×

Akun anda bermasalah?
Klik tombol dibawah
Atau
×

DATA


Kategori

Cerita Rakyat

Elemen Budaya

Cerita Rakyat

Provinsi

Jawa Timur

Legenda Gunung Arjuna

Tanggal 07 Apr 2015 oleh Oase .

Sebagian besar orang tua Jawa pasti sering mendengar legenda Gunung Arjuna. Gunung Arjuna adalah gunung yang terletak di Kabupaten Malang, Jawa Timur, dengan ketinggian kurang lebih 3.369 meter di atas permukaan laut sehingga seringkali terlihat cukup jelas dari Kota Surabaya sekalipun saat cuaca sangat cerah. Legenda Gunung Arjuna cukup familiar. Sesuai namanya, gunung ini sangat erat kaitannya dengan kisah Sang Arjuna, salah satu anggota Pandawa dari kisah Mahabharata.


Dahulu kala, tersebutlah Arjuna yang pergi ke sebuah gunung tinggi di Pulau Jawa. Niat awal Arjuna untuk datang jauh jauh dari hastinapura ke jawadwipa adalah untuk bersemedi mendekatkan diri dengan Sang Maha Pencipta dan Pemberi Anugerah. Di sana pula Arjuna berencana untuk memohon kesaktian lebih dalam rangka memerangi Kurawa yang terkenal jahat itu.

Setiba di lereng gunung, Arjuna duduk bersemedi di atas sebuah batu besar dan memusatkan pikiran dengan penuh khusyuk. Karena saking khusyuknya, tubuh Arjuna memancar sinar yang sangat terang dan gunung itu terangkat dari bumi. Semakin tinggi dan semakin tinggi terangkat gunung tersebut menyebabkan dewa dewi di khayangan sangat resah. Bila diteruskan seperti itu adanya, para dewa khawatir gunung itu akan menabrak khayangan dan menghancurkan tatanan dunia dan bencana besar yang tidak akan berkesudahan.

Untuk mencegah agar hal itu tidak terjadi, para dewa melakukan cara pencegahan. Bhatara Narada datang menemui Arjuna yang sedang semadhi untuk menasehati, "Wahai Arjuna Putra Pandu yang maha bijaksana, kami para dewa memohon agar engkau menghentikan semadhimu ini. Gunung ini terangkat begitu tinggi dan dapat menabrak khayangan. Bila itu terjadi maka dunia akan mengalami bencana yang amat besar, kumohon hentikan semadhi mu ini wahai Arjuna". Arjuna mendengarkan apa yang diucapkan Narada, namun keinginannya untuk mendapatkan anugrah lebih tidak pupus. Arjuna terus melanjutkan semadhinya.

Mengetahui hal tersebut, Narada kembali dan melaporkannya kepada Bhatara Guru dan untuk kedua kali Bhatara Guru mengirimkan para bidadari cantik untuk menggoda Arjuna. Bidadari yang diutus begitu banyak dan menari nari di depan Arjuna, bahkan ada yang sengaja menggoda dengan menyentuh arjuna atau menggelitiknya. Namun hal itu sia sia, para bidadari itu kembali dengan tangan hampa.

Bhatara Guru belum menyerah, kali ketiga ia mengirim setan-setan dan dedemit untuk menakut nakuti Arjuna. Namun bukannya terganggu, Arjuna merasa ini adalah permainan yang menantang. Semakin diganggu ia semakin khusyuk semadhi. Ia semakin yakin ia harus semakin kuat demi kemenangan gemilang melawan kurawa. Setan-setan dan para dedemit yang dikirim Bhatara Narada pun pulang dengan kekecewaan.

Bhatara Narada dan para dewa dewi khayangan mulai putus asa. Namun, tiba tiba Narada teringat akan orang yang selalu ada dekat dengan Arjuna. Dia adalah Bhatara Ismaya, yang tidak lain adalah Semar.

"Wahai Bhatara Ismaya... Semar..., aku butuh bantuanmu."

"Ada apa wahai Bhatara Guru... apa yang bisa saya lakukan untukmu?"

Bhatara Guru menceritakan segalanya dan Semar sebagai orang terdekat Arjuna menyanggupi permintaan itu.

Semar mendatangi Arjuna bersama pembantunya yang bernama Togog. Demi menghentikan semadhi itu, Semar bersama Togog mengubah diri mereka untuk menjadi sangat besar dan kemudian berdiri di dua sisi yang berbeda. Dengan kesaktiannya, Semar memotong gunung besar itu dan melemparnya jauh ke tenggara. Dentuman keras potongan gunung itu akhirnya membangunkan Arjuna, dan betapa kagetnya ia melihat Semar begitu besar.

"Wahai Eyang Semar, kenapa kau potong Gunung ini? Dengan begini aku tidak dapat menyelesaikan semadhiku, dan tidak mendapatkan kesaktian yang aku inginkan" ujar Arjuna.

"Arjuna... untuk apa lagi kau meminta kesaktian. Bukankah kesaktian yang ada sekarang sudah lebih dari cukup, Raden Arjuna??" tanya Togog.

"Raden Arjuna... kesaktian itu adalah imbuh dari sebuah tanggung jawab, yang kau lakukan sudah melebihi tanggung jawab yang kau miliki. Bersikaplah rendah hati. tak semua orang bisa seperti Raden... tak semua orang bisa sesakti Raden. Namun disini Raden masi berusaha menggapai langit," tuturnya.

"Ingat Raden Arjuna, yang kau lakukan bisa saja menghancurkan alam semesta beserta dunia. Kesaktian yang sangat berlebih tak hanya menghancurkan diri sendiri, tapi juga orang lain." Semar menjelaskan begitu tegas.

Arjuna terhenyak dan bersujud di depan Semar dan Togog. Ia mengakui betapa rasa serakah sudah menggelayuti hatinya. Semar dan Togog memaafkan. Hingga sekarang orang Jawa percaya Gunung Arjuna adalah tempat di mana Arjuna pernah semadhi, sedangkan potongan gunung yang dilempar itu sekarang dinamakan Gunung Wukir yang terletak di Batu Malang.


Dari cerita legenda itu kita bisa mengambil pesan bahwa, seseorang dalam hal apapun harus tetap rendah hati. Kekuasaan lebih menimbulkan tanggung jawab yang lebih. Kekuasaan yang berlebihan akan membawa bencana.

Bukan berarti kita tidak boleh mencapai setinggi tingginya cita cita di langit, tetapi bila kekuasaan itu adalah sesuatu yang destruktif sebaiknya kita mulai mengambil langkah untuk berhenti.

Bilamana cita-cita yang akan kita capai selalu dihambat, mungkin saja bukan cita-cita itu yang salah. Tapi mungkin saja niatan dibalik pencapaian cita cita itu yang buruk.

Sumber: http://jurirakyat.blogspot.com/2014/10/cerita-rakyat-legenda-gunung-arjuna.html?m=1

DISKUSI


TERBARU


ASAL USUL DESA...

Oleh Edyprianto | 17 Apr 2025.
Sejarah

Asal-usul Desa Mertani dimulai dari keberadaan Jaka Tingkir atau Mas Karebet atau Sultan Hadiwijaya yang menetap di Desa Pringgoboyo, Maduran, Lamong...

Rumah Adat Karo...

Oleh hallowulandari | 14 Apr 2025.
Rumah Tradisional

Garista adalah Rumah Adat Karo di Kota medan yang dikenal sebagai Siwaluh Jabu. Rumah adat ini dipindahkan dari lokasi asalnya di Tanah Karo. Rumah A...

Kearifan Lokal...

Oleh Artawan | 16 Mar 2025.
Budaya

Setiap Kabupaten yang ada di Bali memiliki corak kebudayaan yang berbeda antara satu daerah dengan daerah yang lainnya. Salah satunya Desa Adat Tenga...

Mengenal Sejara...

Oleh Artawan | 16 Mar 2025.
Budaya

Pura Lempuyang merupakan salah satu tempat persembahyangan umat hindu Bali tertua dan paling suci di Bali. Terletak di lereng Gunung Lempuyang, di Ka...

Resep Layur Bum...

Oleh Masterup1993 | 24 Jan 2025.
Makanan

Ikan layur yang terkenal sering diolah dengan bumbu kuning. Rasa ikan layur yang dimasak dengan bumbu kuning memberikan nuansa oriental yang kuat...

FITUR


Gambus

Oleh agus deden | 21 Jun 2012.
Alat Musik

Gambus Melayu Riau adalah salah satu jenis instrumental musik tradisional yang terdapat hampir di seluruh kawasan Melayu.Pergeseran nilai spiritual...

Hukum Adat Suku...

Oleh Riduwan Philly | 23 Jan 2015.
Aturan Adat

Dalam upaya penyelamatan sumber daya alam di kabupaten Aceh Tenggara, Suku Alas memeliki beberapa aturan adat . Aturan-aturan tersebut terbagi dal...

Fuu

Oleh Sobat Budaya | 25 Jun 2014.
Alat Musik

Alat musik ini terbuat dari bambu. Fuu adalah alat musik tiup dari bahan kayu dan bambu yang digunakan sebagai alat bunyi untuk memanggil pend...

Ukiran Gorga Si...

Oleh hokky saavedra | 09 Apr 2012.
Ornamen Arsitektural

Ukiran gorga "singa" sebagai ornamentasi tradisi kuno Batak merupakan penggambaran kepala singa yang terkait dengan mitologi batak sebagai...