sebagai Mokole Poleang Ke-I atau Raja Bombana IV). Pembagian ini sekaligus mengakhiri era hierarki Kerajaan Bombana, dan dimulainya era ketiga kerajaan tadi.
 
Sepanjang sejarah Kerajaan Kabaena telah memerintah 25 Mokole. Beberapa Mokole yang terkenal adalah Ratu Indaulu, Mokole Maligana bergelar Rangka Ea, Mokole Manjawari bergelar Lapati/Sapati Rampagau, dan Mokole Haji Muhammad Yasin bergelar Dai Pu’u Roda. Namun dari keempat Mokole itu yang paling tersohor adalah Mokole Manjawari. Dalam periode kepemimpinan Mokole Manjawari, beliau berhasil menahan serangan pasukan Tobelo yang hendak menyerang pulau Buton, Muna dan Kabaena. Dalam sejarah Sulawesi Tenggara dikenal kisah tiga ksatria, yakni Mokole Manjawari, Murhum putra Raja Sugimanuru Lakilaponto Muna, dan Raja Luwu. Ketiganya berhasil menahan sekaligus memukul mundur pasukan Tobelo.
 
Karenanya, kekuasaan Mokole Manjawari kian diperkokoh di wilayah Kabaena dan Selayar. Itulah mengapa Mokole Manjawari, Raja Kabaena Ke-7, diberi gelar Sapati Rampagau dan Opu Selayar dengan wilayah kekuasaan meliputi Kabaena dan Selayar.
 
 
Kerajaan Kabaena adalah pecahan dari kerajaan Bombana.
Kerajaan Bombana memiliki ikatan sejarah dan kebudayaan dengan Kerajaan Luwu. Raja (Mokole) Bombana Ke-I, Mokole Dendeangi adalah saudara kandung Sawerigading (Raja Luwu). Lalu, Kerajaan Bombana di pecah menjadi tiga kerajaan kecil semasa pemerintahan Mokole Bombana Ke-III, Mokole Nungkulangi. Karena memiliki tiga pewaris, maka Kerajaan Bombana di pecah menjadi tiga kerajaan, yakni:
 
* Kerajaan Kabaena (diperintah Ratu Indaulu sebagai Mokole Kabaena Ke-I atau Raja Bombana IV),
* Kerajaan Rumbia (diperintah Ratu Tina Sio Ropa sebagai Mokole Rumbia Ke-I atau Raja Bombana IV), dan
* Kerajaan Poleang (diperintah Raja Ririsao sebagai Mokole Poleang Ke-I atau Raja Bombana IV). Pembagian ini sekaligus mengakhiri era hierarki Kerajaan Bombana, dan dimulainya era ketiga kerajaan tadi.
 
Sepanjang sejarah Kerajaan Kabaena telah memerintah 25 Mokole. Beberapa Mokole yang terkenal adalah Ratu Indaulu, Mokole Maligana bergelar Rangka Ea, Mokole Manjawari bergelar Lapati/Sapati Rampagau, dan Mokole Haji Muhammad Yasin bergelar Dai Pu’u Roda. Namun dari keempat Mokole itu yang paling tersohor adalah Mokole Manjawari. Dalam periode kepemimpinan Mokole Manjawari, beliau berhasil menahan serangan pasukan Tobelo yang hendak menyerang pulau Buton, Muna dan Kabaena. Dalam sejarah Sulawesi Tenggara dikenal kisah tiga ksatria (baca: kisah tiga kesatria), yakni Mokole Manjawari, Murhum putra Raja Sugimanuru Lakilaponto Muna, dan Raja Luwu. Ketiganya berhasil menahan sekaligus memukul mundur pasukan Tobelo.
 
Karenanya, kekuasaan Mokole Manjawari kian diperkokoh di wilayah Kabaena dan Selayar. Itulah mengapa Mokole Manjawari, Raja Kabaena Ke-7, diberi gelar Sapati Rampagau dan Opu Selayar dengan wilayah kekuasaan meliputi Kabaena dan Selayar.
 
Olondoro
Olondoro adalah Ibu Negeri Kabaena pada masa pemerintahan district di Kabaena Tahun 1910 sampai Tahun 1938. Namun Ibu Negeri ini di masa lampau di kukuhkan pada tahun 1890 yakni dari periode Mokole/Raja kabaena di bawah pemerintahan i Ntawu Haji Muhammad Yasir Gelar Mbue Salama Hadia.
Kisah Mokole Kabaena XII (Mokanda Haji Djamaluddin i Mbuentama Motu’a)
 
Kawan, telah kukisahkan padamu bagaimana gebrakan visioner dan reformis yang dijalankan oleh Mbuentama Motu’a sehingga oleh Ratu Wilhelmina menganugerahkan tanda jasa pada beliau.
 
Tahukah kamu kawan, Prestasi fenomenal beliau:
1. Menyusun sistem adm pemerintahan Kamokole’a sesuai dgn adm sistem pemerintahan belanda, sistem pembukuan dan laporan pertanggungjawaban setiap tahun pada kontroleur.
2.Dalam bidang pajak, beliau langsung membayarkan pajak seluruh masyarakat pulau kabaena/tahun, nanti rakyat yg bayar pajak ke beliau jika mampu.
3. Pembangunan jalan sepulau Kάβάέňã sebagaimana yg kita nikmati hari ini
4. Memajukan sistem pendidikan.
 
Sumber
 
  • Sejarah kerajaan Kabaena: https://febryaristian.wordpress.com/2015/05/17/kerajaan-kabaena/
  • Suku Moronene: https://id.wikipedia.org/wiki/Suku_Moronene
  • https://febryaristian.wordpress.com/2015/05/17/kerajaan-kabaena/
  • https://sultansinindonesieblog.wordpress.com/sulawesi/kabaena-kerajaan/

DISKUSI


TERBARU


Mpaa Sere (Tari...

Oleh Aji_permana | 07 Jan 2025.
Tradisi

Mpaa Sere adalah tarian tradisional yang bertujuan untuk menyambut tamu penting sebagai bentuk penghormatan, sambil sesekali memperlihat ketangkasan...

Mpa'a Oro Gata

Oleh Aji_permana | 29 Dec 2024.
Tradisi

Mpa'a Oro Gata adalah salah satu permainan tradisional dari Bima, Nusa Tenggara Barat, yang diwariskan dari generasi ke generasi. Secara harfiah, ist...

Mpaa Kabanca (T...

Oleh Aji_permana | 28 Dec 2024.
Tradisi

Mpaa Kabanca adalah tradisi unik di Bima yang melibatkan atraksi di atas kuda. Dalam tradisi ini, peserta saling mengejek dan memperlihatkan kemampua...

Mpaa Buja Kanda...

Oleh Aji_permana | 28 Dec 2024.
Tradisi

Mpaa Buja Kandanda memiliki kesamaan dengan Mpaa Soka yang juga merupakan salah satu seni tarian dalam tradisi Bima, yaitu sama-sama menggunakan tomb...

Mpaa Soka (Sala...

Oleh Aji_permana | 28 Dec 2024.
Tradisi

Mpaa Soka adalah tarian tradisional resmi acara kenegaraan yang memperlihatkan ketangkasan prajurit menggunakan tombak.

FITUR


Gambus

Oleh agus deden | 21 Jun 2012.
Alat Musik

Gambus Melayu Riau adalah salah satu jenis instrumental musik tradisional yang terdapat hampir di seluruh kawasan Melayu.Pergeseran nilai spiritual...

Hukum Adat Suku...

Oleh Riduwan Philly | 23 Jan 2015.
Aturan Adat

Dalam upaya penyelamatan sumber daya alam di kabupaten Aceh Tenggara, Suku Alas memeliki beberapa aturan adat . Aturan-aturan tersebut terbagi dal...

Fuu

Oleh Sobat Budaya | 25 Jun 2014.
Alat Musik

Alat musik ini terbuat dari bambu. Fuu adalah alat musik tiup dari bahan kayu dan bambu yang digunakan sebagai alat bunyi untuk memanggil pend...

Ukiran Gorga Si...

Oleh hokky saavedra | 09 Apr 2012.
Ornamen Arsitektural

Ukiran gorga "singa" sebagai ornamentasi tradisi kuno Batak merupakan penggambaran kepala singa yang terkait dengan mitologi batak sebagai...