Mitologi Senggak merupakan seni tarik suara dari Ponorogo sejaka abad ke 9, yang berupa sorakan yang keras, tegas yang dilakukan oleh beberapa orang pria secara bersamaan yang terdengar seperti bentakan. Biasanya Senggak untuk mengiringi kesenian Reyog ponorogo karena apabila reyog tanpa senggak akan terasa hambar di pertunjukan tersebut. Dan senggak untuk saat ini tidak boleh di lakukan oleh perempuan. Senggak saat ini dapat dilihat pada saat seperti penggunaan yel-yel pada pramuka atau lomba berkelompok. Sejarah Pada awalnya, Senggak di gunakan sebagai sorakan penyemangat saat perkelahian sang raja antara kerajaan Bantaranhin dengan Lodaya hingga perkelahian antara group Reyog sendiri, dengan berkembangnya zaman senggak di gunakan juga sebagai pengiring gerakan penari Reyog. Kesenian yang menggunakan Senggak saat ini banyak kesenian yang menggunakan tarik suara senggak, seperti: 1. Reyog Ponorogo dan tarian asal ponorogo 2. Kuda Lumping (yang...
Budaya daerah, tradisi dan gaya hidup yang berbeda di setiap daerah merupakan daya tarik tersendiri bagi wisatawan untuk berkunjung. Budaya daerah ini antara lain, kesenian, pakaian adat, upacara adat, gaya hidup, dan kepercayaan. Budaya Surabaya yang terkenal antara lain Undukan Doro , Musik Patrol dan Manten Pegon . Salah satu upaya Pemerintah Kota Surabaya untuk melestarikan budaya kota Surabaya adalah dengan pemilihan Cak dan Ning Surabaya , yaitu duta budaya kota Surabaya. Kehidupan berkesenian Kota Surabaya tumbuh dengan baik. Kesenian tradisional dan modern saling melengkapi membentuk keragaman kesenian Surabaya. Kesenian tradisional tumbuh karena perjalanan sejarah melawan penjajahan zaman dahulu sampai saat ini tetap dilestarikan. Bentuk kesenian tradisional banyak ragamnya. Ada seni tari, seni musik dan seni panggung. Sudah sangat dikenal kalau Ludruk adalah kesenian rakyat asli Jawa Timur. Kesenian rakya...
Alkisah di jaman dahulu kala, di Pulau Majeti ada seorang pertapa bernama Sang Aji Saka, dengan didampingi empat orang sahabatnya yaitu bernama: Dugo, Dora, Prayoga, Sembada. Terdorong oleh keinginan yang membara Sang Aji Saka ingin pergi ke pulau Angejawi (Jawa) dengan diikuti tiga sahabatnya Dugo, Prayoga dan Dora. Sedangkan Sembada ditugaskan di pertapaan menunggu keris pusaka Sang Aji Saka. Pesan Sang Aji Saka kepada Sembada: sepergi saya ke pulau Jawa, siapapun orangnya tidak boleh mengambil keris pusaka, kecuali Sang Aji Saka sendiri. Dan Sembada teguh memegang pesan dan janji sebagaimana yang diamanatkan oleh Sang Aji Saka. Perjalanan Sang Aji Saka sampai di Pulau Jawa. Pada waktu itu keadaan di pulau Jawa sedang terjadi malapetaka dan huru-hara, karma adanya seorang raja dari negara Medang Kamolan yang berjejuluk Prabu Dewata Cengkar, yang tak henti-hentinya memakan daging manusia laki-laki. Sehingga kehidupan masyarakat di pulau Jawa semakin gonjang-ganjing, dan masyara...
Konon menurut cerita para tetua di Kabupaten Tulungagung, ada seorang Jejaka bernama Joko Budeg yang keturunan orang biasa dan Roro Kembang Sore dari keluarga Ningrat. Joko Budeg sangat mendambakan Roro Kembangsore menjadi pasangan hidupnya, karena Joko Budeg mencintai Kembangsore dengan sepenuh hatinya. Tentu saja keinginan Joko Budeg yang berlebihan ini tidak mendapat tanggapan dari Kembang Sore, karena Kembang Sore berpendapat bahwa Joko Budeg bukanlah pasangan yang setimpal untuk dirinya. Sebagai lelaki Joko Budeg tidak pernah surut keinginannya untuk mempersunting wanita idamannya, berbagai cara sudah dilakukan agar keinginannya bisa terwujud. Lama kelamaan hati Kembang Sore yang keras bagaikan batu, luluh oleh keseriusan Joko Budeg mendekati dirinya. Tetapi tentu saja keinginan ini tidak serta merta diterima begitu saja oleh Kembang Sore. Roro Kembang Sore mau menerima lamaran Joko Budeg dengan persyaratan yang harus dipenuhi oleh Joko Budeg. Kembang Sore mau dipersunti...
Sebagian besar orang tua Jawa pasti sering mendengar legenda Gunung Arjuna. Gunung Arjuna adalah gunung yang terletak di Kabupaten Malang, Jawa Timur, dengan ketinggian kurang lebih 3.369 meter di atas permukaan laut sehingga seringkali terlihat cukup jelas dari Kota Surabaya sekalipun saat cuaca sangat cerah. Legenda Gunung Arjuna cukup familiar. Sesuai namanya, gunung ini sangat erat kaitannya dengan kisah Sang Arjuna, salah satu anggota Pandawa dari kisah Mahabharata. Dahulu kala, tersebutlah Arjuna yang pergi ke sebuah gunung tinggi di Pulau Jawa. Niat awal Arjuna untuk datang jauh jauh dari hastinapura ke jawadwipa adalah untuk bersemedi mendekatkan diri dengan Sang Maha Pencipta dan Pemberi Anugerah. Di sana pula Arjuna berencana untuk memohon kesaktian lebih dalam rangka memerangi Kurawa yang terkenal jahat itu. Setiba di lereng gunung, Arjuna duduk bersemedi di atas sebuah batu besar dan memusatkan pikiran dengan penuh khusyuk. Karena saking khusyuknya, tubuh Arjuna...
Sejarah Asal Usul Nama Kabupaten Situbondo Berdasarkan Legenda Pangeran Situbondo, nama Kabupaten Situbondo berasal dan narna Pangeran Situborido atau Pangeran Aryo Gajah Situbondo, dimana sepengetahuan masyarakat Situbondo bahwa Pangeran Situbondo tidak pernah menampakkan diri, hal tersebut dikarenakan keberadaannya di Kabupaten Situbondo kemungkinan sudah dalam keadaan meninggal-dunia akibat kekalahan pertarungannya dengan Joko Jumput, sehingga hanya ditandai dengan ditemukannya sebuah 'odheng' (ikat kepala) Pangeran Situbondo yang ditemukan di wilayah Kelurahan Patokan dan sekarang dijadikan Ibukota Kabupaten Situbondo.Sedangkan menurut pemeo yang berkembang di masyarakat, arti kata SITUBONDO berasal dan kata : SITI = tanah dan BONDO ikat, hal tersebut dikaitkan dengan suatu keyakinan bahwa orang pendatang akan diikat untuk menetap di tanah Situbondo, Kenyataan mendekati kebenaran karna banyak orang pendatang yang akhirnya menetap di Kabupaten Situbondo....
Tanian Lanjang Layaknya setiap suku bangsa di Indonesia yang memiliki ciri khas dalam setiap aspeknya, Situbondo juga memiliki sesuatu yang bisa langsung dikenali sebagai ikon budaya. Tanian Lanjang, adalah salah satu yang bisa menjelaskan secara spontan tentang Situbondo. Tanian Lanjang adalah rumah tradisional khas dari Situbondo yang memiliki ciri halaman yang luas dan hunian yang besar dan megah, dengan arsitektur yang unik terbuat dari kayu jati, dihiasi dengan ukiran kayu dan interior khas Jawa Situbondo. Pada mulanya, rumah tradisional ini disiapkan untuk memmbentuk para keturunan masyarakat Situbondo untuk bisa saling berbagi dengan anggota keluarga yang tinggal dalam satu rumah tersebut. Hal ini juga mengajarkan untuk hidup damai dan saling berdampingan dengan sesama anggota keluarga. Pengujung yang datang ke Sikasur selalu meluangkan waktu untuk berkemah dan menikmati suasana alam yang indah. Di padang rumput ini terdapat lapangan terbang yang sudah tid...
Kisah misteri GUA yang tembus ke madura Mengunjungi Petilasan Syekh Maulana Ishaq di Bukit Pecaron Meski hanya sebuah petilasan (tempat munajat), dalam kamar utama bertuliskan Syekh Maulana Ishaq itu terdapat sebuah bangunan makam. Terdapat juga dua batu hitam mengkilap di kamar berukuran 4 x 4 meter. Batu itulah yang diyakini sebagai tempat duduk sang Syekh dalam bermunajat kepada Yang maha Kuasa. Begitu sampai di Bukit Pecaron, pengunjung sudah bisa bernafas lega. Mereka sudah tidak perlu lagi mengatur irama nafasnya, sebagaimana yang dilakukan saat mendaki jalan setapak menuju ke puncak Pecaron. Para pengunjung juga sudah dapat beristirahat sejenak sebelum berdoa di depan petilasan Syekh Maulana Ishaq. Ada dua bangunan di puncak bukit Pecaron. Satu bangunan berukuran sekitar 4 meter x 6 meter. Pelataran ini biasanya digunakan untuk tempat peristirahatan sekaligus tempat antre para pengunjung yang akan masuk ke tempat munajat Syekh Maulana Ish...
Petilasan Syekh Maulana Ishaq PETILASAN SYEKH MAULANA ISHAQ PECARON SITUBONDO Latar Belakang Syeikh Maulana Ishak berasal dari negara timur, beliau berkelana menyebarkan ajaran islam. Dan pada saat itu beliau berada disebuah tempat yang bernama Blambangan, ketika itu beliau mendengar ada sayembara di Kerajaan Blambangan. Sang Raja Blambangan, Minak Sembuyu mengeluarkan sayembara yang isinya, siapa saja yang bisa menyembuhkan putrinya yang bernama Dewi sekardadu yang sedang sakit parah, apabila laki-laki akan dijadikan menantu dan apabila perempuan dijadikan saudara Dewi sekardadu sekaligus mendapatkan separuh kekuasaan di kerajaan Blambangan. Syekh Maulana Ishaq pun mengikuti sayembara tersebut dengan sarat jika Syekh Maulana Ishaq berhasil menyembuhkan putrinya raja Blambangan harus masuk Islam dan akhirnya persaratan tersebut disetujui dan Syekh Maulana Ishaq pun berhasil memenangkan...